2. Fariz

Fariz Alhakim adalah seorang dosen muda yang baru saja mengabdi pada jurusan Bisnis dan manajament di salah satu perguruan tinggi swasta terbaik di kota J. setelah lulus dari pendidikan S2 nya di luar negri.

Selain dosen Fariz juga memiliki usaha kecil yang di kelola bersama teman-temannya. Di usianya yang baru 28 tahun ini, Fariz cukup sukses dan juga memiliki paras yang lumayan tampan, dengan khas wajah indonesia. sehingga menjadi bahan incaran sebagian besar mahasiswi maupun juga rekan kerja sesama dosen disana.

Tidak jarang terkadang mahasiswi berpura-pura bertanya hal tidak penting di pesan pribadi ataupun rekan kerja yang bertanya masalah kampus yang Fariz sendiri tidak begitu faham, karena dia belum lama berkerja di kampus tersebut. Karena begitu banyak pesan tidak penting yang masuk terkadang dosen muda itu menonaktifkan notifikasi pada aplikasi pesannya. agar tidak begitu mengganggu.

Tadi sewaktu Fariz masih mengajar, ada pesan dari rekannya yang berada di pabrik bahwa beberapa mesin tidak dapat di gunakan untuk produksi, sehingga harus di perbaiki. Fariz mencoba menelpon rekannya tersebut, untuk memastikan masalah dan juga menanyakan haruskah dia pergi kesana.

sudah beberapa kali di coba, tapi belum juga telpon itu diangkat hingga panggilan yang ke-4 baru panggilan Fariz di angkat pada dering terakhir.

" Assalamualaikum, gimana Ger?, apa ada masalah?" tanya Fariz kepada Gery teman satu sekolahnya dulu yang kini membuka usaha bersama dengan Fariz.

" wa'alaikum salam, 1 mesin sudah aman, dan sudah di pakai lagi. kalau yang 1 lagi masih harus di perbaiki sama teknisi yang baru aku panggil, tapi mereka agak lama datangnya!" jelas Gery.

" aku perlu kesana nggak kira-kira?" tanya Fariz memastikan kehadirannya dapat membatu atau tidak disana nantinya. Kalau masalah sudah bisa di selesaikan oleh Gery, biasanya Fariz tidak lagi perlu pergi ke pabrik.

" kayaknya perlu, soalnya ada pesanan yang harus di antar malam ini, tapi kalau mesin mati begini sudah pasti akan gagal kirim, dan kamu tahukan konsekuensinya?" jawab Gery sambil bertanya dari sebrang telpon.

" aku masih ada kelas habis ini, sekitar habis makan siang aku kesana masih aman nggak menurut kamu Ger?" tanya Fariz meminta solusi.

Ketika Fariz masih berdiskusi dengan Gery di telpon, tiba-tiba ada 2 mahasiswi masuk kedalam ruang dosen yang hanya di batasi sekat sebatas dada antara meja dosen satu dan lainnya. seorang mahasiswi bertanya kepada Fariz menanyakan seorang dosen senior di jurusan Fariz yang sedang sakit, Fariz dan rekan-rekan dosen, staf TU yang lain kemarin baru saja menjenguknya di rumah sakit.

Dosen senior itu sudah 2 hari ini tidak bisa masuk untuk melaksanakan tugasnya, karena beliau sudah sakit-sakitan, dan seharusnya hampir semua mahasiswa-mahasiswi di jurusan ini tahu soal hal itu. bahkan beberapa mahasiswa maupun mahasiswi sudah ada yang menjenguk beliau kemaren hampir serempak dengan para dosen.

" Maaf pak!" tanya mahasiswi yang bercanda cukup heboh menurut Fariz, sepertinya Fariz mengenali mahasiswi ini, dia adalah salah satu mahasiswi yang mengambil mata kuliah di kelas Fariz mengajar, beberapa kali juga cari perhatian ketika Fariz sedang menjelaskan materi pembelajaran di kelas.

" ya?" tanya Fariz sambil nggak menjauhkan Hp nya dari telinganya, dan mematikan panggilan itu sebentar.

" mau numpang tanya pak!" ucap Nadin lembut.

" tanya apa?" jawab Fariz lagi.

