Sistem Kebaikan
𝗕𝗮𝗯 𝟭. 𝗠𝗲𝗻𝗼𝗹𝗼𝗻𝗴 𝗡𝗲𝗻𝗲𝗸 𝗱𝗮𝗻 𝗔𝗸𝘁𝗶𝗳𝗻𝘆𝗮 𝗦𝗶𝘀𝘁𝗲𝗺 𝗞𝗲𝗯𝗮𝗶𝗸𝗮𝗻.
"Sial! aku akan terlambat kesana!" seru seorang pemuda yang sedang berlari keluar dari toko LV.
Pemuda itu bernama, Nathan Faraid.
Hari ini adalah ulang tahun pacarnya Sintya Bellamy yang ke 22 tahun jadi kami akan berkencan di restoran Hananabi.
Nathan segera menaiki sepeda motornya dan bergegas menuju restoran Hananabi berharap dirinya tidak terlambat sampai di sana.
Namun, saat di jalan, dari kejauhan dirinya melihat seorang nenek yang sedang kesusahan membawa barang bawaannya. Hingga salah satu barang bawaannya terjatuh dan mengenai kakinya.
Terlihat sang nenek kesusahan mengambil barangnya itu karena punggungnya yang sudah mulai rentan.
Melihat itu, Nathan berinisiatif untuk membantu menolong sang nenek.
"Biar saya bantu ya, nek!" ujar Nathan sembari mengambil barang barang nenek yang terjatuh.
"Aduh, nak tidak usah repot-repot" ucap sang nenek dengan khawatir.
"Sudah, tidak kenapa-napa, nek." jawab Nathan sambil tersenyum.
"Oh ya nek, nenek ingin membawa kemana barang barang ini semua? Kenapa begitu banyak seperti ini?" tanya Nathan pada nenek itu.
"Sebenarnya, nenek ingin menjualnya di pabrik pendaur ulangan sampah, nak." ucap nenek dengan sendu.
Melihat wajah nenek yang menyendu membuat Nathan tak tega dan berfikir untuk memberi beberapa uang pada sang nenek.
"Begini nek, saya ada sedikit uang untuk nenek, semoga bisa membantu nenek untuk beberapa hari kedepannya. Maaf saya hanya bisa memberi uang segitu untuk nenek...." ucap Nathan sembari memberi nenek uang 300 ribu rupiah.
Melihat ketulusan Nathan membuat sang nenek terharu dan meneteskan air matanya.
"Apa tidak apa kamu memberikan nenek uang, nak?" ucap nenek dengan nada terharu.
"Tidak apa apa kok, nek. Saya ikhlas memberikannya pada nenek." ujar Nathan sambil tersenyum.
"Terimakasih banyak ya, nak." ucap Nenek.
"Sama-sama, nek."
. . .
Setelah membantu membawa barang bawaan nenek tadi, Nathan kembali melanjutkan perjalanannya menuju restoran Hananabi dengan baju yang sedikit kotor karena membawa barang bawaan nenek.
Akan tetapi tiba-tiba suara robotik berbunyi di telinganya.
[Ting!]
["Selamat untuk Nathan Faraid telah berhasil melakukan kebaikan tanpa pamrih dan mengaktifkan 'Sistem Kebaikan' secara tidak sengaja!"]
["Yang artinya, Anda akan di berikan hadiah setiap melakukan kebaikan tanpa adanya maksud tersembunyi untuk memperoleh keuntungan semata."]
["Anda telah melakukan kebaikan dengan membantu membawa barang bawaan dari nenek pemulung tadi. 'Hadiah: Mendapat sejumlah uang sebesar 324 miliar rupiah' !"]
"Apa itu? Apakah benar dia menyebut dirinya adalah sistem?"
Sebagai seseorang pencinta novel, dirinya tahu betul apa itu sistem. Namun, tiba-tiba mendapat pesan notifikasi di ponselnya.
𝘛𝘪𝘯𝘨!
Lalu ia segera melihat pesan masuk tersebut dengan perasaan setengah sadar.
Pesan itu bertuliskan, '𝘚𝘦𝘫𝘶𝘮𝘭𝘢𝘩 324 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘢𝘳 𝘳𝘶𝘱𝘪𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘵𝘳𝘢𝘯𝘴𝘧𝘦𝘳 𝘬𝘦 𝘳𝘦𝘬𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨 𝘈𝘯𝘥𝘢. 𝘗𝘦𝘳𝘪𝘬𝘴𝘢 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘭𝘢𝘯𝘫𝘶𝘵....'
"Jadi yang tadi itu benar-benar terjadi?" ujarnya dengan perasaan kaget.
Nathan menatap ponselnya dengan tatapan kagetnya saat baru menyadari jika hal ini benar nyata.
Nathan sekarang benar-benar merasa gembira.
"Aku kaya sekarang! Ah, akhirnya sekarang aku bisa membeli novel asli dan bakso sepuasnya! Yes!! akhirnya aku memiliki banyak uang sekarang!" seru Nathan dengan mata yang bersinar menandakan dirinya saat sangat bahagia setelah mendapat uang tersebut.
Nathan kini mulai berkhayal tentang banyak hal di kepalanya. Dia merenung diri dan berfikir bagaimana caranya menggunakan uang tersebut dengan sebaik-baiknya.
"Aku akan bersenang-senang dengan uang ini!" ucap Nathan dengan penuh harapan.
Namun, tiba-tiba ponselnya bergetar. Ternyata Nathan mendapat panggilan dari Sintya.
Melihat Sintya menelponnya, Nathan menjadi gembira dan tak sabar memberitahukan Sintya tentang apa yang dialaminya tadi. "Halo, Sintya ..."
"Nathan Faraid, apa yang terjadi padamu? Kenapa kamu belum datang kemari? Sini cepat! Ada yang ingin aku bicarakan padamu!" tanpa mendengarkan ucapan Nathan, Sintya memotong ucapan yang akan Nathan ucapkan dan setelah berucap, ia menutup panggilan secara sepihak.
Melihat itu, Nathan meletakkan ponselnya dan berdiam diri sambil termenung.
Namun, Nathan mencoba untuk berfikir positif dan membatin. "𝘋𝘪𝘢 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘳𝘪𝘯𝘥𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘢𝘣𝘢𝘳 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘬𝘶! 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘣𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘳𝘶𝘩𝘬𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘤𝘦𝘱𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘢! 𝘖𝘬𝘦, 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘣𝘢𝘳𝘪 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘢."
Selanjutnya, Nathan pun kembali melanjutkan perjalanannya menuju restoran Hananabi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Otakunime
thor mahu nanya novel ini wikwiknya enggak? Jika ada saya skip. 🥰
2023-08-29
0
Don T
sa grobak tiap hari juga gpp cuok🤣
2023-08-21
0
Don T
😮
2023-08-21
0