Part 8 : Tumbal Pabrik

Aku berangkat kerja seperti biasa, walaupun pabrik ini menyimpan begitu banyak misteri tapi aku sangat suka dengan orang-orang yang bekerja disini mereka sangat ramah dan baik padaku.

“Hayo ngalamunin apaan?”

“Desi, kamu ini ngagetin aja. Putri mana?”

“Dia gak masuk, meriang dia habis ngeliat orang kesurupan”

“Ehhh…emangnya ada yang kesurupan?”

“Huum, anak baru dibagian putri” Aku dan Putri emang berbeda bagian jadi kami bertemu saat istirahat dan jam pulang.

Aku sudah memulai pekerjaanku tapi dari tadi aku gak ngeliat Tari, aku coba tanya teman-teman yang satu bagian denganku tapi tak ada satu pun yang melihat Tari. Akupun semakin cemas, aku melihat kearah Desi sekilas aku ingat wajah anak baru yang Desi ajari kemarin, tapi anak itu juga gak ada di depan Desi.

Sudah tiga hari Tari gak masuk bekerja, padahal teman-teman Tari yang lain sudah ada yang masuk bekerja. Aku mempertanyakan keadaan Tari kesalah satu temannya yang juga tinggal satu mess dengan Tari. Bukannya menjawab ia malah menghindariku tanpa sepatah kata pun. Hanya raut wajah cemas dan takut yang tersirat diwajahnya. Aku semakin khawatir dengan keadaan Tari. Namun saat aku hendak mengejar gadis itu seseorang menahanku.

Aku tidak mengenalinya, perawakannya tinggi berkulit hitam bertubuh gempal usianya masih sekitar tiga puluhan.

“Maaf pak, ada apa ya”

“Saya hanya ingin memperingatkanmu untuk tidak ikut campur terlalu jauh”

“Maksud bapak apa ya?” Taka da jawaban yang kuterima hanya tatapan tajam seolah mengancam yang ia tunjukkan. Siapa dia? Siapa orang itu, mengapa dia tiba-tiba berbicara seperti itu.

“Heh May, kamu ngapain disini?”

“Gak Des, gak apa-apa”

“Yaudah ayok udah bel masuk”

Sepulang kerja aku menceritakan kejadian tadi siang yang aku alami kepada Aryo dan Bima. Rupanya pria itu bernama pak Samadi mandor baru yang menggantikan posisi paklek.

Hampir satu minggu tari tidak masuk bekerja, tapi hari ini aku lega melihatnya kembali masuk kerja. Tapia da yang aneh dengan sikap Tari dia selalu merasa was-was dan penampilannya lusuh tidak seperti waktu awal dia masuk kerja.

“Tari kamu sakit?” Aku yang khawatir mencoba menanyai soal keadaanya, Tari terus saja bersikap seolah dirinya sedang diawasi

“Tari kamu ngeliatin siapa sih? Istirahat dulu ya wajahmu pucat sekali”

Aku membawa paksa Tari keruangan istirahat yang biasa digunakan karyawan untuk beristirahat saat sedang tidak enak badan. Aku membuatkan segelas teh anget untuknya.

“Tari ini diminum”

“Tolong mba, tolong Tari”

“Kamu kenapa sebenarnya, Tari?”

“Tolong mbak, Tari gak mau TOLOOOONGGGGG AKKKKKKKK” Aku panik tiba-tiba Tari berteriak, matanya melotot kearahku. Tari merangkak kearahku dengan senyum yang sangat mengerikan, ingin rasanya aku berlari sekencang mungkin tapi kakiku seperti mati rasa, aku tak dapat menggerakkan tubuhku. Tari mendekatkan wajahnya tepat diwajahku, bukan dia bukan Tari tapi ada sosok lain yang sekarang ada di dalam tubuh Tari.

“Khiiiii…khiiiii…khii, bocah iki duwekku”(Anak ini punyaku) Tari mencekik leherku, membuat nafasku tercekat. Aku merasakan tubuhku semakin lemas pandanganku mulai kabur.

“Akhirnya kamu sadar juga May” Tanya Desi dengan wajah khawatir

“Des, aku kenapa?”

