Wanita Milik 5 Tuan Muda
Deru suara knalpot bersahutan memecah kesunyian malam di sepanjang jalan yang dilalui sekelompok anak muda peserta balap liar. Mereka memacu kendaran masing-masing dengan kecepatan tinggi. Saling senggol dan berusaha untuk menjatuhkan lawan sesekali dilakukan. Tidak ada aturan yang pasti dalam sebuah balapan liar. Hal terpenting adalah bisa sampai di garis finish pertama dan memenangkan hadiahnya.
Semakin dekat dengan garis finish, ambisi juara mereka semakin terpacu. Hiruk pikuk suara penonton menggema, menyambut kedatangan sang juara. Malam ini, pemilik motor Kawasaki Ninja C2 Carbo warna merah menjadi pemenangnya. Pembalap yang tertinggal selangkah di belakangnya tampak kesal.
“Irene … Irene … Iren ….” Suara penonton di sekitar area balapan riuh menyambut juara mereka.
Siapa sangka pemenang balapan malam itu adalah Irene Abraham, wanita cantik berambut panjang, putri kesayangan keluarga Abraham. Berasal dari keluarga kaya raya, Irene sudah terbiasa dimanjakan dengan kemewahan.
Apapun yang ia inginkan selalu bisa ia dapatkan.
Sejak kecil, ia telah diasuh oleh kakeknya. Kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan saat Irene masih berusia 3 tahun. Meskipun demikian, Irene tak pernah merasakan kekurangan harta maupun kasih sayang. Keluarga besar Abraham yang lain juga sangat menyayanginya.
“Dari mana kamu?”
Irene menghentikan langkah kaki ketika mendengar suara kakeknya. Ia sudah berusaha untuk tidak menimbulkan suara saat pulang agar orang rumah tidak tahu saat ia pulang larut malam. Irene hanya bisa meringis menunjukkan gigi kelincinya kepada sang kakek.
“Duduk! Kakek ingin bicara denganmu,” pinta sang kakek.
Irene menurut. Ia menghampiri kakeknya dan duduk tepat di hadapan lelaki tua yang sangat ia sayangi.
“Kakek belum tidur?” tanyanya basa-basi.
“Jawab pertanyaan kakek! Dari mana saja kamu selarut ini baru pulang?” Tanya kakek dengan nada kesal. Ia sengaja tidak tidur untuk membuktikan ucapan pelayan rumah yang melapor jika Irene sering pulang larut malam.
“Main sebentar ke rumah teman, Kek,” kilah Irene.
“Teman mana yang orang tuanya mengizinkan orang bertamu sampai larut malam?”
Irene menggaruk kepalanya dan duduk tidak tenang karena merasa bersalah. Irene tahu jika kakeknya marah karena mengkhawatirkan keselamatannya.
“Kakek tahu kalau kamu sering ikut balapan liar.”
Irene semakin tertunduk mengetahui kakeknya tahu apa yang ia lakukan. Sebenarnya Irene hanya bosan saja. Hidup dirasakan terlalu mudah untuknya sehingga ia menginginkan tantangan baru salah satunya balapan liar.
“Kakek membesarkanmu bukan untuk menjadi seorang wanita liar, Iren. Usiamu sudah cukup dewasa untuk mulai memikirkan masa depan dengan serius.”
“Aku minta maaf, Kek.”
“Buktikan saja permintaan maafmu dengan perbuatan!” tegas sang kakek. “Sepertinya ini saatnya kakek harus mengatakan wasiat kedua orang tuamu. Sebelum mereka meninggal, kamu telah dijodohkan dengan keluarga Narendra dari Surabaya. Mereka memiliki lima orang putra, kamu bisa memilih untuk dijodohkan dengan salah satu dari mereka.”
Irene membelalakkan mata mendengar kata perjodohan yang keluar dari mulut kakeknya.
“Hahaha … ini bukan zaman kakek lagi, mana ada perjodohan?”
“Kakek bicara serius.”
“Aku tidak mau!” tolak Irene.
“Kalau kamu tidak mau, kakek akan mencabut semua fasilitas yang selama ini kamu nikmati. Lalu, kakek akan mengirimmu tinggal di Nusa Kambangan selamanya,” ancam sang kakek.
Irene sampai tercengang mendengarnya. “Mana mungkin Kakek tega melakukan itu padaku?”
“Itu amanat. Kalau kamu tidak mau melaksanakannya, maka kamu akan dapat hukuman.”
Irene terdiam. Jika kakeknya sudah bicara, maka hal itu akan menjadi kenyataan.
“Tinggallah di kediaman mereka untuk bisa lebih mengenal kelima tuan muda dari kelurga Narendra. Jika kamu sudah bisa menentukan pilihan, kakek akan mempersiapkan pernikahan kalian.”
