Adzan subuh berkumandang membangunkan setiap muslim dari tidur lelapnya. Melaksanakan kewajiban kepada sang Khalik.
Selesai sholat Subuh dan mengaji, Zahira kini bertugas mencuci semua pakaian kotor. Sedang Ibu Zahira memasak untuk sarapan pagi. Zahira melanjutkan kegiatan paginya dengan menyapu rumah dan halaman depan rumahnya. Sudah menjadi rutinitasnya setiap hari.
"Nduk.. buatkan kopi untuk Bapakmu ya." Suruh Ibu pada Zahira, saat putrinya sudah masuk ke dalam setelah selesai menyapu.
"Iya Mak." Angguk Zahira lalu membuat kopi hitam kesukaan sang Bapak.
"Adikmu belum bangun Nduk, ini sudah jam enam loh." Ujar Ibu Zahira sambil menggoreng ikan.
Akmal mempunyai kebiasaan buruk jika tidak dibangunkan tidak akan bangun-bangun. Terkadang Zahira kesal sendiri dengan tingkah adik bandelnya itu.
Setelah meletakkan kopi di meja. Zahira melangkah ke kamar Akmal membangunkan sang empu yang masih nyenyak menikmati mimpinya.
"Akmal bangun, sudah jam enam. Kamu mau kesiangan nanti masuk ke sekolah!" Zahira menggoyang lengan adiknya dengan pelan.
"Bentar lagi Mbak.. masih ngantuk ini." Serak Akmal dengan mata terpejam.
"Mal.. ayo cepat bangun, nggak ada nanti-nanti sebelum Emak marah!" Sahut Zahira galak.
Dengan malas Akmal pun bangun dari kasurnya. Mengambil handuk yang tersampir di belakang pintu, lalu melangkah ke kamar mandi yang berada di sebelah dapur. Zahira sendiri merapikan tempat tidur adiknya yang sangat berantakan.
"Ayo kita sarapan, makanan sudah siap." Perintah Ibu Zahira pada keluarganya.
***
Di sawah, Bapak sedang mencabuti rumput liar yang tumbuh di samping padi yang baru di tanam. Saat mencabuti rumput ada yang memanggil Bapak. Ternyata orang itu adalah Ayah Adam yang juga berada di sawah.
"Giat sekali calon besanku ini." Seloroh Ayam Adam menghampiri Bapak Zahira yang sudah naik ke galengan sawah.
Bapak Zahira tersenyum. "Haha, tentu lah San. Biar nanti saat panen hasilnya melimpah." Kekeh Bapak Zahira. Ayah Adam juga ikut tertawa.
"Begini San, semalam saya sudah merundingkan masalah perjodohan dengan Adam dan Alhamdulillah.. putraku langsung setuju." Ucap Ayah Adam.
"Alhamdulillah.. jika Nak Adam setuju, sebenarnya saya sempat khawatir jika Nak Adam menolak perjodohan ini." Tutur Bapak yang mencemaskan perihal perjodohan yang mereka susun.
Ayah Adam tersenyum.
"Jadi, nanti malam kami akan berkunjung ke rumah kalian ya San.. untuk mempertemukan anak-anak kita." Ujar Ayah Adam.
***
Malam harinya keluarga Zahira sibuk menyiapkan jamuan untuk menyambut calon besan mereka. Zahira sendiri saat ini berada di kamar, berganti pakaian dengan Gamis yang lebih sopan. Sungguh Zahira begitu deg-degan menyambut calon suaminya. Dia juga penasaran dengan sosok yang akan menjadi imamnya kelak.
Sewaktu pulang kerja. Ibu Zahira memberitahu kalau calon suaminya akan datang berkunjung. Zahira sendiri langsung kaget kenapa bisa secepat itu. Tanpa banyak bertanya lagi Zahira hanya mengiyakan saja.
Terdengar suara sepeda motor berhenti di depan rumah Zahira. Yaitu suara sepeda motor milik Adam. Lelaki tampan dengan tinggi 177 cm itu sungguh tidak menyangka jika dia dijodohkan dengan Zahira, gadis yang selalu dia hindari selama ini.
"Assalamu'alaikum.." Ucap salam Adam dan Ayahnya bersamaan.
"Wa'alaikumsalam.." Sambut Bapak dan Ibu Zahira menghampiri tamunya. Mereka senang melihat calon menantu mereka akhirnya datang ke rumahnya.
"Ayo silahkan masuk San, Nak Adam." Ajak Bapak menyuruh tamunya untuk duduk.
Adam dan Ayahnya duduk di kursi, Ibu langsung membawakan minuman dan beberapa cemilan untuk di suguhkan kepada tamunya itu.
"Mak, tolong panggilkan Zahira." Perintah Bapak.
Ibu Zahira menghampiri putrinya di kamar. Terlihat Zahira sedang duduk di tepi kasur dengan perasaan yang tidak menentu.
"Nduk, ayo keluar calon suami kamu sudah datang." Ucap Ibu Zahira dengan senyum lebarnya memasuki kamar sang anak.
"Ah.. i-iya Mak." Jawab Zahira yang sebenarnya gugup.
Zahira berjalan di belakang sang ibu menuju ruang tamu dengan kepala menunduk, ia takut bercampur malu. Adam memandang Zahira dengan lekat saat gadis itu duduk tepat di hadapannya. Sungguh malam ini Zahira sangat cantik dengan Gamis dan kerudung yang dipakainya.
Bapak Zahira memulai obrolan.
"Nduk, ini Nak Adam yang akan menjadi suami kamu." Ucap Bapak setelah putrinya itu keluar menghampiri tamunya.
Zahira yang tadinya menunduk langsung tersentak kaget saat Bapak menyebut nama Adam. Ia pun mendongak melihat siapa tamunya atau lebih tepatnya calon suaminya. Dan...
Deg..
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Nafik Yuliyan
😍😍😍😍😍😍😍😍😍
2022-10-26
1
Risna Polapa
sukaaaaaa🥰🥰🥰🥰🥰
2022-06-17
3
Wa Japulina 99
💖💖💖💖❤❤❤❤❤
2022-06-17
4