Tak akan Menyerah

Annisa baru saja selesai shalat subuh. Sesibuk apapun dia tidak akan meninggalkan kewajibannya. Setelah merapikan perlengkapan shalatnya, dirinya kembali ke tempat tidur dan tak berencana untuk tidur kembali. Annisa hanya menatap langit-langit kamarnya dan bertanya pada dirinya sendiri.

Mengapa dia selalu mengikutiku? sebenarnya apa yang dia inginkan? hemmm, bikin pusing saja. semoga hari ini aku tidak bertemu lagi dengannya!

Karena sibuk memikirkan penguntitnya, Annisa hampir kesiangan ke tempat kerja.

Astagfirullah, dah jam berapa ini? hampir saja kesiangan. Ini gara-gara dia, membuatku jadi linglung seperti ini! Annisa bicara sendiri

Dirinya yang selalu tampil sederhana membuatnya tak terlalu lama mempersiapkan diri. Annisa meraih tasnya yang ada di atas meja

Bismillahirrahmanirrahim, semoga hari ini lancar dan aman, aamiin!

Di tempat lain

Dikamarnya, Furqan merencanakan sesuatu untuk mendekati Annisa. Akan tetapi, baru saja hendak melangkah, tiba-tiba Susi menahannya.

"Eits, tunggu Fur! kamu ini kenapa sih, g biasanya pergi pagi-pagi buta begini? Apa ada yang kamu sembunyikan? atau jangan-jangan kamu janjian dengan seorang gadis?"selidik Susi pada Furqan.

"Emangnya kenapa klu saya janjian dengan seorang gadis, apa salah? Kakak saja punya cowok aku g ikut campur. Jadi, jangan ikut campur urusanku. Dengan perempuan mana aku dekat, itu bukan urusan kakak. Kalau sudah g ada yang ditanyakan, aku pergi dulu. Assalamualaikum!" Furqan pamit dan turun ke bawah tanpa menoleh pada kakaknya.

Susi dengan kesal menyusul dan memanggil adiknya dengan suaranya yang menggelegar. Dia memang lahir dari keluarga berada tapi sayangnya angkuh, sombong dan bar-bar.

"Furqaaaaaan!"

"Ibu dan adiknya yang sedang sarapan pagi menghentikan sarapannya karena mendengar suara seperti petir dari lantai dua rumahnya.

"Susi, apa-apaan kamu, pagi-pagi sudah ribut! Bukankah ibu sudah katakan, kalau berurusan dengan adikmu, jangan sampai ribut! Kalau mau berhasil mengorek adikmu, lembutlah sedikit sebagai wanita, bukan seperti orang gila begitu! dan kamu Fur, akurlah dengan kakakmu, tidak baik kalian seperti tikus dengan kucing!" Fani menasehati kedua anaknya.

"Dari pada kalian ribut, lebih baik ikut sarapan. Jangan ada yang membantah!"

Walau masih kesal, Susi dan Furqan sarapan bersama ibu dan adiknya.

Furqan dan Fiona lebih dulu menyelesaikan sarapannya. Mereka berdua pamit dan berangkat ke tempat tujuan masing-masing.

Setengah jam kemudian, Furqan sampai dikantornya. Karena penampilannya yang sedikit cool hari ini, karyawannya terpana melihat ketampanan bosnya yang sebelumnya biasa saja. Mereka kaget sambil bisik-bisik melihat perubahan bosnya.

"Sa, itu si bos ke sambet ya?"tanya Rida pada Marisa

Marisa menjawab sambil mencari-cari orang yang dimaksud oleh Rida. Karena hanya dia yang tidak memperhatikan bosnya yang baru saja lewat menuju ke ruangannya.

"Bos dah datang? Tumben, pagi amat! Emangnya bos kenapa?"

"Ya Allah Sa, kamu ngapain aja sih, sampai g tau bos datang?! Kalau kamu lihat bos, pasti kamu terpana dan tergores. eh salah, maksudku tergoda!" canda Rida pada Marisa

"Sstttt, kalau g mau di pecat, sebaiknya kalian kembali bekerja. Kalian tau kan bagaimana bos kita. Selain tamvan seperti yang kalian katakan, bos juga tegas pada karyawan. Tapi, kalau benar dia tamvan saya juga mau jadi pelipur hatinya!" Marisa memperingatkan teman-temannya sambil bercanda

"Sepertinya, kita semua masuk dalam kategori yang diinginkan bos, tapi dalam mimpi, ha ha ha!" Vania menimpali dengan tertawa. Yang lain pun ikut tertawa

Di Ruangan Furqan

Furqan sibuk dengan pekerjaannya. Banyak berkas yang harus ditandatangani. Sebagai bos besar alias CEO sebuah perusahan besar yang bergerak di bidang perhotelan, Furqan dituntut bisa menyelesaikan setiap urusan kantor tanpa masalah. Dengan kemampuannya dia bisa membuat perusahaan yang ditinggalkan almarhum papanya berkembang pesat. Asistennya Aldi, hanya membantu di saat dirinya ke luar kota.

