04. Alara dan Macan Tutul Himalaya

Alara adalah seorang model freelance, yang sebenarnya selalu memiliki jadwal cukup padat. Namun, yang namanya Alara tidak pernah punya niatan serius dalam bekerja. Dia hanya mau mengambil project-project tertentu saja, lalu menggunakan sisa waktunya yang berlebihan itu untuk kegiatan berbeda-beda—yang lebih sering disebut kegiatan tidak jelas.

Maka, jangan heran jika para bibinya selalu mengejeknya. Kalau saja Alara mau serius, pasti dia sudah menjadi salah satu jajaran model top Indonesia. Wajahnya yang kebulean khas perempuan Turki, warna mata abu-abu, tubuh tinggi semampai, kulit putih bersih, dan rambut hitam pekatnya yang lebat nan panjang khas orang Indonesia. Sosok yang sempurna, jika sifatnya tidak sebar-bar preman.

Sifat kepremanannya itu sekali lagi ia gunakan untuk mengancam makhluk Tuhan yang polos dan penurut, Abir.

Sementara keluarga mereka menyiapkan soal pesta pernikahan yang akan diadakan besar-besaran, Alara meminta Abir bertemu dia di rumahnya untuk membahas soal tempat tinggal mereka setelah menikah. Ingat, mereka menikah tidak untuk membangun keluarga, tetapi hanya untuk mendapat kebebasan, dan agar tidak terus mendapat pertanyaan 'kapan nikah?'.

Oh, iya. Malam 'minta restu' kemarin juga sekaligus jadi malam lamaran dan pertunangan. Dia dan Abir telah berhasil meyakinkan semua orang untuk langsung menikahkan mereka secepatnya. Jadilah hari besar itu akan digelar tidak lebih dari seminggu lagi. Sangat cepat, dan pastinya mendadak.

"Kita LDR-an aja, deh," usul Abir.

"Terus apa tujuan kita nikah, Setan?!" balas Alara ngegas.

"Eh, lo mau nikah sama setan? Nggak jadi sama gue? Alhamdulillahirobbil alamin," Abir menyeka wajahnya dengan kedua telapak tangan; memejam seperti sangat-sangat bersyukur.

Bugh!

"Aduh!" jerit Abir saat sebuah benda panjang dan keras mendarat di punggungnya. Tebak apa? Yap, kaki Alara.

Abir mengusap-usap punggung tak berdosa yang terkena tendangan super itu. "Sialan lu, ya?! Belom juga nikah, udah main KDRT. Awas aja, gue laporin Pak RT lu!" ancamnya.

Alara tertawa kejam, seperti karakter Penyihir Jahat di film-film. "Laporin aja, kalau lo mau jadi bahan ejekan ibu-ibu sekomplek, karena untuk pertama kalinya laki-laki nangis kejer lapor RT gara-gara ditendang calon istrinya."

Dengar sendiri, kan? Alara itu memang kejam. Bisa-bisanya kemarin Abir bercanda mau menikahi perempuan itu. Belum menikah saja dia sudah tersiksa, bayangkan nanti setelahnya? Oh Tuhan, satu doa Abir, semoga nyawanya tidak melayang di malam pertama karena KDRT dari Alara. Ayolah, Abir masih mau keliling dunia. Dia bahkan belum bertemu Macan Tutul Himalaya.

"Heh! Nggak usah ngelamun!" sentak Alara.

"Gue nggak lagi ngelamun," balas Abir datar. "Lo mau ngomong apa? Cepetan," desaknya.

"Kita putusin hari ini, setelah nikah, kita mau tinggal di mana?"

"Rumah, lah, masa di jalanan," sahut Abir ketus. "Atau di puncak pegunungan Himalaya juga nggak apa-apa. Biar lu bisa ketemu sama kembaran lu, huahaha!" Abir tertawa jahat.

"Hahaha, nggak lucu sumpah!" respons Alara datar.

Abir pun berhenti dari tawa jahatnya. "Ya udah, lu mau tinggal di mana?"