Irene menghela napas.”Baiklah, Kakek. Aku akan melakukannya. Irene akan tinggal di sana selama satu tahun. Jika selama itu Irene tidak menyukai satupun dari mereka, biarkan Irene memilih jodoh Irene sendiri.” Padahal sebenarnya Irene belum memikirkan sama sekali tentang jodoh dan pernikahan. Meskipun usianya sudah menginjak 20 tahun.
“Oke, kakek setuju. Minggu depan kamu akan dikirim ke sana. Jaga nama baik keluarga kita selama di sana. Sekarang,kamu boleh istirahat.”
Irene beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju kamar mewahnya. Ia merebahkan diri di atas kasur super nyaman sembari memandangi keseluruhan ruangn itu. Tak bisa ia membaynagkan harus tinggal di Nusa Kambangan seperti terpenjara seumur hidupnya.
***
Akhirnya, hari yang paling Irene hindari tiba. Ia harus naik kereta sendiri menuju Kota Surabaya. Sebelum tiba, Irene sengaja mengolesi wajah, tangan, serta kakinya dengan body painting yang memberikan kesan bahwa wajahnya hitam, kusam, jelek, dan tidak menarik. Irene juga mengubah tatanan rambutnya menjadi kunciran dua. Pakaian yang ia kenakan memiliki warna bertabrakan yang terkesan norak. Jika kelima tuan muda itu benci dengannya, maka kemungkinan perjodohan akan dibatalkan.
Kereta tiba di Kota Surabaya. Mulai hari ini, Irene akan menjalani kehidupannya di lingkungan yang baru. Entah seperti apa hari-harinya ke depan, Irene hanya berharap bia bertahan selama satu tahun di sana.
Suasana stasiun begitu ramai. Irene sempat kebingungan memandangi orang-orang yang berlalu lalang. Ia lupa meminta nomor ponsel orang yang akan menjemputnya di sana.
Setelah berjalan beberapa langkah, dari sekumpulan penjemput penumpang, ada kelompok lelaki yang tampak menonjol di sana.
Empat orang lelaki tampan dengan dandanan fashionable menjadi pusat perhatian orang-orang. Salah seorang di antara mereka membawa secarik kertas lebar bertuliskan ‘Keluarga Narendra’.
Irene menyunggingkan senyum. Tidak disangka, ia akan dijemput oleh sekumpulan tuan muda yang tampangnya seperti pangeran. Mereka memang tampan, tapi bagi Irene tetap menyebalkan. Gara-gara mereka ia harus meninggalkan kehidupan nyamannya.
Iren membentangkan kertas yang dibawanya di hadapan kelima tuan muda. Tulisan yang tertera di kertasnya ‘Irene Abraham dari Jakarta’. Irene menunjukkannya sambil tersenyum manis.
Empat tuan muda yang melihat keberadaan wanita itu seketika tercengang. Mereka saling berpandangan heran, seakan tidak percaya melihat sosok wanita yang akan mereka jemput.
“Sebenarnya kita mau menjemput calon istri atau calon budak? Yakin, ini putri keluarga Abraham dari Jakarta? Kenapa penampilannya norak seperti wanita kampung?” celetuk Arvy, putra keempat keluarga Narendra. Ia tidak menyangka harus membatalkan agenda pemotretan hanya untuk menjemput seorang gadis buruk rupa. Selama bekerja di dunia hiburan, tidak pernah ia melihat wanita sejelek itu. Ia kira wanita Jakarta pastilah lebih modis daripada wanita di Surabaya. Ternyata, ada wanita yang penampilannya lebih buruk daripada pelayan di rumahnya.
Alex mencubit pinggang Arvy yang sudah bicara sembarangan di depan tamu mereka. Alex merupakan putra kedua yang pemikirannya paling dewasa. Pekerjaannya sebagai CEO di perusahaan keluarga.
“Apa benar kamu Nona Irene dari Jakarta?” tanya Alex dengan nada bicara yang sopan.
Irene mengangguk. Ia tidak menyangka dari kelima tuan muda yang menjemputnya, ada satu orang yang bisa berlaku sopan padanya.
Saudara-saudara Alex yang lain tampak tidak terlalu peduli dengan kehadirannya. Mereka bahkan tidak sungkan memperlihatkan tatapan benci dan kesal saat melihat Irene.
❤❤❤❤❤
Hai ... selamat membaca karya baru author. Semoga kalian suka, ya. Jangan lupa untuk meninggalkan jejak like atau komentarnya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 327 Episodes
Comments
RINDI INEKE XIE 23
mampir...thorr kayanya menarik
2023-09-23
1
Nisa🙂
seru bangat cerita nya🙂
2023-08-18
0
Lisa Andriyan
kira kira di kasih visual nya gak ni, biar makin semangat ngehalu nya😁
2023-05-11
0