SI PENOLONG

Pagi hari, kantor sudah dihebohkan dengan sebuah berita besar. Apalagi kalau bukan tentang Pak Bas yang tiba tiba dipindah tugaskan. Pria yang sudah bekerja lebih dari sepuluh tahun dan sudah menduduki posisi yang lumayan tinggi itu, mendadak dipindahkan ke anak perusahaan yang ada di Kalimantan. Hal tersebut jelas menimbulkan pertanyaan besar, salah satunya, apa penyebabnya.

Reni yang mendengar kabar itu langsung memberitahu Mila. Dia merasa jika ini ada hubungannya dengan peristiwa kemarin.

"Menurut lo, ada hubungannya dengan kejadian kemarin gak sih?" Tanya Reni saat dia dan Mila sedang berdua di pantry.

"Gak tahu juga." Jawab Mila sambil mengedikkan bahu. Dalam hati, dia juga bertanya tanya, apakah ini karena dia? Apa Elgar yang melakukan ini?

Mendadak hati Mila berbunga bunga. Jika memang Elgar yang melakukan ini, artinya pria itu peduli padanya.

"Ish, malah senyum senyum sendiri." Cibir Reni sambil menepuk lengan Mila. "Segitu senengnya ya Pak Bas dipindahin?" Lanjutnya sambil bersedekap dan geleng geleng kepala.

"Banget." Jawab Mila sambil mencubit kedua pipi Reni dan tersenyum lebar.

"Ish, Mila." Seru Reni sambil menyelamatkan pipinya yang terasa panas. "Pipi gue makin cubi kalau lo tarikin mulu." Protesnya sambil melotot.

"Ulu ulu, biarpun cubby, tetep cantikkok." Goda Mila.

"Tetep cantikan lo. Buktinya, Dion gak pernah ngelirik gue. Ups." Sadar kalau udah keceplosan, Reni buru buru menutup mulutnya.

"Jangan bilang, kalau kamu..."

"Enggak." Potong Reni cepat.

"Iya juga gak papa kok." Goda Mila sambil menyenggol lengan Reni. Wajah Reni seketika memerah karena malu.

"Jangan bilang sama Dion ya Mil, please..." Pinta Reni dengan raut memohon. "Dion sukanya kan sama elo." Seketika, wajah yang biasanya ceria itu berubah mendung.

Mila tersenyum lalu merangkul bahu Reni. "Aku bakalan selalu support kamu Ren. Aku gak ada rasa sama sekali sama Dion. Aku cuma nganggep dia sahabat, gak lebih. Tenang aja, aku gak mungkin sama Dion."

"Gue tahu kok Mil. Lo kan sukanya sama Pak Elgar." Mila yang kaget buru buru membekap mulut Reni. Dia celingukan, berharap tak ada yang mendengar celetukan Reni. Dan untungnya, tak ada siapa siapa disana selain mereka berdua.

"Apaan sih Ren." Geram Mila sambil melepaskan bekapannya. "Gak usah ngadi ngadi deh."

Reni tersenyum lalu menyenggol bahu Mila. "Gak usah ngeles, gue tahulah. Gue bisa lihat gimana cara lo natap Pak Elgar. Dan gimanapun bad mood nya lo, kalau udah urusan ke ruangan pak Elgar, lo pasti langsung senyum senyum. Seolah bahagia lo itu, ada di Pak Elgar."

"Sotoy." Seru Mila sambil mendorong kebelakang kening Reni.

"Bukan sotoy, tapi e...."

"MILA.!" Teriakan seorang wanita seketika menghentikan ucapan Reni. Dia dan Mila langsung kompak melihat kearah sumber suara. Tampak Tari yang baru masuk menghampiri mereka dengan muka mirip angry bird.

"Kurang ajar lo Mila." Maki Tari yang sekarang sudah berdiri dihadapan Mila sambil berkacak pinggang. Nafas wanita itu sedikit memburu, khas orang yang sedang emosi jiwa.

"Mbak Tari ini punya sopan santun gak sih? Dateng dateng main teriak lalu maki maki orang. Gak pernah se_"

"DIAM LO!" Bentak Tari sambil memelototi Reni. Membuat Reni seketika kicep tapi tangannya mengepal kuat.

"Hei Mila, kurang ajar ya lo. Bisa bisanya lo nipu gue. Sengajakan, lo mau mempermalukan gue didepan Pak Elgar?" Maki Tari sambil setengah berteriak.

"Gak usah ngegas bisa gak?" Sahut Mila santai. Dia sama sekali tak tampak takut ataupun kesal. Dia malah menyeringai dan itu membuat Tari kian geram.

"Gue bakal bales perbuatan lo." Ancam Tari sambil menunjuk ke muka Mila.

"Bales? Emang saya salah apa?"