“Harusnya aku yang tanya kamu ngapain sendirian digudang?”

“Hahhh…gudang? Tari mana Des?”

“Kamu ini kenapa sih aneh banget,dikondisimu yang seperti ini malah khawatirin orang lain”

“Des, Tari dimana? Tadi aku ngajak Tari di ruang istirahat karena mukanya pucat lalu…”

“Udah May, mungkin kamu yang lagi gak enak badan”

Apa iya aku yang sedang berhalusinasi, tapi aku masih ingat dengan jelas apa yang barusan aku alami.

Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari ruang produksi. Semua karyawan berhamburan keluar.

“Ada apa Des?”

“Aku juga gak tau May, sebentar aku cek dulu”

“Aku ikut Des”

“Ada apa mbak?”

“Itu May, ada yang kesurupan”

“Hah kesurupan?” Aku mencoba melihat siapa yang kesurupan, rupanya anak baru. Tingkahnya sama persis dengan tingkah Tari tadi, aku mencoba mencari keberadaan Tari.

“May, kamu mau kemana?”

“Bantu aku cari Tari, Des”

Aku dan Desi mengecek seluruh ruangan mencari keberadaan Tari, sampai di lorong belakang pabrik aku melihat Tari sedang berhadapan dengan pak Samadi mandor baru.

“May, mereka sedang apa?”

“Aku juga gak tau Des”

Aku dan Desi mencoba mencuri dengar percakapan antara pak Samadi dan Tari, namun aku dan Desi tidak bisa mendengar apapun kecuali “Tumbal Pabrik”. Aku dan Desi saling pandang.

Anak yang kesurupan dibawa oleh pak Samadi kembali ke mess, dan setelahnya anak itu tidak pernah masuk kerja lagi. Kejadian ini hampir terjadi berulang kali, namun yang kesurupan hanya menimpa orang-orang yang dibawa oleh pak Samadi. Aku gak tau apa yang sebenarnya terjadi, Tari juga dipindah bagian jadi aku sulit untuk menemuinya.

Keadaan pabrik semakin menakutkan, banyaknya kejadian kesurupan membuat para pekerja takut. Aku, Desi, Bima dan Aryo berencana untuk membuntuti Tari dan teman-temannya saat pulang ke mess. Rupanya mess tersebut terletak di belakang gudang yang jalurnya sangat sempit sehingga kemungkinan banyak orang yang gak tau kalau ada mess disana.

Melihat bangunannya saja aku sudah merasakan bulukudukku merinding, aku tidak membayangkan bagaimana mereka betah tinggal di tempat yang gelap dan singup seperti ini.

“Bima serius kita harus masuk ke dalam?”

“Cuma ini caranya untuk mencari informasi, apa yang sebenarnya ada di dalam mess itu”

Kami berempat mengendap-endap memasuki mess, dengan bangunan sebesar itu menggunakan lampu berwarna kuning membuat kami benar-benar kesulitan karena jarak pandang kami jadi terbatas.

Tiba-tiba saja kami mendengar suara hantaman benda yang cukup keras, dan diikuti suara terakan seorang gadis. Kami segera mempercepat langkah kami menuju sumber suara. Aku merasakan dingin dibagian tengkukku, aku berhenti sejenak untuk menoleh kebelakang, namun saat aku kembali menoleh kedepan teman-temanku sudah tidak ada dihadapanku. Aku semakin panik dan ketakutan. Aku mencoba berjalan tanpa tau arah mana yang harus aku tuju aku juga tidak ingat jalan keluar dari sini, disini sangat gelap dan tempatnya terlihat sama.