Pekerjaannya pun selesai. Furqan menekan tombol yang menghubungkannya dengan office boy.

"Pak Sardi, tolong bawakan teh ke ruanganku!" perintah Furqan

"Baik pak!". jawab pak Sardi

Tidak lama kemudian, pak Sardi mengetuk pintu ruangan Furqan

Tok! tok!

"Masuk!"

Pak Sardi meletak gelas kopi di atas meja Furqan

"Terima kasih pak Sardi!"

"Sama-sama, pak!" jawab pak Sardi

Meskipun Furqan seorang bos besar, tapi dia sangat menghormati pak Sardi.

Annisa, aku tau kamu berusaha menghindari ku, tapi aku tidak akan menyerah sebelum mendapatkanmu!

"May, apa ada meeting hari ini?" Furqan bertanya pada sekretarisnya

"Tidak ada pak! Sepertinya, bapak bisa pulang lebih cepat, karena semua urusan kantor untuk hari ini sudah selesai!" jawab Maya

Angin segar bagi si big bos setelah mendengar apa yang dikatakan sekretarisnya. Waktunya yang tersisa sebelum pulang ke rumah akan digunakannya untuk nongrong di rumah makan tempat gadis yang diincarnya.

"Oke May, saya pulang duluan! jika ada sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan dan tidak terlalu penting, jangan menghubungiku!"

"Baik pak!" Jawab Maya. Maya merasakan perubahan pada bosnya.

Furqan mengambil kunci mobilnya dan segera ke parkiran. Tak menunggu lama, mobil mewah berwarna silver keluar dari parkiran khusus petinggi perusahaan.

Annisa, engkau tak bisa menghindar dariku hari ini! Dan kau Furqan, engkau harus bisa menarik perhatiannya! Furqan berbicara pada dirinya sendiri.

Furqan melajukan mobilnya dengan cepat karena kondisi jalan yang sedang sunyi. Kesempatan baginya agar segera sampai di tempat tujuan.

40 menit kemudian, mobil mewah Furqan masuk keparkiran rumah makan "SAHABAT". Furqan keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam. Dia memilih meja paling sudut agar leluasa memperhatikan Annisa.

"Pelayan!"

Hendra menghampiri Furqan. "Iya pak, bapak pesan apa?"

"Saya pesan minuman saja!"

"Baik, ditunggu sebentar ya, pak!"

"Oke!"

Hendra ke dapur untuk meminta pesanannya Furqan.

Tidak lama menunggu, pesanannya pun datang. Sesungguhnya Furqan tak ingin minum, tapi jika tidak memesan minuman atau makanan dirinya akan di suruh keluar.

Annisa, kau membuatku seperti orang bodoh saat ini. Untuk itu, aku harus mendapatkanmu!

Annisa yang akan mengantar pesanan pelanggan kaget melihat seseorang yang ingin dihindarinya.

Mengapa dia ada di sini? apa dia sengaja mengawasiku? Ya Tuhan, semoga saja keberadaannya di sini bukan karena aku!

Annisa merasa ada yang memperhatikannya. Ya, siapa lagi kalau bukan Furqan. Untuk menghindari Furqan, Annisa meminta Fitri untuk menggantikannya mengantar pesanan dan dirinya pura-pura ke toilet.

"Kenapa kamu?"

"Gantiin bentar ya, aku mau ke toilet!" Annisa mencari alasan agar Fitri tidak curiga.

"Sis, Annisa mana?" Tanya Fitri pada Siska

"lho, bukannya tadi bareng kamu, kenapa malah nanya ke saya?"

"Dia bilang mau ke toilet, tapi kok lama ya!"

"Mungkin aja dia bersemedi. ha ha ha!" jawab Siska sambil tertawa.

