''Maaf aku tak bisa,'' Mika bangkit lalu duduk dengan selimut yang menutupi bagian depan tubuhnya.
''Kenapa? bukankah kamu juga masih mencintai aku?'' tanya Daniel.
Kemudian dia pun duduk di belakang Mika, melingkarkan tangan di perut ramping Mikaila dengan kepala yang di sandarkan di pundak wanita tersebut.
''Jika kita melakukan itu, bagaimana dengan ayahmu? dia pasti akan sangat terluka, dan tentunya sebagai seorang wanita, aku akan merasa sangat hina, karena berselingkuh dengan anak Tiriku sendiri.''
''Lalu apa yang sudah kita lakukan saat ini?''
''Ini adalah sebuah kesalahan, anggap saja aku khilaf, dan kita tak boleh melakukan ini lagi, ya ...?''
''Mika, aku mohon, aku sungguh mencintaimu, aku tak sanggup lagi menahan kepedihan dan rasa sakit ini, aku sudah mencoba bertahan, melupakanmu dan bahkan bergonta-ganti pacar, tapi tidak ada satupun dari mereka yang dapat menggantikan dirimu di hatiku, Mika,'' Daniel membenamkan kepalanya di leher wanita yang sangat di cintai'nya itu.
''Aku mengerti perasaan'mu, aku pun merasakan hal yang sama, aku mencintaimu, kamu adalah satu-satunya laki-laki yang telah mengisi hatiku selama 7 tahun ini, tapi, itu dulu, aku sekarang sudah menjadi istri ayahmu, dan kamu anak tiriku, mana mungkin aku berani selingkuh denganmu, Daniel?''
Daniel pun menarik raga polos Mikaila, berbaring bersama seraya memeluknya dengan begitu erat, matanya pun terlihat berkaca-kaca, kembali menelan kekecewaan karena di tolak oleh wanita yang kini telah menjadi ibu tirinya.
''Aku harus pergi sekarang, untuk malam ini, anggap saja ini adalah sebuah kesalahan, aku doakan semoga kamu bisa mendapatkan wanita pengganti yang lebih baik dari aku.''
Mika memutar badan dan berbaring tepat di samping Daniel, dengan wajah yang sangat dekat, dan raga yang tanpa jarak sedikitpun.
''Kita lihat saja nanti, apakah kamu masih bisa menahan hasrat mu kepada'ku, aku yakin, hanya aku Laki-laki yang kamu cintai dan aku akan merebut'mu kembali, membuatmu bertekuk lutut, memohon untuk kembali kepadaku,'' Daniel dengan penuh penekanan.
Mika pun tersenyum, menatap wajah tampan Daniel, laki-laki yang memang sudah sangat dia rindukan, dia tidak menanggapi ucapan yang baru saja keluar dari bibir seorang Daniel, dia berpikir bahwa mungkin, mantan kekasihnya tersebut sedang patah hati yang mendalam, itu sebabnya pria itu mengatakan hal itu.
''Aku pergi sekarang,'' lirih Mikaila.
Dia bangkit lalu meraih satu-persatu pakaian yang berserakan di begitu saja di atas lantai lalu memakainya.
Setelah seluruh pakaiannya lengkap di kenakan, dia pun mulai berjalan secara perlahan keluar dari dalam kamar, namun sebelumnya, dia menoleh terlebih dahulu ke arah pria yang kini masih menatap dirinya dengan tatapan nanar dengan mata yang terlihat berkaca-kaca.
Ceklek ...
Dia pun membuka pintu dan keluar dari dalam kamar hotel. Berjalan menyusuri koridor dengan jiwa yang terasa melayang, dan pikiran kosong seolah sedang tidak berada di tempatnya, langkah'nya pun terlihat gontai dengan tubuh yang terasa lelah setelah melakukan hal terlarang bersama anak tirinya sendiri.
'Apa yang telah aku lakukan? mengapa aku tega sekali melakukan hal ini di malam yang seharusnya aku habiskan bersama suamiku? aku sungguh wanita jahat.' ( Batin Mika, merasa menyesal )
Dia pun sampai di depan pintu hotel dimana tempatnya menginap bersama sang suami, Mika nampak merapikan pakaian yang dia kenakan'nya terlebih dahulu, sebelum dia mulai membuka pintu secara pelan.
Ceklek ...
Pintu pun di buka, Mikaila masuk kedalam kamar dengan langkah kaki pelan berusaha untuk tidak menimbulkan suara, tidak ingin membangunkan suaminya yang tadi sudah tertidur lelap.