Reni sampai melongo melihat Mila yang tak ada takut takutnya.

"Salah apa lo bilang? Lo sengajakan bohongin gue tentang takaran kopi Pak Elgar?"

Mila mendadak ingin tertawa. Jadi usahanya mengerjai Tari kemarin berbuah manis. Wanita itu jatuh kedalam perangkapnya.

"Kalaupun saya bohong, apa masalahnya? Bukannya mbak Tari yang bilang kalau gak mau sampai sama takarannya? Jadi apa urusannya dengan takaran yang saya kasih. Oh...jangan jangan, mbak Tari ngikutin takaran saya?" Tanya Mila sambil menahan tawa.

"Kamu ya!" Tari kian emosi. Dia mengepalkan dua telapak tangannya kuat kuat sambil memelototi Mila. Tapi mendadak, wanita itu membuang nafas perlahan lalu tersenyum pada Mila. Dia mencondongkan tubuhnya kearah Mila lalu berbisik.

"Gue tahu lo suka sama Pak Elgar. Tapi lo bukan siapa siapa untuk bisa dapetin dia. Lo itu cuma office girl yang hanya dipandang sebelah mata olehnya. Daripada lo sakit hati, mending lo mundur teratur. Lo gak ada apa apanya jika dibandingin sama Salsa." Cibir Tari sambil menyeringai. Sebagai sekretaris Elgar, Tari tahu jika Mila sering terlalu lama diruangan Elgar. Sangat tidak sesuai dengan tugasnya yang hanya mengantar kopi.

Tari lalu membalikkan badan dan langsung pergi.

"Tunggu." Teriak Mila saat Tari berada diambang pintu. Mila menghampiri Tari dan berbisik di telinganya.

"Harusnya, nasehat tadi untuk diri kamu sendiri." Bisik Mila sambil mendorong dada Tari dengan telunjuknya.

"Apa maksud lo?" Tanya Tari sambil menoleh kearah Mila.

"Jangan dikira saya tidak tahu. Mbak Tari sering menggunakan cara menjijikan untuk menarik perhatian Pak Elgar. Mbak Tari sengaja pura pura jatuh agar ditolong. Sengaja menempelkan dada dilengan Pak Elgar, dan sering kali saya lihat mbak Tari sengaja menarik rok agar pahanya kelihatan." Setelah dipendam lama, akhirnya Mila berkesempatan juga menyampaikan kekesalannya pada Tari. Pada wanita yang selalu berusaha menggoda suaminya.

"Seberapa besarnyapun usaha kamu buat dapetin Pak Elgar, percuma. Karena Pak Elgar sudah ada yang memiliki." Tekan Mila lalu pergi meninggalkan Tari

Tari yang kesal langsung menedang tempat sampah didekatnya sebagai pelampiasan. Hingga tempat sampah itu terguling dan isinya tumpah.

...******...

Semalam Elgar tidak datang, membuat pagi ini, Mila bisa bangun lebih awal dan berbelanja kepasar. Dia membeli daging seperti request El. Pulang kerja nanti, dia mau memasak rendang untuk suaminya itu.

Jika tidak sedang terburu buru seperti ini, Mila biasa berjalan kaki ke kantor. Hitung hitung olahraga pagi, biar bentuk tubuhnya selalu langsing.

Mila berjalan sambil menikmati udara pagi. Ya, biarpun udaranya sudah tak sesegar udara dikampungnya. Sudah terlalu banyak polusi di Jakarta.

"Arghhh.." Teriak Mila saat tubuhnya tiba tiba oleng karena terserempet motor. Dia tersungkur, kaki dan lengannya tergores paving trotoar jalan.

Pengemudi motor itu langsung turun ke jalan raya dan kabur.

Mila meringis kesakitan saat kakinya terasa perih saat digerakkan. Rasanya sungguh aneh, bagaimana mungkin dia diserempet motor saat berjalan di trotoar.

"Mbaknya gak papa?"

Mila yang sedang menunduk sambil memperhatikan luka dikakinya langsung mendongak. Seorang pria tiba tiba berjongkok didepannya.

"Celananya sampai sobek gitu. Lengannya juga tergores. Saya antar ke klinik ya?" Tawar pria tersebut.

"Gak usah Pak, eh Mas." Mila bingung sendiri harus memanggil apa.

"Tapi mbaknya terluka loh. Bisa infeksi kalau gak diobati."

"Gak papa, nanti saya obati ditempat kerja saya saja." Mila tak mau buang buang uang untuk ke klinik. P3k di kantor lumayan lengkap, mending diobati disana.

Mila berusaha bangun sambil menahan perih dikakinya. Kantor sudah lumayan dekat, rasanya dia masih sanggup untuk berjalan.

"Mbak nya kerja dimana, biar saya antar?"