Terpopuler

Comments

Hergozin Cristina

Hergozin Cristina

tumbal pabrik

2022-06-03

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 : Dendam
2 Part 2 : Dendam
3 Part 3 : Santet Tanah Kuburan
4 Part 4 : Santet Tanah Kuburan
5 Part 5 : Bahu Lawean
6 Part 6 : Bahu Lawean
7 Part 7 : Tumbal Pabrik
8 Part 8 : Tumbal Pabrik
9 Part 9 : Tumbal Pabrik
10 Part 10 : Tumbal Pabrik
11 Part 11 : Tumbal Pabrik
12 Part 12 : Hantu Gendhis
13 Part 13 : Hantu Gendhis
14 Part 14 : Hantu Gendhis
15 Part 15 : Hantu Gendhis
16 Part 16 : Kutukan Sang Penari
17 Part 17 : Kutukan Sang Penari
18 Part 18 : Kutukan Sang Penari
19 Part 19 : Cinta di Atas 2050 mdpl
20 Part 20 : Cinta di Atas 2050 mdpl
21 Part 21 : Cinta di Atas 2050 mdpl
22 Part 22 : Cinta di Atas 2050 mdpl
23 Part 23 : Cinta di Atas 2050 mdpl
24 Part 24 : Wadah Nganten
25 Part 25 : Wadah Nganten
26 Part 26 : Wanita Penunggu Pohon Nangka
27 Part 27 : Wanita Penunggu Pohon Nangka
28 Part 28 : Wanita Penunggu Pohon Nangka
29 Part 29 : Wanita Penunggu Pohon Nangka
30 Part 30 : Pernikahanku
31 Part 31 : Si kecil Yana
32 Part 32 : Si Kecil Yana
33 Part 33 : Si Kecil Yana
34 Part 34 : Si Kecil Yana
35 Part 35 : Si Kecil Yana
36 Part 36 : Si Kecil Yana
37 Part 37 : Perjalanan Panjang
38 Part 38 : Perjalanan Panjang
39 Part 39 : Siapa Sosok Itu
40 Part 40. Nyi Dasimah
41 Part 41. Desa Sendangmulyo
42 Part 42. Desa Sendangmulyo
43 Part 43. Desa Sendangmulyo
44 Part 44. Desa Sendangmulyo
45 Part 45. Kelahiran Yang Dinanti
46 PERMOHONAN MAAF
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Part 1 : Dendam
2
Part 2 : Dendam
3
Part 3 : Santet Tanah Kuburan
4
Part 4 : Santet Tanah Kuburan
5
Part 5 : Bahu Lawean
6
Part 6 : Bahu Lawean
7
Part 7 : Tumbal Pabrik
8
Part 8 : Tumbal Pabrik
9
Part 9 : Tumbal Pabrik
10
Part 10 : Tumbal Pabrik
11
Part 11 : Tumbal Pabrik
12
Part 12 : Hantu Gendhis
13
Part 13 : Hantu Gendhis
14
Part 14 : Hantu Gendhis
15
Part 15 : Hantu Gendhis
16
Part 16 : Kutukan Sang Penari
17
Part 17 : Kutukan Sang Penari
18
Part 18 : Kutukan Sang Penari
19
Part 19 : Cinta di Atas 2050 mdpl
20
Part 20 : Cinta di Atas 2050 mdpl
21
Part 21 : Cinta di Atas 2050 mdpl
22
Part 22 : Cinta di Atas 2050 mdpl
23
Part 23 : Cinta di Atas 2050 mdpl
24
Part 24 : Wadah Nganten
25
Part 25 : Wadah Nganten
26
Part 26 : Wanita Penunggu Pohon Nangka
27
Part 27 : Wanita Penunggu Pohon Nangka
28
Part 28 : Wanita Penunggu Pohon Nangka
29
Part 29 : Wanita Penunggu Pohon Nangka
30
Part 30 : Pernikahanku
31
Part 31 : Si kecil Yana
32
Part 32 : Si Kecil Yana
33
Part 33 : Si Kecil Yana
34
Part 34 : Si Kecil Yana
35
Part 35 : Si Kecil Yana
36
Part 36 : Si Kecil Yana
37
Part 37 : Perjalanan Panjang
38
Part 38 : Perjalanan Panjang
39
Part 39 : Siapa Sosok Itu
40
Part 40. Nyi Dasimah
41
Part 41. Desa Sendangmulyo
42
Part 42. Desa Sendangmulyo
43
Part 43. Desa Sendangmulyo
44
Part 44. Desa Sendangmulyo
45
Part 45. Kelahiran Yang Dinanti
46
PERMOHONAN MAAF

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!