"Heh, kan memang seperti itu!" jawab Rendi dengan nada bangga.
Mendengar jawaban Rendi, Andika diam diam menyeringai sambil membatin. "Begitu ya, menarik."
"Jadi, keluar dari perusahaan ini sekarang juga!" usir Rendi.
Andika menatap Rendi seolah olah terkejut sambil berkata, "Kenapa aku harus menuruti perintah mu?"
Pegawai yang ada di sana merasa tidak percaya dan menggeleng kan kepala karena merasa perdebatan Andika dan Rendi merupakan adegan yang konyol bagi mereka.
Juga di mata mereka, Andika bergitu tak masuk akal karena menjadikan diri nya sebagai bahan tertawaan sebab masih tetap ingin bekerja di perusahaan ini walaupun telah di pecat seperti orang gila yang telah kehilangan akal sehatnya.
"Astaga, apakah Andika di sini karena ada Erika? Bagaimanapun juga mereka kan sempat berpacaran. Aku yakin Andika pasti sangat sulit untuk melupakan Erika." ucap salah satu pegawai perempuan yang ada di sana sambil menghela nafas.
Pegawai perempuan di samping pegawai yang berucap itu juga berpikiran hal yang sama. Bagaimana pun juga semua pegawai yang ada di perusahaan ini tau bagaimana dekatnya Andika dengan Erika dulu saat berpacaran.
Tak hanya pegawai perempuan itu saja, Erika pun berpikiran hal yang sama dengan yang lain nya. Dia lalu menatap Andika dengan tatapan angkuh dan berkata, "Andika, apakah kau tak memiliki rasa malu? Kau jangan berfikir bahwa dapat mendapatkan diriku lagi hanya karena kau memiliki sedikit uang yang banyak! Tidak ada yang bisa mengubah kenyataan bahwa kau hanyalah seorang kampungan yang rendah. Jadi berhenti lah mengganggu ku! Karena aku sekarang hanyalah milik Rendi seorang saja!"
Andika menatap Erika dengan tatapan aneh dan membatin, "Sejak kapan dia narsis seperti ini?"
Andika memilih diam dari pada berdebat dengan perempuan tak jelas seperti Erika sekaligus tak ingin membuang waktu, tenaga dan pikiran hanya untuk menjelaskan siapa ia yang sebenarnya.
Di saat itu juga, Erika yang melihat keterdiaman Andika beranggapan bahwa dirinya telah berhasil melukai Andika.
Lalu ia menyeringai sambil menatap Andika dengan tatapan remeh dan berkata, "Andika, kita seharusnya tak saling membenci satu sama lain. Aku mengerti bahwa diri mu terobsesi pada diri ku dan tak bisa melupakan ku tetapi kamu tak perlu melakukan semua ini hingga membuat mu menjadi bahan tertawaan di perusahaan ini. Kenapa kamu tidak serahkan saja restoran Region Campania padaku? Maka segala masalah mu dengan Rendi akan di lupakan setelah itu. Dan juga jika kamu meminta maaf padanya, mungkin dia bisa membiarkanmu kembali bekerja lagi di perusahaan ini."
Mendengar itu, Andika hampir saja tersedak di tempat duduknya.
Ia mengerutkan alisnya sambil membatin, "perempuan ini begitu tidak punya harga diri sehingga dengan berani menyuruhku untuk menyerah kan restoran Region Campaniaku padanya!"
Disisi lain, Rendi membalas ucapan Erika dengan anggukan menandakan bahwa dirinya ber sependapat dengan Erika.
Lalu ia berkata, "Aku setuju dengan Erika, Jika kau menyerah kan surat kepemilikan restoran Region Campania pada Erika, aku akan melupakan masalah yang terjadi waktu lalu dan akan memperkerjakan mu kembali demi Erika"
Mendengar itu, Andika tak bisa lagi menahan amarahnya dan akhirnya membentak Rendi dan juga Erika, "Kalian berdua adalah pasangan yang tak tahu malu!"
Beberapa security bergegas mengepung Andika setelah mendapat perintah dari Rendi.
Sementara itu, di kantor wakil ketua perusahaan GoldenOne, di lantai empat puluh Zhang Lin merapikan kemeja nya lalu berkata pada eksekutif senior lain nya, "Tuan Pratama telah tiba di perusahaan Mediatik Witra. Jadi ayo kita pergi dan menyambut nya dengan hormat"
"Baik!" jawab para eksekutif senior dengan serempak dan semangat yang tinggi.
Di antara dua belas eksekutif senior tersebut berdiri lah ayah Rendi yang juga di kenal sebagai manajer umum perusahaan Region Campania bernama Suryanto Farellin atau biasanya di sapa pak Surya.
Terlepas dari kejutan besar ini, Surya juga di buat kebingungan dengan apa yang terjadi.
Lalu ia membatin, "Mengapa CEO baru bersikeras ingin datang ke anak perusahaan? Kenapa tidak langsung saja ke kantor pusat? Terlebih lagi, perusahaan Mediatik Witra telah berhasil mendapatkan beberapa penjualan besar belakangan ini. Apakah karena itu telah menarik perhatian CEO baru? Apakah saat ini giliran perusahaan ku yang akan mendapatkan kesempatan emas ini?"
Itu lah yang ada di pikiran Surya pada CEO baru itu tanpa mengetahui akan ada masalah besar yang terjadi pada dirinya.
Saat Zhang Lin menuju lantai dua puluh dengan di ikuti oleh dua belas eksekutif senior perusahaan GoldenOne, security yang di panggil oleh Rendi telah mengepung Andika dari segala arah.
Para security mengepung Andika dengan tatapan setajam elang yang siap menerkam mangsa nya dalam keadaan hidup hidup.
Pada akhirnya, Andika tak ada pilihan selain mengambil surat pengunduran diri dan pergi dari perusahaan Mediatik Witra.
"Kau yang telah membuat diri mu sendiri terlibat masalah jadi jangan salah kan aku bertindak kejam" tatapan Rendi di penuhi dengan kesombongan.
"Semuanya, luangkan waktu kerja kalian dan lihat bagaimana aku menendang si omong kosong ini! Ha-ha-ha!" Rendi berteriak dan menyuruh pegawai yang ada di sekitar berhenti untuk melihat diri nya yang akan menendang Andika.
Pegawai yang ada di sana tak punya pilihan lain selain mengalihkan perhatian mereka pada Andika yang sedang berjalan keluar dari perusahaan selangkah demi selangkah.
Disisi lain Erika melihat adegan itu dengan perasaan puas, meskipun ia merasa sedikit tidak puas karena Andika tak jadi memberikan restoran Region Campania pada diri nya.
Dan di dalam hati ia membatin, "sayang sekali, restoran yang seharus nya milik ku malah jatuh pada sampah itu, huh! Hanya aku lah yang layak memiliki restoran itu! Kenapa harus dia coba yang punya!?"
Dalam sekejap Andika berjalan menuju pintu keluar perusahaan Mediatik Witra.
Melihat itu, Rendi langsung tertawa terbahak bahak dan berkata dengan nada meremehkan, "Berani nya seorang sampah seperti mu melawan ku? Sudah saat nya kau sadar tempatmu, dasar sampah yang tidak berguna!"
Begitu Rendi menyelesaikan kata katanya, Andika berjalan ke arah di mana Zhang Lin Dan eksekutif senior lain yang hendak menuju perusahaan Mediatik Witra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Yoni Hartati
dasar tak tau malu, minta restoran di serahkan. uang siapa yang beli restoran itu. kaya uang mereka😤😤😡😡
2023-06-18
0
Harman LokeST
pecat semua jangan beri ampun
2023-05-04
0
abdul Rosyid
kelemaan ceo...konyol
2023-02-11
1