"Gue nggak mau tinggal di rumah keluarga lo atau di rumah keluarga gue. Gue penginnya kita mandiri, punya rumah sendiri, biar bebas kitanya," jelas Alara.

"Oke, lu mau rumah yang gimana? Atau kita beli apartemen aja? Nggak usah yang besar-besar, pokoknya cukup untuk kita berdua aja."

Alara berpikir sejenak. "Iya, apartemen, yang jauh dari rumah Mama-Papa dan keluarga lo. Soal ukurannya besar atau kecil, terserah, yang penting nyaman."

"Yang kecil. Penting kamarnya dua. Iya, kan?"

"Iyalah!" sahut Alara semangat. "Gue mana mau tidur sama lo."

"Dihh, gue juga mana mau kali. Mendingan tidur sama Macan Tutul Himalaya daripada sama lo. Gue masih mau berumur panjang, ya," Abir bergidik ngeri.

"Udah, nggak usah kebanyakan drama. Jadi, kita beli apartemennya patungan, ya---"

"Iyalah! Harus," potong Abir.

"Ck, dengerin dulu omongan gue. Kita patungannya, gue empat puluh persen, lo enam puluh persen. Gimana? Setuju?"

"Kok gitu? Nggak adil! Masa iya lo cuma empat puluh persen?" protes Abir.

"Ya karena lo kan nanti jadi suami gue! Seorang suami itu, seharusnya menafkahi istrinya, bukan malah sebaliknya!"

"Tapi pernikahan kita nggak kayak orang-orang, Alaraaa. Pernikahan kita itu menganut konsep 'rumah kos'. Yang namanya ngekos buat berdua, jelas patungannya harus sama. Biar adil. Inget, nggak, sila kelima Pancasila? Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nah, sesuai ajaran guru PPKN kita, kita harus mengamalkan nilai-nilai dari kelima sila Pancasila," terang Abir panjang lebar, yang membuat ekspresi Alara datar sedatar-datarnya.

"Udah selesai ceramahnya? Dasar suami nggak bertanggung jawab, nggak ada akhlak!" semprot Alara terkesal-kesal.

"Gue bakal berhenti ceramah, kalau lo setuju fifty-fifty," kata Alara.

"Iya, iya, gue setuju. Sekarang katakan, berapa tabungan lo?"

Abir mengeluarkan ponsel. Jarinya tampak menggeser dan menekan layar, sepertinya sedang membuka beberapa aplikasi.

"Ini, saldo rekening gue," tunjuknya pada Alara beberapa detik kemudian.

"Woah, banyak banget. Ngepet di mana lo?"

Abir terbelalak lebar. "Asem lo, ya!? Ngepet-ngepet, lo tuh yang ngepet!" sungutnya terkesal-kesal.

Dan jangan harap Alara akan merasa bersalah membuat pria itu kesal, dia justru tertawa terbahak-bahak sambil bertepuk tangan menyaksikan bagaimana raut muka Abir.

"Sorry, sorry. Gue heran aja, selama ini lo travelling keliling dunia, yang ketemu Macan Tutul Himalaya lah, yang lihat aurora lah, tapi kenapa lo masih bisa punya uang sebanyak ini?"

"Gue nabung, Mbak! Selama ini gue kerja, nggak semuanya dipake foya-foya. Di luar negeri, sambil liburan, gue sering dapet banyak job. Pasti lu nggak percaya, kan? Gue sering ada pemotretan sama artis luar negeri," kata Abir sombong dan bangga.

Oh, ya, Abir adalah seorang photographer freelance, yang juga seperti kata-katanya, ia lebih sering keliling dunia alih-alih berada di rumah. Jadi, traveling adalah hobinya semenjak kecil. Maka ketika sudah besar, tidak heran jika dia malas berada di rumah.

"Gak percaya!" ledek Alara sambil menjulurkan lidah. "Kebenarannya adalah, lo ngepet!"

Abir mengubah wajahnya menjadi datar. "Terserah. Jadi, lu punya berapa? Ntar biar gue yang cariin apartemennya."