" ini, pak Ibnu nya dimana ya pak?" tanya mahasiswi itu, yang tidak lain adalah Nadin. Nadin disana bersama Luna.

Luna hanya diam sambil memainkan buku yang dia bawa tadi, Luna tidak tahu siapa dosen yang sedang Nadin tanyai ini, 'sepertinya dosen baru' pikir Luna. karena belum pernah melihat Fariz selama kuliah disini.

" kalau kalian ada tugas letakkan saja di mejanya, mbak!, pak Ibnu tidak masuk hari ini" jawab Fariz sopan, meskipun sudah mulai jijik dengan tingkah Nadin yang suka tebar pesona.

" ng...nggak pak!" jawab Nadin agak gugup, hendak mencari alasan lain " itu kemaren saya ngumpul tugas tapi belum di kembalikan, saya mau tanya ke pak Ibnu sudah di koreksi apa belum!" jelas Nadin mencari-cari alasan yang logis.

" o... cari aja di mejanya mbak, siapa tahu ada disana!" jawab Fariz menantang, dia tahu kalau Nadin hanya ingin cari perhatian saja, dan tidak benar-benar memiliki tugas. karena sudah beberapa kali dia mengirim pesan, namun tidak pernah Fariz balas.

" nggak usah pak, biar nanti saya tanya ke Pak Ibnu langsung aja!" elak Nadin sambil hendak permisi keluar.

ketika mereka handak pamit untuk keluar Luna sedikit mengangkat kepala sehingga Fariz bisa melihat wajah Luna. seketika Fariz terpesona oleh wajah cantik Luna.

" kami permisi dulu pak, terimakasih!" ucap Nadin.

" tunggu!" Fariz menahan kepergian mereka, membuat Nadin begitu bahagia. Nadin berharap Fariz sang dosen muda pujaan hatinya masih ingin melihat dirinya.

" nama kamu siapa?" tanya Fariz," biar nanti saya sampaikan ke pak Ibnu kalau ada mahasiswi yang mencarinya untuk menanyakan tugas!" jelas Fariz.

" nama saya Nadin pak!" jawab Nadin cepat dan bersemangat, karena di tanya nama oleh dosen incarannya.

" yang belakang?" tanya Fariz lagi. karena Fariz butuh nama mahasiswi satunya bukan mahasiswi centil yang mengulang matakuliahnya itu.

" saya?" tanya Luna bingung, karena sedari tadi dia hanya diam menemani Nadin dan tidak memiliki kepentingan apapun disini.

" iya kamu, namanya siapa?" tanya Fariz lagi.

" Luna" jawab Nadin mewakili Luna menjawab namanya.

" nama panjang?" tanya Fariz lagi.

" Nadin Prameswari" jawab Nadin antusias.

" yang belakang?" tanya Fariz lagi, karena Luna hanya diam ketika Nadin menjawab dengan semangatnya.

"Luna, Luna Anindia" jawab Luna agak bingung, karena di beri kode oleh Nadin untuk menjawab pertanyaan dosen tersebut.

" o, ya sudah" kata Fariz sambil kembali melihat Luna yang masih merasa aneh.

sedang Nadin yang ditanya nama panjangnya oleh dosen muda itu sudah berhayal setinggi langit. 'siapa tahu bapak itu mau menghafalkan namanya, untuk ijab qobul nanti' pikir Nadin senang.

Luna hanya bingung melihat tingkah Nadin yang senyum-senyum sendiri ketika keluar dari ruang dosen itu.

Sedangkan Fariz yang berada di dalam ruang dosen melanjutkan diskusinya dengan Gery mencari solusi terbaik dari maslah yang sedang mereka hadapi itu, karena Fariz masih harus mengajar Faris memilih untuk pergi ke pabrik setelah jam makan siang, karena dia sudah tidak memiliki jam mengajar lagi setelah jam makan siang.

setelah telpon dari Gery di tutup, Fariz mengingat 2 mahasiswi yang tadi masuk kedalam ruangan dosen ini.

' jadi namamu Luna Anindia!' ucap Fariz sambil mengelus dagu sambil tersenyum.

***

bersambung

Terpopuler

Comments

Eka Sukmala Dewi

Eka Sukmala Dewi

ayo semangat

2022-05-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!