Dendam Nita

Terlihat semilir angin menghiasi dedaunan yang jatuh dari rantingnya. Bercak percik air juga menggema di kamar mandi, Nita membersihkan tubuhnya. Terasa sangat berbeda yang ia rasakan setelah kesucianya hilang. Namun rasa penyesalan tiada gunanya.

Walaupun pangeran tampan yang mengusai semesta alam ini tidak mampu mengendalikan hasratnya, tetap saja di pandang Nita lelaki yang memikirkan napsunya saja.

"Sudahlah sayang, jangan bersifat dingin seperti ini". Bayu menenagkan Nita dikala dia mau menyendok Nasi. Nita tetap diam dengan tampang sedikit kesedihan di raut wajahnya.

"Baiklah, aku janji pulang dari sini aku akan langsung melamarmu kepada Ibumu!" Nita langsung sedikit terkaget mendengar ungkapan Bayu.

"Aku aku belum siap menikah. Lagiankan aku masih umur 23 tahunan." Ucap Nita sedikit terpaksa.

Bayu menghela nafas berat "Sayang, kamu menunggu apalagi? Dan aku kurang apalagi sayang. Aku sudah mapan, dan kamu sebentar lagi sudah jadi dokter. Aku akan menyaggupi semua kebutihanmu dan ibumu".ujar Bayu sedikit meninggikan nada suaranya.

"Baiklah, Aku akan katakan yang sejujurnya ke kamu. Sebenarnya aku sampai dititik seperti ini karna ingin membuktikan aku bisa sukses. Kamu taukan bahwa aku hidup bertahun-tahun tidak ada sosok ayah di belakangku? Tapi dengan kecerobohanmu dan memaksaku untuk menikah melupakan dendam pada ayahku. Mas Bayu, aku akan siap menikah denganmu setelah gelar dokter sepenuhnya melekat pada tubuhku. Aku hanya ingin buktikan pada ayah bahwa aku bisa berjuang sama ibu". Jawab Nita sedikit gemetar.

Bayu pun terpana melihat Nita yang begitu emosi meluapkan isi hatinya. Bayupun oelan mendekati Nita dan memeluknya. "Maafkan aku sayang, aku salah tidak memahamimu. Kamu ternyata menyimpan dendam begitu dalam pada ayahmu sendiri. Begini saja sayang, aku akan menunggumu sampai kamu siap tapi kalau kamu hamil aku terpaksa menikahimu segera ya". Ujar Bayu pelan menenangkan Nita dan dibalas Nita dengan mengangguk.

Akhirnya dengan kejadian itu hubungan keduanya membaik. Bayupun terlihat makin perhatian pada Nita begitu juga dengan Nita.

Hari-hari liburan dijalani begitu hangat sebagai sepasang kekasih yang mencurahkan hangatnya dunia pacaran, walaupun membatasi kejadian itu agar tak terulang kembali.

Liburan berakhir, mereka siap-siap untuk perjalanan pulang. Nita yang kembali ceria terlihat sangat antusias mendekati Bayu. Disaat Bayu sedang focus menyetir Nita mengecup pipi Bayu.

"Hei,, kamu kenapa sayang." Ucap Bayu yg sedikit kaget dan tersenyum.

"Kamu terlihat tampan sekali sayang. Apalagi disaat kamu sedang serius." Ujar nita blak-blakan tentang perasaanya.

"Lah memang calon suamimu ini tampan, aku janji akan selalu setia padamu". Ucap bayu sambil sebelah tanganya memegang tangan Nita.

"Sayang, aku boleh bertanya ga?." Tambah bayu yang beberapa hari ini penasaran.

"Tanya apa? Tanyain saja, bukankah kita akan terbuka satu sama lain." Jawab Nita tenang.

"Apa yang dilakukan ayahmu sehingga membuatmu begitu dendam padanya?." Tanya Bayu.

Nita pun sejenak menunduk terus memandang ke arah pepohonan yang dilewati dijalanan.

"Dulu setelah aku baru lahir ayah meninggalkan aku dan ibu. Ibu sangat menderita membesarkan aku, ayahku tidak pernah menjengukku kerumah. Kata Ibu ayah memilih istri pertamanya dan membuang kami begitu saja. Aku selama ini tidak mendapatkan kasih sayang seorang ayah, aku seperti anak yatim". Nita bercerita sambil mata berkaca-kaca dan diakhiri senyuman pahit " Ayah melemparkan sertifikat tanah yang luasnya cuma satu hektar karna Ibu telah melahirkanku. Terbayangkan rasa sakit karna menginjak harga diri ibuku dan aku yang cuma dihargai satu hektar tanah. Dengan cerita itu jugalah suatu saat nanti aku akan mencari ayah dan bilang aku bisa sukses tanpa ada seorang ayah". Sambung oenjelasan Nita.

"Kamu yang kuat ya sayang, aku akan selalu ada disampingmu dan mendukungmu. Nanti kalau kita sudah menikah kamu bisa anggap ayahku sebagai ayahmu. Karna ayahku pasti senang melihat menantunya yang sangat cantik". Ujar Bayu menenagkanya.

