Pukul tujuh kurang lima menit seorang gadis muncul dengan wajah kikuk dan bingung.
Tubuhnya dibalut kaos warna merah tua dengan lengan tiga perempat dipadu dengan celana katun berwarna hitam yang sangat serasi.
Rambutnya dikuncir. Wajahnya polos hanya mengenakan make up tipis dengan warna lipstik nude matte.
Kresha terpukau melihat kesederhanaan dan kecantikan yang dipancarkan wanita yang kerap mengganggu tidurnya.
Alicia segera menghampiri dan menyapa, "Halo, mbak Ratih!"
"Halo mbak! Kayak pernah ketemu ya?" sapa Ratih basa-basi.
"Ternyata mbak masih ingat."
"Spg yang di supermarket nawarin produk kecantikan ya mbak? Aku baru inget, aku emang isi data dan masukin ke kotak hadiah cuma baru tau hadiahnya makan malam. Aku kira gadget dan peralatan make up."
"Kita memang pernah ketemu tapi bukan di supermarket."
"Di hypermart?"
"Gak penting mbak kita ketemu dimana. Kita makan dulu yuk...."
Mereka menuju tempat yang sudah dipesan Alicia.
Mengalun lagu 'Beautiful Girl' Jose Mari Chan yang memang sudah sengaja dipersiapkan oleh Alicia dan Kreshna. Mereka meminta tolong kepada staff Angus agar memainkan lagu-lagu yang mereka pesan.
Alicia mengobrol dengan Ratih sampai makanan datang.
Ketika Ratih hendak memasukkan potongan daging yang sudah dipotongnya dengan menggunakan garpu dan pisau. Sebuah suara menyapa mereka.
"Alicia! Kau disini? Kebetulan sekali!"
"Sstt! Aku sedang bekerja!"
"Oh maafkan aku!" sahut pria yang menyela mereka.
"Mbak, maaf ya?" pinta Alicia kepada Ratih.
"Temannya?" tanya Ratih.
"Iya mbak...." jawab Alicia.
"Alicia, kita sudah sangat lama tidak bertemu! Lima belas tahun lebih dan lima jam lagi aku harus mengejar pesawat dan tidak tahu kapan kita bisa bertemu lagi!" tukas pria tersebut.
"Mbak, temenin temennya aja...." Ratih merasa tidak enak hati.
"Mbak, tenang aja... Sekarang kan jaman medsos. Whatsapp, telpon, ig, tenang ya, mbak...." Alicia menenangkan Ratih.
"Sahabat masa kecilku! Maafkan aku, tidak pernah bisa menghubungi
mu karena aku sangat sibuk! Gadgetku nyaris tidak bisa berfungsi untuk kehidupan pribadiku! Semua untuk pekerjaan! Akhirnya, aku bisa bertemu dengan sahabat masa kecilku yang terbaik dan paling kusayangi hanya saja, waktunya belum tepat!" sambung pria itu lagi.
"Maaf, bapak siapa?" tanya Ratih.
"Saya? Kreshna. Kenapa nona?"
"Duduklah bersama kami!" Ratih menawarkannya bergabung.
"Jangan nona! Sangat tidak profesional mencampuradukkan pekerjaan dan kehidupan pribadi! Kami masih bisa bertemu di alam mimpi atau kebetulan lainnya yang lebih pas waktunya! Atau nanti ketika kita dipertemukan kembali di surgaNya?"
"Tolonglah bergabung bersama kami!" desak Ratih.
"Mbak, gak usah!" sahut Alicia.
"Gak apa-apa mbak! Ayo bergabung bersama kami." Ratih menawarkan setengah memaksa.
"Terima kasih nona! Kau baik sekali!" Kreshna mengambil tempat duduk di antara Ratih dan Alicia.
"Silahkan duduk, pak...." Ratih menawarkan dengan sopan.
"Kreshna...." sahutnya.
"Baik, pak Kreshna silahkan mengobrol dengan bu...." tukas Ratih.
"Alicia...." sahut Alicia.
"Ah ya! Bu Alicia...." sambung Ratih.
Alicia memesankan makanan dan minuman untuk Kreshna. Mengalir percakapan di antara mereka bertiga.