''Kamu dari mana, Mika?''
Tiba-tiba terdengar suara Richard, dia berdiri di balkon dengan segelas anggur di dalam genggamannya.
''Eu ... mas, tadi aku habis nyari udara segar di luar ...!'' Mika menjawab dengan suara yang terdengar terbata-bata dan gugup tentu'nya.
''Benarkah ...? kamu tidak membohongi mas, kan?''
Richard menatap wajah Mikaila dengan tatapan tajam, membuat Mika semakin gugup dan tubuh yang gemetar sebenarnya, merasa takut kalau suaminya tersebut mengetahui apa yang baru saja dia lakukan.
''Nggak, mas. Aku gak bohong.''
''Syukurlah...! Kemari'lah, temani mas minum segelas anggur, mas tahu kamu masih belum siap melakukan malam pertama kita, mas tidak akan memaksa kamu, mas akan menunggu sampai kamu siap,'' Richard dengan suara pelan dan lemah lembut.
Mikaila pun menghampiri suaminya tersebut, dia berdiri tepat di samping sang suami.
''Aku minta maaf, mas. Aku memang belum siap.''
''Gak apa-apa, mas mengerti bagaimana perasaan kamu. Mas tahu kamu terpaksa menerima pernikahan ini, mas juga tahu kamu tidak mencintai mas, tapi mas akan sabar menunggu sampai kamu siap dan bisa menerima mas sebagai suami kamu.''
''Terima kasih karena telah mengerti perasaan aku, mas.'' Mika dengan suara datar.
''Ayahmu itu sahabat terbaik mas, kami bahkan sudah bersahabat dari semenjak mas masih remaja, bukan sekedar sahabat, mas bahkan sudah menganggap dia seperti saudara mas sendiri. Di saat teman-teman lain menjauhi mas karena merasa minder dengan kekayaan yang kedua orang tua mas miliki, sedangkan dia tidak, ayahmu, dia menemani dan menjadi sahabat sejati mas, bahkan sampai ajal menjemput pun, dia percaya pada mas, dan menitipkan kamu kepada mas.''
''Jujur, mas mencintai kamu, sejak pertama kali kita bertemu, tapi ayahmu sama sekali tidak mengetahui hal itu, dan sampai akhirnya dia menitipkan kamu pada mas, sepertinya dia memang tahu bahwa mas menyukai kamu.'' Ucap Richard panjang lebar, lalu meneguk gelas anggur yang berada di dalam genggamannya.
Mika tertegun, mendengar suaminya menceritakan sang ayah, membuatnya merindukan mendiang ayah yang kini telah tiada, Mika memang sangat dekat dengan Almarhum ayahnya, sementara ibu Mika sendiri, dia tidak tahu berada di mana, karena kedua orang tuanya sudah berpisah dari semenjak dirinya masih kecil, Mika pun sedikit berkaca-kaca membayangkan sosok ayah.
''Maaf, karena mas membuatmu sedih, kamu pasti sangat rindu dengan ayahmu?''
Mika mengangguk, air matanya pun mulai berjatuhan membasahi pipi putih'nya, sang suami pun mendekat dan memberikan segelas anggur yang memang telah dia sediakan sebelumnya.
Dengan tangan gemetar, Mikaila pun menerima anggur tersebut dan meneguknya hanya dengan satu tegukan saja.
''Pelan-pelan, nanti kamu tersedak lho ...!''
Mika pun tersenyum seraya mengusap bibir bawahnya yang basah dengan anggur merah, jujur saja, melihat bibir ranum sang istri membuat hasrat seorang Richard pun seolah terbangun'kan, dia menatap bibir merah itu lalu hendak mengecupnya pelan, namun, Mikaila sang istri memalingkan wajahnya membuat pria gagah itu menelan kekecewaan.
Visual para pemeran utama.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹 🌹 🌹 🌹 🌹 🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
🌸⚘Sayõnarã_Que3nza ⚘🌸
Padahal bisa saja menitipkan dalam artian berbeda... Dan mungkin karena kau suka dgn mika, kau mengubah perjanjian itu, mungkin.
2022-12-03
2
ready
gue kalo jadi Mika mending kabur kawin lari sama Daniel, ato paling gak jujur aja kalo dia pacar anak nya
2022-10-20
2
Akira Pratiwie
tua Bangka GK Taw diri..cinta saat prtama brtemu..sadar lah diseusia anak u..
2022-09-25
2