"Loh, jadi kalian di sini? Papa dari tadi nyari kamu, Alara," ucap ayah Alara yang tiba-tiba muncul di tengah-tengah pintu.

Adipramana, ayah Alara yang asli Indonesia itu mendudukkan dirinya di samping Alara sambil memperlihatkan layar ponselnya. "Coba kalian lihat, kalian suka yang mana?"

"Apa ini, Pa?" tanya Alara masih tidak mengerti.

"Tempat tinggal untuk kalian berdua," jawab Adi. "Papa dan papanya Abir, akan membelikan satu unit apartemen untuk kalian tempati setelah menikah. Kami tahu, kalian akan tinggal terpisah dari kita nanti, karena kalian anak-anak yang mandiri. Jadi, kami memutuskan untuk membelikan kalian berdua satu unit apartemen. Kalian mau, kan?"

Alara dan Abir saling pandang. Satu lagi rezeki tak terduga datang pada mereka.

"Mau banget lah, Pa. Alara sama Abir sekarang ini juga lagi diskusi soal tempat tinggal kami nanti. Kami malah juga udah mutusin mau beli apartemen dengan dana patungan, fifty-fifty," ungkap Alara.

"Udah, sekarang kalian nggak perlu patungan fifty-fifty lagi. Simpan uangnya untuk masa depan kalian, masa depan anak-anak kalian kelak. Sekarang, kalian pilih aja mau yang mana, nanti temui Papa setelah kalian menemukan yang pas," tutur Adi seraya bangkit dan kembali keluar.

"Ayah memang peka banget, deh," puji Abir kesenangan.

"Halah, pasti itu ide papa gue. Soalnya, Papa mana tega biarin anaknya yang cantik jelita tiada tara ini nanti kebingungan nyari tempat tinggal," Alara tak mau kalah.

Abir mengerling jengah. "Suka-suka lo aja, Ra. Males gue debat sama lo, yang ada malah bikin laper aja."

"Terlepas dari itu, lo seneng 'kan nggak jadi kehilangan uang?"

"Seneng. Seneng pake banget. Bisa dipake booking tempat buat honeymoon ini uang," Abir senyum-senyum tidak jelas.

"Nggak usah macem-macem kalau lo masih mau berumur panjang!" sahut Alara galak.

"Macem-macem gimana? Honeymoon kok macem-macem," Abir membela diri sok polos.

"Ooh, jadi lo mau honeymoon?" tanya Alara.

Abir langsung mengangguk beberapa kali dengan sangat semangat.

"Honeymoon aja sana sama Macan Tutul Himalaya!" teriak Alara seraya melempar remote TV ke arah Abir dan segera berlari pergi. Untungnya, Abir sempat menangkap remote itu dan dia selamat.

"Dasar cewek psycho!" maki Abir.