Episodes
1 Kenalan
2 Tak akan Menyerah
3 Ke Rumah Paman
4 Tugas Baru
5 Paket Misterius
6 Dipermalukan
7 Pelanggan Gila
8 Terharu
9 Hadiah istimewa
10 Dijodohkan
11 wanita bayaran
12 Pengecut
13 Nona Kecil kembali
14 Mengutarakan Cinta
15 Over Dosis
16 resign
17 Bisnis Online
18 Ingin Melamar
19 Rencana Licik Fani
20 Di ikuti
21 Gagal Total
22 Membenci atau Menghormatinya
23 Dia Pilihanku
24 Rumah Makan di Boking
25 Aset Berharga
26 Kata Hati Furqan
27 Annisa Diculik, Kekasih Bertindak.
28 Semangat sang Perisai
29 Dua Sahabat Bekerja sama
30 Srikandi Berdarah
31 Annisa Tertembak
32 Annisa Sadar
33 Hanya Ibu yang Tahu
34 Aku Butuh Restunya
35 Permintaan sang Kekasih
36 Meminta Restu
37 Pekerjaan untuk Sahabat
38 Liburan ke Bali
39 Cinta Bersemi di Bali
40 Putuskan Hubungan
41 Belum Sah
42 Permata tak Ternilai
43 Berharap di Lamar
44 Virus vs Penawar
45 Nasehat Annisa
46 Sadarnya Fani
47 Ancaman Anggita
48 Antara obsesi dan direstui
49 Kekasih Gelap
50 Pelajaran untuk Anggita
51 Menolong Susi
52 Kejadian di Restoran
53 Mimpi Buruk
54 Penyesalan
55 Persiapan Pernikahan
56 Dia Bukan Lawan
57 Harapan seorang Ibu
58 Persiapan Lamaran
59 Lamaran di Terima
60 Berulah Kembali
61 Pasrah dan Kecewa
62 Masalah di Jalan
63 Terjebak Kesalahan Sendiri
64 Ketika CEO di Kerjain
65 Kekhawatiran seorang Kakak
66 Melupakan yang Lalu
67 Duka di Hari Bahagia.
68 Mengenang Ibu
69 Maya Kebingungan
70 Penghianatan
71 Susi Curiga
72 Mengagumi Annisa
73 Mencoba Tegar
74 Perdebatan di Taman
75 Kepedulian Seorang Sahabat
76 Makan Malam Menegangkan
77 Isi Hati Susi
78 Oleh-oleh dari Siska
79 Pertemuan tak Terduga
80 Keputusan Annisa
81 Keputusan Erina
82 Bersaing demi Cinta Annisa
83 Tentang Katrina
84 Peringatan Annisa
85 Mencari Tahu
86 Kepanikan Katrina
87 Mengenang Kembali
88 Permintaan Furqan
89 Saran untuk Annisa
90 Makan Siang penuh Drama
91 Cinta hilang karena Orang Tua
92 Ngerjain Raka
93 Dendam Katrina
94 Rencana pernikahan Siska dan Kania
95 Kedatangan Orang Tua Egi
96 Mengusir Furqan
97 Bertemu Sahabat Lama
98 Gagal
99 Merendahkan Annisa
100 Pernikahan Susi
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Kenalan
2
Tak akan Menyerah
3
Ke Rumah Paman
4
Tugas Baru
5
Paket Misterius
6
Dipermalukan
7
Pelanggan Gila
8
Terharu
9
Hadiah istimewa
10
Dijodohkan
11
wanita bayaran
12
Pengecut
13
Nona Kecil kembali
14
Mengutarakan Cinta
15
Over Dosis
16
resign
17
Bisnis Online
18
Ingin Melamar
19
Rencana Licik Fani
20
Di ikuti
21
Gagal Total
22
Membenci atau Menghormatinya
23
Dia Pilihanku
24
Rumah Makan di Boking
25
Aset Berharga
26
Kata Hati Furqan
27
Annisa Diculik, Kekasih Bertindak.
28
Semangat sang Perisai
29
Dua Sahabat Bekerja sama
30
Srikandi Berdarah
31
Annisa Tertembak
32
Annisa Sadar
33
Hanya Ibu yang Tahu
34
Aku Butuh Restunya
35
Permintaan sang Kekasih
36
Meminta Restu
37
Pekerjaan untuk Sahabat
38
Liburan ke Bali
39
Cinta Bersemi di Bali
40
Putuskan Hubungan
41
Belum Sah
42
Permata tak Ternilai
43
Berharap di Lamar
44
Virus vs Penawar
45
Nasehat Annisa
46
Sadarnya Fani
47
Ancaman Anggita
48
Antara obsesi dan direstui
49
Kekasih Gelap
50
Pelajaran untuk Anggita
51
Menolong Susi
52
Kejadian di Restoran
53
Mimpi Buruk
54
Penyesalan
55
Persiapan Pernikahan
56
Dia Bukan Lawan
57
Harapan seorang Ibu
58
Persiapan Lamaran
59
Lamaran di Terima
60
Berulah Kembali
61
Pasrah dan Kecewa
62
Masalah di Jalan
63
Terjebak Kesalahan Sendiri
64
Ketika CEO di Kerjain
65
Kekhawatiran seorang Kakak
66
Melupakan yang Lalu
67
Duka di Hari Bahagia.
68
Mengenang Ibu
69
Maya Kebingungan
70
Penghianatan
71
Susi Curiga
72
Mengagumi Annisa
73
Mencoba Tegar
74
Perdebatan di Taman
75
Kepedulian Seorang Sahabat
76
Makan Malam Menegangkan
77
Isi Hati Susi
78
Oleh-oleh dari Siska
79
Pertemuan tak Terduga
80
Keputusan Annisa
81
Keputusan Erina
82
Bersaing demi Cinta Annisa
83
Tentang Katrina
84
Peringatan Annisa
85
Mencari Tahu
86
Kepanikan Katrina
87
Mengenang Kembali
88
Permintaan Furqan
89
Saran untuk Annisa
90
Makan Siang penuh Drama
91
Cinta hilang karena Orang Tua
92
Ngerjain Raka
93
Dendam Katrina
94
Rencana pernikahan Siska dan Kania
95
Kedatangan Orang Tua Egi
96
Mengusir Furqan
97
Bertemu Sahabat Lama
98
Gagal
99
Merendahkan Annisa
100
Pernikahan Susi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!