"Gak usah mas, gak usah." Tolak Mila sambil menggeleng. Dia tak mau merepotkan orang lain, apalagi yang tidak dia kenal sama sekali. Meskipun orang didepannya itu tampak seperti orang baik baik.

"Emang bisa jalan cepat dengan kaki seperti itu? Nanti malah telat sampai ditempat kerja."

Benar juga, batin Mila. Bisa bisa dia kena sp 3 dan langsung out jika telat lagi.

"Kerja dimana, biar saya antar. Saya orang baik baik kok mbak. Tapi kalau takut sama saya, saya pesankan taksi online saja." Ujar Pria itu sambil tersenyum manis. Senyuman yang mampu meluluhkan hati lawan jenis, terkecuali Mila.

"Kerja dimana?" Ulangnya lagi.

"Dirgantara grup."

"Astaga, gak nyangka jika tujuan kita sama. Saya juga mau kesana." Sahut pria tersebut. "Ya sudah, ayo." Pria itu menunjuk mobilnya lalu berjalan lebih dulu untuk membukakan pintu buat Mila.

Mila tak pernah melihat orang itu dikantor. Mungkin bukan diarea tempat Mila kerja. Karena area kerja ob dibagi menjadi beberapa bagian. Dan Mila tak mungkin mengenal satu persatu orang yang bekerja di kantor pusat dirgantara grup.

"Sepertinya, yang menyerempet mbak tadi kayak disengaja. Mbak ada musuh?" Tanya pria itu saat mobil yang dikendarainya mulai melaju menuju kantor. Dia tadi melihat dengan jelas, bagaimana pengguna motor tiba tiba naik ke trotoar dan sengaja menyerempet pengguna jalan lalu kabur.

"Gak ada."

Sebenarnya, Mila juga merasa aneh. Bagaimana mungkin mengguna motor tiba tiba naik ke trotoar saat jalanan tak terlalu macet. Tapi jika itu disengaja, siapa yang melakukannya? Rasanya, dia tak punya musuh.

"Semoga saja tadi bukan kesengajaan, cuma lagi apes saja." Lanjut Mila.

Tak butuh waktu lama, mobil yang mereka kendarai sampai di depan gedung Dirgantara grup. Pria itu menghentikan mobil tepat didepan lobi, bukan ditempat parkir. Membuat Mila mendadak nerves mau turun. Seumur hidup, ini pertama kalinya, dia turun dari mobil tepat didepan lobi kantor.

Mila keluar bersamaan dengan pria disebelahnya juga keluar. Tapi rasanya aneh, kenapa semua orang memperhatikannya dengan tatatapan menyelidik.

"Selamat pagi pak." Sapa dua orang sekurity pada pria tersebut.

"Pagi. Tolong parkirkan mobil saya." Titahnya sambil menyerahkan kunci pada salah satu sekurity.

"Baik Pak." Jawabnya sambil menunduk hormat. Sedangkan sekurity yang satunya. Memperhatikan Mila dengan tatapan yang aneh.

"Terimaksih atas tumpangannya. Saya masuk dulu." Pamit Mila.

"Silakan." Jawab pria tersebut sambil tersenyum ramah.

Mila menunduk hormat lalu berjalan menuju pintu masuk.Tapi tiba tiba pria tersebut memangginya.

"Tunggu." Teriak pria itu sambil berjalan cepat kearah Mila.

"Jangan lupa lukanya segera diobati." Pesan pria itu.

"Iya mas, eh pak." Jawab Mila sambil tersenyum kikuk. Mendengar sekurity memanggil pria itu pak, Mila jadi tak enak hati mau memanggil mas.

Lagi lagi, Mila merasa menjadi pusat perhatian. Rasanya, hampir semua yang yang lewat menatap mereka. Apakah ini hanya perasaannya saja? Atau memang benar jika dia menjadi pusat perhatian saat ini. Jika itu benar, apa alasannya? Apa karena pria didepannya ini? Siapakan pria ini sebenarnya?

**Jangan lupa like, komen, vote dan kasih hadiah buat otor.

Terimakasih**

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

devan sptnya

2024-03-27

2

Mey-mey89

Mey-mey89

,,

2023-12-28

1

Amalia Khaer

Amalia Khaer

mungkinkah si kk Ipar? Devan?

