***
Sesampai di rumah hari sudah sore. Alya melihat segala perlengkapan maupun berkas-berkas yang dia perlukan sudah dipersiapkan oleh papa.
Alya melihat sebuah koper berada di sisi kursi di ruang tengah.
"Al, semua sudah lengkap, tinggal kamu tata dan kamu masukkan ke dalam kopermu itu."
Papa yang tiba-tiba masuk ke ruang tengah mengagetkan Alya yang sedang menatap kopernya.
"Iya pa, ini akan Alya tata dan masukkan ke dalam koper." Jawab Alya.
"Dan ini tiketnya. Nanti kamu berangkat dari rumah sekitar pukul dua dijemput oleh travel ke rumah. Jadwal pesawat pukul 06.00 pagi Al. Awas jangan sampai telat!"
Pesan papa kepada Alya, sambil meletakkan sebuah amplop di atas meja, dekat dengan berkas-berkas yang lain.
Mama di dalam kamar Alya untuk menyiapkan pakaian Alya yang akan dibawa.
"Al, baju mana saja yang akan kamu bawa?"
Alya masuk ke kamarnya, membantu mama menyiapkan segala keperluannya.
"Oh iya Al, kalau sudah sampai di sana, kasih kabar sama mama dan papa. Jangan lupa ucap salam di tempat yang baru kamu datangi.
Jaga nama baik diri sendiri! Jaga nama baik kedua orang tua! Jaga sikapmu dimanapun kamu berada!"
Pesan mama yang tidak bosan-bosannya selalu diulang-ulang untuk Alya. Supaya Alya selalu mengingatnya.
"Iya ma, insya Allah Alya tidak akan lupa kok, semua pesan-pesan mama akan selalu Alya ingat sampai kapanpun, ma. Alya pasti akan kangen sama mama,
Doakan Alya ya ma, semoga Alya di sana nanti cepat dapat kerja, dan betah tinggal di sana dan jadi orang sukses."
Alya memeluk mama dari belakang dengan manja.
"Iya sayang, mama pasti selalu berdoa untuk kamu siang dan malam, mama selalu menyebut nama Alya di setiap mama selesai sholat, hemmm …"
Mama membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Alya, kemudian meraih kepala Alya ditarik ke dalam pangkuan nya.
"Aamiin." Jawab Alya.
Jadi teringat lagu yang pernah kudengar di sebuah siaran di radio,
Di waktu ku masih kecil, gembira dan senang
Tiada duka ku kenal, tak kunjung mengerang
Di sore hari nan sepi....ibuku bertelut
Sujud berdoa kudengar namaku disebut
Di doa ibuku ada namaku disebut ...
*****
Malam semakin menggulita, setia menemani Alya yang sedang duduk termenung sambil memperhatikan orang-orang yang sedang tidur di ruang tengah itu.
Alya yang selalu berpikiran positif dan menepiskan pikiran-pikiran negatif, di saat melihat orang-orang yang Alya sayangi yang katanya melekan, ternyata tidur pulas, membuat Alya mengulas senyum tipis di bibirnya.
Sejak sore tadi semua saudara berkumpul di rumah, mereka ingin mengantar kepergian Alya. Ada saudara dari mama dan juga saudara dari papa. Mereka semua berkumpul, bersenda gurau bersama, sambil menunggu datangnya mobil travel yang akan menjemput Alya.
"Al, kamu tidur saja sana! Kan masih nanti pukul 02.00 kamu dijemput travelnya, jadi sekarang persiapkan untuk dirimu selama di perjalanan nanti!" Saran kak Yono, saudara sepupu Alya.
"Apa begitu ya kak, tapi nggak enak juga lho, yang lain pada melek masa aku tidur, sih hehehe…" Jawab Alya cengengesan.
Bukti menyatakan, sampai pukul 01.00 tinggal papa saja yang masih setia membuka mata. Yang lain sudah terlelap.
"Tut … tut ... tut …." Handphone Alya berbunyi.
"Selamat malam," sapa Alya setelah membuka sambungan panggilan di handphone.
"Selamat malam, benar ini dengan Alya Prameswari?" Suara dari seberang.
"Iya benar. Ini dengan siapa?" Tanya Alya.
"Ini dari travel mbak, mobil travel setengah jam lagi datang menjemput di alamat yang diberikan kepada kami saat membeli tiket kemarin." Suara dari seberang.