***

Terpopuler

Comments

qolifatul

qolifatul

gigit nggak macannya

2022-05-29

1

lihat semua
Episodes
1 01. Kompromi Gila
2 02. Terganjal Restu?
3 03. Pasangan Kriminal
4 04. Alara dan Macan Tutul Himalaya
5 05. Perjanjian
6 06. Gara-gara Kebanyakan Pacar
7 07. Malam Pertama, bukan Malam Terakhir
8 08. Tendangan Super Alara
9 09. Abir Marah?
10 10. Honeymoon Sendiri-sendiri
11 11. "Gue mau kita putus."
12 12. Dia Benar-benar Sakit?
13 13. Sakit, tapi Bisa Jalan-jalan?
14 14. Alara yang Kejam, atau Abir yang Bodoh?
15 15. Perempuan Gila
16 16. Gara-gara Minuman Terkutuk
17 17. S untuk Siapa
18 18. Lelah Berdebat
19 19. Ada Kepala!
20 20. Teror?
21 21. Penyihir VS Penyihir
22 22. Kebenarannya, Sara....
23 23. Perjanjian Menyebalkan
24 24. Minta Maaf?
25 25. Gara-gara Pacar Ke-3
26 26. Alisha yang Manis
27 27. Pokoknya Selain Alisha
28 28. Kebenaran Sara (2)
29 29. Mewujudkan Impian
30 30. Hutan
31 31. Terjebak
32 32. Impian Alara
33 33. Abir: "Rasa apa ini?"
34 34. Ditangkap Polisi?
35 35. Abir: "Dia ... Alara Aarunaya."
36 36. I Love You, Alara!
37 37. Berhasil Pulang
38 38. Nasi Goreng Rasa Cinta
39 39. Salah Alara?
40 40. Kebetulan?
41 41. Bencana atau Berkah?
42 42. Abir pergi?
43 43. Tugas Membuat Alara Jatuh Cinta
44 44. Usaha Mengesankan Alara
45 45. Alara Terkesan?
46 46. Bertengkar?
47 47. Kesalahan Terbesar Abir
48 48. Semuanya Berakhir
49 49. Solusi atau Bukan?
50 50. Saling Merindukan
51 51. Panggilan Sayang
52 52. Kecelakaan Bersama ....
53 53. Sebuah Pengkhianatan
54 54. Semakin Rumit
55 55. Sumpah
56 56. Alara: "Abir hanya milikku!"
57 57. Misi Menculik Alisha
58 58. Terbongkar: Bukan Abir?
59 59. Mengaku
60 60. Bantuan
61 61. Menangkap atau Tertangkap?
62 62. Menyatukan Dua Cinta (End)
Episodes

Updated 62 Episodes

1
01. Kompromi Gila
2
02. Terganjal Restu?
3
03. Pasangan Kriminal
4
04. Alara dan Macan Tutul Himalaya
5
05. Perjanjian
6
06. Gara-gara Kebanyakan Pacar
7
07. Malam Pertama, bukan Malam Terakhir
8
08. Tendangan Super Alara
9
09. Abir Marah?
10
10. Honeymoon Sendiri-sendiri
11
11. "Gue mau kita putus."
12
12. Dia Benar-benar Sakit?
13
13. Sakit, tapi Bisa Jalan-jalan?
14
14. Alara yang Kejam, atau Abir yang Bodoh?
15
15. Perempuan Gila
16
16. Gara-gara Minuman Terkutuk
17
17. S untuk Siapa
18
18. Lelah Berdebat
19
19. Ada Kepala!
20
20. Teror?
21
21. Penyihir VS Penyihir
22
22. Kebenarannya, Sara....
23
23. Perjanjian Menyebalkan
24
24. Minta Maaf?
25
25. Gara-gara Pacar Ke-3
26
26. Alisha yang Manis
27
27. Pokoknya Selain Alisha
28
28. Kebenaran Sara (2)
29
29. Mewujudkan Impian
30
30. Hutan
31
31. Terjebak
32
32. Impian Alara
33
33. Abir: "Rasa apa ini?"
34
34. Ditangkap Polisi?
35
35. Abir: "Dia ... Alara Aarunaya."
36
36. I Love You, Alara!
37
37. Berhasil Pulang
38
38. Nasi Goreng Rasa Cinta
39
39. Salah Alara?
40
40. Kebetulan?
41
41. Bencana atau Berkah?
42
42. Abir pergi?
43
43. Tugas Membuat Alara Jatuh Cinta
44
44. Usaha Mengesankan Alara
45
45. Alara Terkesan?
46
46. Bertengkar?
47
47. Kesalahan Terbesar Abir
48
48. Semuanya Berakhir
49
49. Solusi atau Bukan?
50
50. Saling Merindukan
51
51. Panggilan Sayang
52
52. Kecelakaan Bersama ....
53
53. Sebuah Pengkhianatan
54
54. Semakin Rumit
55
55. Sumpah
56
56. Alara: "Abir hanya milikku!"
57
57. Misi Menculik Alisha
58
58. Terbongkar: Bukan Abir?
59
59. Mengaku
60
60. Bantuan
61
61. Menangkap atau Tertangkap?
62
62. Menyatukan Dua Cinta (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!