2023-10-23

2

lihat semua
Episodes
1 SANDAL JEPIT
2 KABAR BURUNG
3 AWAL BERTEMU
4 TAWARAN
5 BAPAK
6 DEAL
7 HARUSNYA AKU
8 TELAT
9 MEETING ROOM
10 SUKA
11 SI PENOLONG
12 SAAT DIHATINYA ADA YANG LAIN
13 TAK PEKA
14 PINK
15 TEBAKAN
16 UANG TAMBAHAN
17 TUMIS BUNCIS
18 DUDA
19 PASAR
20 CANTIK
21 HAPPY MONDAY
22 CEMBURU YAAA????
23 KEJUTAN
24 SAKIT
25 HARTA KARUN
26 SAAT JAUH
27 CINTAI DIRI SENDIRI
28 KANGEN MAMA
29 GAUN
30 SISA YANG MASIH TERTINGGAL
31 SENJA
32 GAK BERHAK
33 LIHAT SAJA NANTI
34 RAGU
35 CALON MAMANYA PINK
36 CINDERELLA
37 GERIMIS SYAHDU
38 DRAMA JAS
39 SAKIT
40 SAKIT 2
41 DIKIRA SUAMI
42 DIMANA KAMU MIL?
43 MITOS IBU TIRI
44 DISITUASI YANG RUMIT
45 KUCING KUCINGAN
46 TANPA JEJAK
47 JALAN JALAN
48 KEPERGOK
49 AKU MENCINTAIMU
50 AKU TAK SEKUAT ITU
51 HILANG
52 PULANG KAMPUNG
53 PULANG KAMPUNG 2
54 KEDATANGAN MENANTU
55 BUKTI
56 JANJI ELGAR
57 LEPASKAN
58 AYO BAHAGIA BERSAMAKU
59 BERSAMAMU
60 PROYEK BARU
61 MEMINTA RESTU
62 MINTA RESTU 2
63 NIIGHTMARE
64 MENCEKAM
65 MENCEKAM 2
66 CINTAKU TAKKAN BERUBAH
67 MENGHABISKAN WAKTU BERSAMA
68 TANTENYA PINK
69 MENCURIGAI SESEORANG
70 KEJUTAN
71 I'M YOURS
72 PAPA
73 BERDUKA
74 BERDUKA 2
75 TANDA TANYA
76 AYO KITA BERPISAH
77 BUKAN PILIHAN YANG MUDAH
78 PERMINTAAN MAAF
79 TERAKHIR KALINYA
80 TITIPAN
81 HATIKU BERSAMAMU
82 Promo novel baru
83 DIA MANTAN SUAMIKU ( Dia suamiku S2 )
Episodes

Updated 83 Episodes

1
SANDAL JEPIT
2
KABAR BURUNG
3
AWAL BERTEMU
4
TAWARAN
5
BAPAK
6
DEAL
7
HARUSNYA AKU
8
TELAT
9
MEETING ROOM
10
SUKA
11
SI PENOLONG
12
SAAT DIHATINYA ADA YANG LAIN
13
TAK PEKA
14
PINK
15
TEBAKAN
16
UANG TAMBAHAN
17
TUMIS BUNCIS
18
DUDA
19
PASAR
20
CANTIK
21
HAPPY MONDAY
22
CEMBURU YAAA????
23
KEJUTAN
24
SAKIT
25
HARTA KARUN
26
SAAT JAUH
27
CINTAI DIRI SENDIRI
28
KANGEN MAMA
29
GAUN
30
SISA YANG MASIH TERTINGGAL
31
SENJA
32
GAK BERHAK
33
LIHAT SAJA NANTI
34
RAGU
35
CALON MAMANYA PINK
36
CINDERELLA
37
GERIMIS SYAHDU
38
DRAMA JAS
39
SAKIT
40
SAKIT 2
41
DIKIRA SUAMI
42
DIMANA KAMU MIL?
43
MITOS IBU TIRI
44
DISITUASI YANG RUMIT
45
KUCING KUCINGAN
46
TANPA JEJAK
47
JALAN JALAN
48
KEPERGOK
49
AKU MENCINTAIMU
50
AKU TAK SEKUAT ITU
51
HILANG
52
PULANG KAMPUNG
53
PULANG KAMPUNG 2
54
KEDATANGAN MENANTU
55
BUKTI
56
JANJI ELGAR
57
LEPASKAN
58
AYO BAHAGIA BERSAMAKU
59
BERSAMAMU
60
PROYEK BARU
61
MEMINTA RESTU
62
MINTA RESTU 2
63
NIIGHTMARE
64
MENCEKAM
65
MENCEKAM 2
66
CINTAKU TAKKAN BERUBAH
67
MENGHABISKAN WAKTU BERSAMA
68
TANTENYA PINK
69
MENCURIGAI SESEORANG
70
KEJUTAN
71
I'M YOURS
72
PAPA
73
BERDUKA
74
BERDUKA 2
75
TANDA TANYA
76
AYO KITA BERPISAH
77
BUKAN PILIHAN YANG MUDAH
78
PERMINTAAN MAAF
79
TERAKHIR KALINYA
80
TITIPAN
81
HATIKU BERSAMAMU
82
Promo novel baru
83
DIA MANTAN SUAMIKU ( Dia suamiku S2 )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!