Nitapun tersenyum bahagia mendengar ucapan Bayu. "Makasi ya sayang, pasti ayahmu orang yang baik dan bijaksana. Aku akan ucapkan terima kasih padanya karna telah memberiku calon imam yang nyaris sempurna". Ucap Nita.

"Kamu bisa aja sayang, aku justru yang beruntung mendapatkanmu". Jawab Bayu.

Kedua sepasang kekasih itu terlihat bahagia. Laju mobilpun tak terasa hingga perjalanan pulangpun hampir sampai. Sesuai rencana, Nita turun di perjalanan hampir sampai rumah untuk menaiki bus. Agar Ibu Nita tidak mencurigainya bahwa ia berbohong. Sesampai dirumahpun Nita disambut hangat dan bertingkah seperti biasanya.

Bayu yang sudah sampai di kost an nya beristirahat dan membayangkan nikmatnya liburan kemaren. Ia membayangkan manis, pahit, asamnya liburan tersebut. Seketika Bayu teringat penjelasan Nita yang mengakui sangat dendam pada ayahnya.

'Ternyata selama ini kamu menanggung beban batin yang berat Nit, aku begitu ingin melindungimu. Tpi aku harus bersabar saat itu tiba masanya. Yang terpenting kamu masih suci dikala pertama ku sentuh.' batin bayu yang menimbulkan senyuman bahagia.

Driiinggg... Dring.... Ponsel Bayu berbunyi. Terlihat dilayar ponselnya Ayahnya menelpon.

"Halo yah, asalamualaikum" jawab bayu.

"Walaikum salam nak, kamu sudah lebih 6 bulan tidak pulang ke kampung. Ibumu sedikit kewalahan mengurus cafemu disini. Juga kamu tidak merindukan orang tuamu?". Ujar ayah bayu di ujung ponsel.

"Bukan ga ingat pulang yah, sebenarnya aku menyiapkan cabang kedua disini. Karna omset bulananya lumayan yah. Lagian Ibu ga keberatan mengurusnya". Jawab bayu. "Begini saja yah. Lusa aku pulang kampung ya, sekalian aku mau mengenalkan calon istriku yah." Ujarku antusias.

"Waaahh pantes ga ingat pulang. Ternyata sudah menemukan wanita lain selain ibumu ya. Haha...

Ya sudah nak. Kamu kabari saja ke ayah nanti kalau kamu mau pulang dan hati-hati dijalan ya". Ujar Ayah Bayu.

"Siap bos, salam pada ibu ya yah. Asalamualaikum." Telpon terputus setelah ucapan salam Bayu.

Ceklekkkk suara pintu terbuka terlihat Hendra pulang bekerja.

"Wah,, pangeran tampan sudah pulang dari liburanya. Bahagia banget kelihatanya." Ujar Hendra yang melihat Bayu tersenyum-senyum.

"Ini urusan orang dewasa, anak kecil ga boleh ikut campur." Jawab bayu mengejek.

"Eleehh kecil gini bisa bikin anak selusin kali bos. Gmana liburanya? Pasti seru dan leluasa pegang-pegangan." Ujar Hendra yang penasaran.

"Ya seru lh. Apalagi pergi sama Nita. O ya bro, Lusa aku balik ya." Ujar Bayu.

"Berapa hari? Trus cafemu kamu titip ke aku gitu?" Jelas Hendra.

"Cuma 2 hari bro. Ntr aku lebihin gaji lu dah." Ujar Bayu.

Mendengar itu Hendra dan langsung mengangguk. "Sering-sering aja lh pergi kalo begini. Aku senang dapat duit banyak." Jawab Hendra polos. Karna Hendra salah satu orang dipercaya Bayu untuk mengurus cafenya setelah beberapa hari di tinggal.

Keesokan harinya bayu langsung mengutarakan niatnya untuk membawa Nita untuk bertemu ayahnya. Mereka sedang duduk di taman dekat rumah Nita.

"Kamu yakin mau ngenalin aku sekarang. Nanti kalau ibu dan ayahmu ngebet nyuruh kita nikah gmana?". Ujar Nita.

"Kamu tenang aja sayang,, itukan tergantung kita. Kita bisa cari alesan, lagian aku belum pernah seserius ini pacaran dan mengenalkan ke orang tuaku. Ibuku pasti senang melihat calon menantunya baik, cantik dan dokter lagi." Ujar Bayu meyakinkan.

"Tapi ibuku pasti ga ngijinin sayang?". Jelas Nita lagi.

Menghela nafas "makanya aku kesini menemuimu, aku mau ngobrol berterus terang ke ibumu bahwa aku serius denganmu. Kalau waktu kita menikah tergantung kamu. Pahamkan?" Jelas Bayu.

"Tapi apa kamu berani ngomong sama ibu?". Jels Nita lagi.

"Berani lah. Akukan melakukan yang terbaik dan yang seharusnya sayang." Jelas Bayu lagi.

"Semua yang kamu katakanndan lakukan mang benar sih. Baiklah ayok kita kerumah".

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***