"Oh iya pak, siap menunggu jemputannya, pak." Sahut Alya.
"Oke ditunggu ya mbak sampai mobil travelnya datang. Selamat malam."
"Selamat malam."
Sambungan handphone diputus.
Alya sudah siap dengan jaket, kaos kaki, dan perlengkapan yang dibawa lainnya.
"Sayang, hati-hati di jalan ya, Mama berdoa meminta kepada Allah, semoga perjalanan Alya lancar dan selamat sampai tujuan, Aamiin." Kata Mama sambil mengelus kepala Alya.
"Iya, Ma. Aamiin. Mohon doa restunya ya Ma, semoga Alya betah di sana dan menjadi orang sukses, Aamiin." Alya mohon doa restu kepada mama.
Duduk di samping Mama, Papa juga mengelus kepala dan bahu Alya,
"Al, hati-hati di sana! Di tempat baru tempat yang rawan harus bisa jaga diri, kesehatan terutama, jaga pola makan jangan sampai telat makan!" Pesan Papa untuk Alya.
"Iya, Pa, semua pesan Papa dan Mama akan selalu Alya ingat. Mohon doanya ya Pa," jawab Alya.
Alya merangkul Papa dan mencium kedua pipi Papa. Papa pun membalasnya demikian.
Papa dan Mama menginginkan Alya mandiri, sukses, bisa jadi anak kebanggaan orang tua. Makanya Papa langsung mengirim Alya pergi keluar kota, walaupun sebenarnya dari lubuk hati Papa menjerit tidak tega melepas anaknya pergi merantau. Tapi tega tidak tega, Papa harus melakukan ini demi masa depanmu, nak. Karena tidak selamanya kamu akan bersama kami. Semua ada masanya.
Kemudian Alya berpindah merangkul dan mencium kedua pipi Mama, Mama pun membalas demikian kepada Alya.
Allahumma Barìklìy Fìì Awladìy, Wa Laa Tadhurruhum, Wa Waf Fìqhum Lì Tho’atìk, War Zuqnìy Bìrrohum.
”Ya Allah limpahkanlah barokah kepadaku dan anak-anakku, janganlah Engkau timpakan mara bahaya kepada mereka, limpahkanlah kepada mereka taufik untuk taat kepada-Mu dan karuniakanlah kepadaku rezeki berupa bakti mereka.”
Amalan utama orang tua adalah berdoa untuk anak-anaknya, agar jadi anak yang berbakti terutama dalam hal yang berkaitan dengan masalah keagamaan dan akhirat.
"Tiiin... tiiin … tiiin…."
Suara klakson mobil berasal dari depan rumah.
Papa keluar dan dilihatnya mobil travel telah berhenti di depan pintu gerbang.
"Nak, mobilnya sudah datang."
Papa memberitahu kepada Alya.
"Iya, Pa."
Orang-orang yang tidur di ruang tengah, mulai bangun satu persatu. Mereka mengucapkan selamat jalan semoga selamat sampai tujuan kepada Alya, merangkul dan mencium Alya secara bergantian.
"Al, nanti kalau pulang bawa calon suami, ya," gurau kak Yono.
"Hehehe ... ya siapa tahu ketemu kak, kalau belum ya pulang sendiri hehehe …." Jawab Alya yang tidak ketinggalan dengan tawa kecil di bibirnya.
Semua ikut tertawa mendengar gurauan kocak Yono.
Setelah peluk cium untuk Alya selesai, bersamaan dengan itu, pak sopir mobil travel turun dari mobil, mengambil tas dan koper milik Alya untuk dimasukkan ke dalam bagasi mobil.
Dilihat oleh Alya, di dalam mobil sudah banyak penumpang dengan tujuan yang sama yaitu ke bandara Juanda.
"Baik-baik ya kalian semua selama aku tidak ada, titip Mama dan Papa aku, ya!"
Kata Alya kepada semua saudara-saudara yang ada di situ.
Kemudian Alya naik ke dalam mobil.
"Assalamualaikum…," salam perpisahan Alya kepada semua.
"Waalaikumsalam …." Jawab mereka serempak.
Mobil pun berjalan memecahkan keheningan malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Langit Biru
ayo Alya wujudkan impian orang tuamu. bikin Papa dan Mama bangga padamu
2022-05-28
1