THE LORD (Me And The Wolfs)
Di sebuah hutan belantara, seorang anak lelaki tampak terisak. Ia berlari ke sana kemari, tanpa arah dan tujuan. Ia berteriak-teriak mencari keberadaan kedua orang tuannya. Ia terus menangis dan menangis. Bocah lelaki itu tampak baru terbangun dari tidur lelap. Ketika ia membuka mata, ia menyadari berada di antara semak belukar. ia kebingungan.
“Ibu ... hiks ... ayah!” panggilnya pertama kali.
Sosok kecil itu tampak berisi, pakaiannya sangat bagus dan terkesan mahal, bertanda jika ia bukan anak sembarangan. Sayangnya, anak laki-laki itu tak mengingat siapa dirinya. Bahkan wajah kedua orang tuanya pun ia lupa.
“Siapa aku? Siapa pula namaku?” tanyanya bergumam. “Kenapa aku melupakan semuanya?”
“Apakah aku punya adik? Atau punya kakak? Bagaimana dengan Paman, Bibi?”
Dan serentet pertanyaan timbul dari dalam hatinya. Ia benar-benar lupa akan dirinya.
Sudah jauh ia berlari, tetapi ia bukannya keluar hutan melainkan masuk ke dalamnya. Ia menatap sekeliling, hari mulai gelap, perutnya mulai perih. Suara lolongan serigala terdengar begitu dekat. Bocah itu mulai ketakutan.
Sepasang mata merah menatapnya.
“Grrr!!” serigala mengerang lalu menyalak keras.
Bocah itu pun lari ketakutan. Ia terus berlari menyelamatkan dirinya. Beruntung ia mengenakan sepatu hingga tak terasa sakit jika telapak kakinya menginjak kerikil tajam. Perutnya makin sakit, ia tak tahu kapan ia makan terakhir kali. Yang ia rasakan jika saat ini ia benar-benar terasa lapar.
Peluh bercucuran, napasnya terengah-engah. Bocah lelaki itu sudah mulai kelelalahan. Pandangannya mulai memburam. Ia pun terjatuh.
“Uggh!” lututmya membentur bebatuan. Perih.
“Ibu ... hiks ... ayah,” panggilnya lirih.
Ia tak sanggup lagi berlari, ia pun pasrah jika harus mati dimangsa serigala di hutan ini. Perlahan, kesadarannya pun berkurang. Masih ia rasakan hembusan panas dari mulut serigala, lalu terdengar lolongan saling sahut menyahut memanggil para kawanannya.
“Kita akan bertemu di surga, ayah ... ibu,’ ujarnya lirih
sebelum ia tak sadarkan diri.
Beberapa jam kemudian. Bocah itu terbangun, matanya mengerjap, seluruh tubuhnya terasa sakit.
Perlahan matanya membuka sempurna, suasana tampak remang-remang. Bocah itu mendudukkan dirinya.
“Ugghh!” keluhnya saat ia bangkit.
“Grrr!”
Bocah tak bernama itu beringsut mundur. Namun saat menatap serigala di depannya, seakan mengajaknya berbicara. Bocah itu menetralkan ketakutannya.
“Aku di mana?” tanyanya lirih.
“Kau ada di sarang kami, My lord!” jawab serigala.
Bocah itu berjengkit kaget. Ia yakin jika binatang itu bisa bicara bahasa manusia.
“K-kau bisa bicara manusia!”
“Tidak. Tapi My Lord lah yang mengerti bahasaku!” jawab serigala.
“Tadi kau panggil apa aku tadi?” tanyanya sekali lagi kurang yakin akan pendengarannya.
“My lord,” jawab serigala.
“Ini tidak mungkin! Aku hanya manusia biasa. Aku bukan lah nabi dan aku bukan tuanmu!” sergah bocah itu tak percaya.
“My lord memang bukan nabi, tapi kau memang tuan kami dan kau memiliki kemampuan itu dan hanya bisa bicara dengan para serigala!” jelas serigala panjang lebar.
“Jadi aku hanya bisa bicara dengan kalian tapi tak bisa bicara dengan hewan lainnya?”
“Mungkin, My lord,” jawab serigala seperti membungkuk hormat.
“Sepertinya, aku sesuatu yang penting bagi kalian?” tanya bocah itu menduga.
“Nanti kau akan tahu jawabannya, my lord!”
“Aku tak tahu siapa aku,’ cicit bocah itu murung.
“Nanti my lord akan tahu,” sahut serigala itu.
Binatang itu pun pergi dan berlalu. Di sisi kanan bocah itu terdapat berbagai buah dan makanan yang sepertinya enak. Tanpa pikir panjang, bocah itu memakan makanan yang terhidang. Usai makan ia merasa kehausan, satu cawan air tak jauh terhidang di sisi kirinya.
Lagi-lagi ia meminum minuman itu tanpa berpikir lagi. Perlahan dirinya terasa ngantuk. Ia pun merebahkan dirinya dan tertidur.
Sementara serigala yang tadi menghadap bocah itu, kini berada di depan ketua para serigala. Binatang paling besar dan paling kuat. Serigala itu membungkuk hormat pada ketua serigala.
“Yang Mulia!’
“Bagaimana, apa the lord sudah sadar?”
“Sudah Yang Mulia. The lord sudah sadar!” jawab serigala masih membungkuk.
“Baik lah. Kita urus dia sampai waktu yang di tentukan. Siapkan semuanya. Sudah waktunya mereka bersiap akan kedatangan seseorang yang akan membereskan semua masalah yang mereka ciptakan sendiri!” titah ketua serigala dengan penuh nada ketegasan.
“Baik Yang Mulia!” seru segerombolan serigala.
“Yang Mulia, bagaimana dengan kumpulan Zoor?” tanya salah satu serigala sedikit khawatir.
“Biarkan mereka. Toh, mereka dikhianati oleh manusia pujaannya sendiri!” jawab sang ketua penuh kewibawaan.
Semua serigala membungkuk hormat. Lalu semuanya membubarkan diri. Mereka membangun juga mempersiapkan sesuatu guna melatih manusia yang mereka yakini akan mengagungkan nama mereka.
Sedang di tempat lain sekawanan kelompok serigala mati bergelimpangan dengan tubuh terkoyak. Sosok remaja mengamuk sejadi-jadinya. Ia gagal menumpas satu-satunya lawan yang akan membinasakan dirinya nanti.
“Kalian tak berguna!” teriaknya.
“Ini adalah salahmu sendiri!” erang salah satu serigala yang sudah terkapar.
“Diam, kau!” bentak remaja itu.
Laki-laki berusia lima belas tahun itu begitu marah. Ia baru saja membawa beberapa anak buah yang baru saja direkrut dua tahun. anak buahnya melakukan kesalahan besar. Pembantaian yang mestinya berjalan sempurna, harus gagal gara-gara terpergok salah satu maid.
“Kau .. yang terburu napsu ... Kiev. Aku sudah memperingatimu ... sebelumnya,” ujar ketua serigala dengan nada terputus-putus.
“Diam ...!!” teriak Kiev.
Kiev adalah anak yang diambil oleh gerombolan serigala. Bedanya Kiev mengenali kedua orang tuannya. Kiev diambil oleh para serigala. Ada dua kelompok serigala terkuat di hutan. Mereka meyakini jika ada seseorang akan kembali menaikan kaum mereka. Para serigala akan membungkuk hormat pada kelompok lain yang berhasil menemukan anak laki-laki yang tepat.
Ciri-ciri Kiev sangat cocok dengan ramalan yang dipercaya oleh Zoor, nama ketua serigala yang mengambilnya. Ia mengumumkan pada semua penghuni hutan, jika sebentar lagi kaum serigala akan kembali menguasai rimba karena telah menemukan sang junjungan.
Kiev dilatih di bawah bimbingan Zoor. Pengikut serigala yang memiliki bekas luka dekat matanya itu makin bertambah karena mempercayai Kiev akan mengangkat lagi kejayaan mereka.
Serigala yang memiliki warna bulu lebih gelap dan tubuhnya jauh lebih besar di antara serigala lainnya. Zoor makin angkuh ketika Kiev dengan mudah menguasai semua pelatihan hanya dalam jangka waktu lima tahun saja.
Hingga tiba-tiba datang petunjuk jika anak laki-laki yang dipilih oleh Zoor akan mati sebelum berkuasa karena harus melindungi kawanannya. Akan ada pemimpin sesungguhnya yang hadir.
“Ini tidak boleh terjadi!” kecam Kiev dalam hati
“Hanya aku yang boleh berkuasa dan menjadi satu-satunya sang junjungan para serigala. Aku bukan budak mereka!”
Kiev merubah tujuan awal. Remaja itu menginginkan kekuasaan penuh. Ia tak mau menjadi pelindung bagi seluruh kawanan serigala. Kiev mencari tahu siapa yang akan menjadi pemimpin sepenuhnya.
Remaja itu kemudian membangun kelompok sendiri. Tentu bukan dari golongan serigala, melainkan manusia.
“Akan kugunakan kekayaan ayah untuk memperkuat kelompokku!’
Kiev menyeringai sadis. Ia telah menyusun rencana untuk menjadi satu-satunya yang digariskan.
“Aku adalah yang pertama digariskan. Hanya aku yang pantas menyandang gelar The lord!” tekadnya dalam hati.
Bersambung.
Hai ... ini adalah karya baru othor. Kali ini othor akan mencoba menyajikan genre fantasi. Kisah the alpha, sang manusia pemimpin para serigala.
Dukung terus ya karya othor ... makasih.
Next?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Itulah manusia. udah di kasih ini minta itu. kurang semua.
2023-06-07
1
Anita Barus
baruu mulai sudah kelihatan serakah nya manuusia
2022-10-13
1
Ilikmbotilik
mb author, ini cerita koyo tarzan kah?
2022-09-15
1