"Hari minggu apa kamu sibuk?" Tanya Adam.
"Enggak Kak, aku nggak sibuk. Emang kenapa?" Tanya Zahira.
"Sesuai perkataan Ayah. Aku harus ngajak kamu ke toko perhiasan membeli cincin kawin." Terang Adam.
Zahira mengangguk-angguk kecil. "Tapi agak siangan ya Kak, soalnya tugas aku di rumah cukup banyak kalo di hari Minggu." Ucap Zahira.
Adam mengangguk. "Tidak masalah, yang penting kamu memberitahu kedua orang tuamu jika kita akan pergi membeli cincin kawin." Ucap Adam.
"Beres kalau soal itu." Kekeh Zahira mencoba untuk lebih mengakrabkan diri kepada laki-laki tampan itu.
Zahira melihat jam yang melingkar di tangan kiri. Ternyata waktu istirahatnya sudah hampir habis.
"Kak.. aku balik dulu ya, waktu istirahatku sudah habis nih. Terima kasih untuk traktirannya." Ucap Zahira sambil tersenyum manis.
Adam mengangguk. "Baiklah, hati-hati di jalan." Jawab Adam lalu melangkah menuju kasir untuk membayar.
Zahira berjalan ke parkiran menuju sepeda motornya. Saat di starter sepeda motornya tidak mau menyala. Di coba beberapa kali tetap saja tidak bisa. Ia mengecek bensinnya apa sudah habis, tapi bensinnya masih ada.
"Hufftt mogok lagi, gimana ini?" Bingung Zahira tidak tahu.
"Kenapa masih di sini?" Tanya Adam mendekat ke motor Zahira.
"Itu, sepeda motorku sepertinya mogok Kak." Jawab Zahira sedih.
"Biar aku coba." Ucap Adam dan Zahira langsung turun dari motornya. Adam menstarter lagi dan lagi tapi masih saja tidak bisa menyala.
"Hah, ini memang mogok. Gini saja aku akan mengantarmu ke tempat kerjamu." Adam menawari Zahira.
"Terus motorku Kak?" Tanya Zahira. Nggak mungkin kan, ia meninggalkan motornya di tempat itu.
"Tenang saja, aku akan menelpon bengkel langganan ku, jadi kamu tidak usah khawatir." Adam menyuruh orang di bengkel langganannya untuk datang ke tempat yang sudah ia beri tahu.
"Kita tunggu dulu, nanti orangnya akan datang." Zahira mengangguk.
Tidak lama menunggu, orang bengkel sudah datang dan mengecek sepeda motor Zahira.
"Bagaimana Mas?" Tanya Adam.
"Ini harus saya bawa ke bengkel Mas, mogoknya lumayan parah." Kata tukang bengkel sambil menatap Adam.
"Bawa saja Mas, jika sudah selesai segera telpon saya." Ujar Adam seraya memberikan kunci sepeda motor Zahira ke tukang bengkel itu.
"Terus, aku gimana Kak?" Zahira menunjuk dirinya sendiri.
Adam menghela nafasnya di udara. "Aku kan tadi sudah bilang, aku akan mengantar kamu." Ujar Adam dingin.
Zahira tersenyum tidak enak melihat kekesalan Adam pada dirinya.
"Ayo naik." Perintah Adam yang sudah duduk di motor sport warna hitam.
Zahira sebenarnya ragu untuk naik, karena jok belakang motor Adam cukup tinggi untuk di naiki.
Adam menoleh, paham dengan keraguan Zahira. "Pegang pundakku untuk naik, biar kamu tidak jatuh." Katanya.
Zahira memegang kedua pundak Adam, hingga bisa duduk di jok belakang.
"Sudah?" Tanya Adam.
Zahira mengangguk. "Sudah Kak." Jawabnya lalu melepaskan tangannya di pundak Adam.
Adam melajukan sepeda motornya dengan kecepatan sedang. Zahira deg-degan di bonceng Adam seperti ini. Ini pertama kalinya bagi Zahira di bonceng sama cowok lain selain adik dan Bapaknya.
"Duh..mimpi apa aku semalam bisa di bonceng sama Kak Adam. Mana wangi lagi dia.." Batin Zahira berteriak kegirangan.
Harum parfum Adam begitu menenangkan menurutnya. Lamunan Zahira buyar, ketika motor Adam sudah berhenti. Ternyata mereka sudah sampai. Zahira pun turun dari motor Adam.
"Makasih Kak, udah repot-repot ngantar aku." Ucap Zahira dengan senyuman setelah melepas helmnya.
"Hmm, sama-sama." Jawab Adam singkat. Tanpa basa-basi Adam langsung melajukan sepeda motornya menuju ke tempat kerjanya.
Dini yang sedari tadi memperhatikan Zahira dari dalam Swalayan, bertanya-tanya siapa laki-laki itu. Bukan hanya Dini saja, Eko juga turut penasaran dengan sosok laki-laki yang mengantar Zahira karena terhalang oleh helm full face yang Adam pakai.
Zahira masuk ke dalam.
"Ehhemm, tadi diantar sama siapa ya?" Goda Dini
melihat Zahira yang berjalan ke arahnya.
"Oh, itu tadi Kak Adam yang antar aku." Jawab Zahira jujur.
Eko yang tidak mau ketinggalan berita pun mendekat ke arah mereka. Mendengar pembicaraan dua gadis yang selalu dia tempeli seperti perangko.
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Esther Lestari
deg2 an ya Zahira dibonceng Adam😍
2022-10-10
2
Yunisa
Kok aku yang senyum2 sendiri Zahira dibonceng Adam😅
2022-08-12
1
Risna Polapa
hmmmmmmm bagus ceritanya
2022-06-17
4