"Hari ini kau akan kembali?" tanya Alicia memotong daging steaknya dan mengoleskannya ke sausnya sebelum memasukkannya ke dalam mulutnya.
"Yeah, walaupun aku mulai memikirkan untuk pindah bekerja disini." Kreshna menyeruput lemon teanya.
Ratih memilih mendengarkan percakapan keduanya sambil menikmati makanannya. Sesekali menyeruput orange jusnya yang terasa sangat segar membasahi kerongkongannya.
"Tetapi darimana aku bisa memperoleh beragam informasi dan siapa yang bisa membantuku pindah? Kontrak kerjaku sudah mau habis. Ada dua tawaran kontrak kerja, satu disini sedangkan satunya lagi di Amerika, tempat aku bekerja saat ini."
"Aku ingin sekali membantumu pindah tapi aku harus banting tulang agar bisa membayar semua tagihan dan belum biaya hidupku. Aku tidak mungkin membebani keluargaku karena mereka sendiri juga kesulitan Kami bukan keluarga kaya sehingga semua harus bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya."
"Aku sudah meninggalkan Indonesia selama lima belas tahun." ucap Kreshna.
"Kau memerlukan bantuan seperti apa?" Ratih bertanya sambil menuangkan saus barbeque di hadapannya.
"Mencari rumah kontrakan atau apartement. Kupikir aku juga membutuhkan kendaraan walaupun aku akan lebih sering menggunakan kendaraan umum tetapi kupikir mungkin aku juga membutuhkannya untuk mobilisasiku terutama untuk pekerjaan."
"Sepertinya aku bisa memberikanmu informasi rumah kontrakan. Kau mencari di daerah mana?"
"Kantorku di Jakarta Pusat."
"Baiklah, aku akan mencarikan kontrakan untukmu di daerah Jakarta Pusat."
"Kau sangat baik sekali, miss...."
"Ratih...."
"Ah ya! Ratih. Nama yang indah."
"Terima kasih, pak."
"Jangan panggil saya pak. Nama saja, bagaimana?"
"Maaf, nama anda?"
"Kreshna."
"Baik, Kreshna."
"Ratih bisa membantuku mencarikan kontrakan berarti kau bisa menemaniku mencari kendaraan?" Kresha menoleh kepada Alicia.
"Aku senang sekali bisa menemanimu mencari kendaraan dan kita juga bisa bernostalgia tapi maafkan aku! Pekerjaanku benar-benar sangat menyita waktu. Bagaimana kalau miss Ratih menemani Kreshna mencari kendaraan?"
"Aku?"
"Tentu kalau kau tidak keberatan." Kresha menatap sopan ke arah Ratih.
"Tidak, hanya saja kita kan tidak saling mengenal dekat."
"Tenang, aku bukan penipu. Kalau kau takut aku berniat menipumu. Memang di jaman ini, banyak orang berbuat kejahatan tapi aku tidak pernah melakukan hal semacam itu dan juga tidak pernah terlintas dalam pikiranku sama sekali."
"Tapi aku...." Ratih berusaha menolak tawaran tersebut.
"Bagaimana kalau kita bertemu di satu tempat baru kita bersama-sama mencari kendaraan? Sehingga kau tidak perlu memberikan aku alamat rumahmu? Aku tidak membutuhkan alamat atau data dirimu yang kuperlukan kesediaanmu menemaniku karena aku sudah meninggalkan negara ini selama lima belas tahun dan hanya Alicia temanku satu-satunya dan mungkin kalau kau tidak keberatan akan menjadi temanku berikutnya?"
"Baiklah...." jawab Ratih tidak enak hati.
"Baiklah, kalau begitu. Aku minta nomor whatsappmu.Bagaimana?"
Ratih memberikan nomor whatsappnya.
"Aku harus mengejar pesawatku. Maaf, tidak bisa menemani kalian sampai selesai." Kresha segera bangkit dari duduknya.
"Senang bisa bertemu denganmu. Setelah sekian lama, kau tidak banyak berubah."
"Kau juga begitu... Maafkan aku! Aku benar-benar harus pamit sekarang!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments