Ost. Ghost Hunt - Hyoukai
...This is my Darkness...
...Nothing anyone says can console me......
...Despair and Hope......
...Light and Dark......
...Happy and Sad......
...Hard and Easy......
...Good and Evil......
...Fall and Rise......
...Near and Fall......
...Group and Invidual......
...The world's not perfect but it's there for us trying ...
...the best it can ...
...That's what makes it so damn beautiful ...
...~ Roy Mustang ~...
...My happiness can only be ......
...Can only be made with my Own hands!...
...My happiness doesn't depend on anyone but me!...
...~ Kushieda Minori ~...
Baju yang dipakai Eris hari ini :
Sebuah rumah yang besar dengan halaman yang cukup luas bertebaran bunga-bunga mawar merah dan tulip di dalamnya. Rerumputan hijau yang terhampar membuat mata yang memandangnya sangat puas. Ada dua buah ayunan dengan warna merah jambu dan hijau, seperti habis dipakai
Berganti ke dalam rumah yaitu ruang tamu yang penuh dengan foto-foto keluarga dan beberapa anggota memakai baju gothic. Eris juga muncul di dalam rumah tersebut tentu karena arahan dari gambar yang muncul dalam bola kristalnya.
Ada foto yang menarik perhatian Eris kala itu sebuah foto yang di dalamnya terdapat seorang perempuan dalam balutan baju yang sama dia pakai di awal kedatangannya. Ah... ternyata ini adalah rumah gadis itu, Andriani. Lalu Eris berjalan ke tengah ruangan mungkin ruang keluarga ya.
Indah dan mewah dengan perabotan hiasan yang harganya mungkin jutaan. Dapur yang luas dan juga peralatan memasak yang sangat lengkap. Anak itu ternyata dari kalangan kelas menengah ke atas pantas saja dia sangat berminat dengan baju yang dipakainya. Kemudian Eris menangkap suara dari lantai atas dan dia menghilang begitu saja.
Dia memantau rumah itu dari tokonya, dalam kamarnya. Dan mendengarkan suara lagu yang keluar dari dalam alat bernama Laptop.
...~ Scarlet Heart Ryeo - Be With You ~...
Hmmm lagunya boleh juga tapi karena liriknya sulit di ketik, jadi kalian dengar kan saja lagunya cari dalam Google. Dalam kamar, ada seorang perempuan yang tengah berbaring membelakangi sambil mendengarkan suara orang berbicara di dalam laptop.
Dia sambil rebahan menelungkup memakai baju berwarna merah muda pendek dan celana pendek berwarna biru muda. Kedua matanya menatap lurus serius ke arah layar laptopnya. Kadang dia menangis, kadang tertawa, marah lalu tergelak keras. Hal yang Eris tidak pahami dengan manusia ini yang tertawa menatap layar kaca.
Arae muncul dan ikut menonton juga sambil tertawa. "Itu namanya laptop," katanya dengan nada ceria.
"Tandukmu menghalangi, Ara," kata Eris yang menopang wajahnya.
"Aduuuh makanya ituuu... haaah susah sekali tanduk ino selalu muncul kapan saja," kata Arae berdiri dan marah sekali kepada tanduknya.
Masih duduk, Eris membukakan tangannya dan muncullah botol berwarna ungu pekat dan memberikannya pada temannya itu.
"Dengan ini, tandukmu hanya akan muncul saat kamu marah saja. Tidak akan seperti sekarang," kata Eris menyerahkan botol itu.
"Waah! Eris kamu memang baik sekali! GLUK GLUK GLUK," Arae langsung menghabiskannya. Rasanya tidak enak namanya juga obat dan tanduknya langsung menghilang. Arae sangat senang sekali dia melompat dan memeluk Eris.
"Obat itu hanya bertahan selama seminggu, kalau mau lagi kamu harus membayar," ucap Eris dengan dingin.
"Oke oke, aku tahu. Ini uangnya kamu tidak memberikan harga bukan? Jadi aku akan bayar sesuai kebutuhan aku. Aku tunggu ya botolnya lagi. Oh ya kamu mau nonton Drama Korea tidak? Aku punya film yang seru," kata Arae mengedipkan sebelah matanya.
"Tidak usah. Aku..." kata Eris yang kemudian muncullah laptop beserta film yang Arae bawa.
Akhirnya selama beberapa jam mereka menonton. Arae dengan wajah yang sedih menangis tiada henti. Filmnya sangat menyedihkan lelaki yang harus terkena hantaman banyak peluru lalu bangkit dan akhirnya jatuh meninggal. Arae menangis keras sedangkan Eris tanpa ada ekspresi apapun.
Lanjut film yang lain, Eris menontonnya tetapi tidak menampakkan ekspresi lain sedangkan Arae tertawa terpingkal-pingkal. Lalu menatap sahabatnya yang masih sama memandang lurus tanpa berubah. Arae menghembuskan nafas dan menghilangkan semuanya.
"Aku harap selama kamu berada disini, sedikitnya bisa memiliki emosi," kata Arae dengan pandangan yang sedih.
"Apakah itu penting?" Tanya Eris.
"Penting, Eris. Manusia meskipun lemah tapi mereka bisa mengajari kita sesuatu yang tidak kita miliki. Eris, aku yakin kamu akan menemukannya," kata Arae lalu menghilang dengan meninggalkan banyak bunga merah.
Kemudian Eris menatap kembali bola kristal ternyata dia juga sedang menonton film itu, yang membuat Arae tertawa, menangis lalu marah. Andriani juga kadang menekan sesuatu dalam laptopnya untuk mengulang-ulang adegan yang ada di film itu.
Eris memperhatikan sekitar gadis itu, keadaannya rapi dan bersih hanya saja berserakan kertas-kertas dan buku kuliah di atas meja belajarnya. Lalu ada semacam jadwal kencan dan kegiatan kuliahnya.
Disamping meja belajar terdapat kalender yang tertempel di tembok dinding kamarnya diisi dengan gambar hati dan banyak coretan tidak jelas. Lemari besar berwarna hitam berhadapan dengan kasurnya adalah lemari bajunya. Kemudian ada meja kosmetik yang bentuknya menarik.
Semua kebutuhan kosmetik dia miliki semua tidak terhitung berapa jumlahnya. Seperti penata riasan pengantin saja.
DUK DUK DUK!!
"Dek! Dek!" Teriak suara di balik pintu kamarnya dengan suara yang cukup keras.
Tetapi gadis yang diteriaki nya itu sama sekali tidak beranjak dari tempat tidurnya, dia tidak mendengarkan suara itu karena memasang earphone.
Eris memperhatikannya mau dia gerakkan benda sekitarnya sama sekali tidak ada reaksi. Manusia bisa melupakan segalanya kalau dia sudah asyik dengan hal yang disukainya. Ini menjadi pelajaran pertama untuk Eris.
"Adek!! Hei, buka pintunya!" Teriak orang itu lagi kali ini dengan lebih keras.
"Hmmm sia-sia kamu berteriak," kata Eris lalu tangannya mengarahkan pada pintu dan membukanya.
Seketika itu perempuan yang ada dibalik pintu bergegas masuk dan melihat adiknya yang masih menonton. Sempat heran karena menyangka yang membukakan pintu itu adiknya.
"Lho? Bukan kamu toh yang buka pintu? Apa rusak ya? Nih anak ya dipanggil-panggil pantas susah ternyata lagi nonton film Korea! Pakai earphone pula. WOIIII ANDRIANI!!" Teriak kakaknya dengan kerasa sambil melepaskan earphone nya dengan kasar.
Dengan kaget adiknya itu langsung menutup telinganya dan berteriak kepada kakak perempuannya. Agak kaget juga ternyata kakaknya sudah ada di dalam kamarnya.
"BUSET LO! APAAN SIH!? Bagaimana kalau nanti telinga adek budeg," katanya sambil marah. Lalu duduk dan meniup tangannya untuk ke arah telinganya.
Dilemparkannya earphone milik adiknya itu ke hadapannya. "Lagian kamu juga sih nonton sambil pakai ini. Dipanggil susah sengaja ya?" Tanya kakaknya berkacak pinggang.
"Idiiih perasaan kamu saja itu. Orang lagi santai habis kuliah juga. Lah kakak kapan masuknya? Perasaan pintu aku kunci," kata Andriani keheranan.
"Jiah sudah dari tadi kali. Kunci apaan, itu bisa kebuka. Kakak pikir kamu yang buka pintunya, tahu tidak dikunci aku gebrak tadi," katanya.
"Yeee enak banget. Masa sih?" Tanya Andriani lalu memeriksanya. Benar saja pintunya tidak tidak kunci. Merasa aneh dia garuk kepalanya. "Benar kok aku tadi sudah kunci," katanya pada kakaknya.
"Ya mana aku tahu juga. Sudah selesai kan? Bantu kakak yuk potongin bunga mawar sama tulip sudah liar mereka semua. Sudah banyak yang layu mana sekarang musim hujan kan. Ayooo bantuin!" Dorong kakaknya mengajak adiknya yang malas.
"Haaa malaaas tunggu mama sajalah kak. Sebentar lagi juga pulang," kata Andriani menaiki kasurnya.
"Kamu kan tahu sendiri mama bagaimana. Paling lamban kalau melakukan apapun, makanya kalau buat makanan juga sudah dibuat di hari sebelumnya. Ayolah, kasihan juga mama banyak kerjaan kan," kata kakaknya menarik adiknya itu.
"Sebaaaall kenapa sih tidak sewa orang saja?" Tanya Andriani dengan malasnya mengikuti kakaknya itu.
"Jangan waktu lagi mekarnya saja kamu merengek minta untuk dijadikan potpourri ( campuran bahan kering organik yang memiliki aroma atau wangi. Bahan dasarnya adalah bunga, buah dan rempah-rempah kering sesuai kebutuhan ). Giliran bunga-bunganya layu tidak mau membantu membuangnya. BURUAN!!" Teriak kakaknya yang melihat adiknya pelan berjalan.
Dengan terpaksa Andriani mengikuti langkah kakaknya menuju halaman dan meninggalkan laptopnya yang menyala. Eris juga masih memantau kegiatan mereka ingin tahu mengenai yang mereka akan kerjakan.
Sesampainya di halaman benar saja banyak bunga mawar yang akan mati dan juga bunga tulip yang tampaknya layu karena terlalu sering kena air. Eris kagum pada penataan yang dilakukan oleh kakaknya terlihat sekali kalau kakaknya menyukai bunga sama dengan ibunya.
"Nih, lihat kan. Layu-layu begini sayang sekali padahal sedang indah-indahnya mekar. Musin hujan terus kapan panas lagi coba," kata kakaknya yang langsung memegang gunting tanaman dan mulai memotong bunga-bunga indah itu. Lalu dikumpulkannya menjadi gundukan di atas rumput.
"Duh, kak tinggal dicabut sajalah susah sekali sih? Pakai gunting segala. Nanti juga tumbuh yang baru kan," kata Andriani melihat kakaknya.
"Yeee ya tumbuh tapi harus kita tanam lagi. Ini belum mati sampai ke akarnya. Nih, akarnya masih bagus nanti tumbuh yang baru. Gunting saja mau kakak kasih pupuk penyubur supaya tumbuh yang baru," kata kakaknya terus menggunting.
Andriani lalu mencari gunting tanaman lagi tapi tidak menemukan. Sambil mencari, dia berkomentar. "Memang sayang sih ya baru juga mekar sudah layu karena sering hujan. Ini layu karena kurang disiram pupuk kali kak. Kakak lupa kali bagian ini kesiram, yang lainnya lumayan masih segar kok," kata Andriani memperhatikan karangan yang lain.
"Memangnya kamu yang sengaja lupa menyiram? Bisa nya hanya memetik buang yang tidak berguna menangis kakak melihatnya," kata kakaknya tidak memperhatikan adiknya.
"Tapi aku kan bayar," kata Andriani masih mencari. Dia garuk kepalanya kenapa guntingnya hanya ada satu?
"Iya sih. Kamu sedang apa sih dari tadi? Buruan sini! Banyak ini ambilkan karet gelang gih buat kakak tata supaya tidak berantakan. Setelahnya kumpulkan disini ya nanti mau kakak bakar," katanya memberikan perintah.
"Ini juga sedang cari gunting lagi. Kakak simpan dimana sih?" Tanya Andriani.
"Lah, biasanya juga di sana. Coba deh kamu cari di dapur sepertinya mama yang memindahkan. Jangan sempoyongan begitu dong! Tidak enak dilihatnya seperti belum makan saja," kata kakaknya memperhatikan adiknya berjalan.
"Dasar cerewet!" Kata Andriani sebal sekali dengan kakaknya.
Dengan jalan sempoyongan karena malas, masuk ke rumah dan berjalan menuju dapur untuk mencari gunting tanaman dan juga karet gelang. Tapi dia kesulitan menemukan gunting itu berputar-putar mencari di setiap laci dan lemari tapi tidak menemukannya.
Eris kemudian menunjuk ke arah laci yang terletak di ujung bertepatan dengan pintu ke ruangan pencuci baju dan terbuka sendiri sedikit. Lalu Eris menarik gunting tersebut dan menjatuhkannya dengan sengaja ke lantai sambil tertawa.
Suara keras gunting itu mengagetkan Andriani yang masih mencari di laci lain. Dia berputar dan melihat gunting tanaman tergeletak begitu saja di lantai. Andriani memungutnya dan menggarukkan tangannya ke rambutnya.
"Nih aneh sekali kok bisa ada disini ya? Perasaan tadi tidak ada apapun di lantai. Laci ini kok terbuka? Apa aku lupa ya menutupnya lagi? Aneh," katanya sambil sudah mengalungkan beberapa karet di lengannya dan berjalan menuju halaman.
Di halaman mereka berdua kini sibuk memotong bunga-bunga yang sudah hampir mati dan mengikatnya menjadi sebuah buket lalu menumpuknya.
Sekitar 2 jam mereka berdua bekerja, akhirnya sudah terkumpul banyak tumpukan mawar dan tulip.
"Dek, bawa ini semua ya ke depan nanti kaka akan bakar semuanya. Yah, sayang sekali sih ya padahal masih ada beberapa bunga yang tampaknya masih jauh dari layu. Tapi apa boleh buat sebelum menjalar ke yang lainnya. Kamu rapikan ya sisanya sebelah sini, kakak mau ambil korek api dulu," kata kakaknya masuk ke dalam rumah.
Andriani bekerja membereskan tanaman yang tersisa. Lalu kakaknya datang lagi dan memberikan korek itu kepadanya lalu masuk lagi untuk membuatkan minuman.
Cuaca hari itu sangat terik sekali Andriani membawa semua tumpukan itu ke daerah bebatuan dalam halamannya. Bersiap mau membakar, tiba-tiba dirinya kebelet harus ke toilet.
"Aaah! Pada saat begini... duh, tidak tahaaan!" Teriaknya bergegas lari ke dalam rumah untuk ke toilet.
Eris memperhatikan tumpukan bunga yang sudah layu itu, yang berada di depan pekarangan rerumputan kemudian tanpa ada yang menyadari, Eris mengambil semua tumpukan tanaman itu dari bola kristalnya dan menatanya dengan rapi di dalam vas bunga ya.
"Cantiknya," kata Eris otomatis semua bunganya hidup mekar segar berwarna merah darah yang agak kehitaman. Begitu juga dengan tulipnya, dia pajang di tempat semua barang dipajang.
Tidak bermaksud mencuri karena bunga itu sudah berubah status menjadi yang terbuang. Begitu mereka berada di tangan Eris, kembali hidup dan mengeluarkan harum yang semerbak memenuhi ruangan itu. Bunga itu akan menjadi bayarannya bagi Andriani yang akan meminjam bajunya. Bayaran karena dia akan berusaha mendapatkan apa yang diinginkannya.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments