"Dinda tidak keberatan mama Ratih..!"
Bara bersama dengan Nyonya Ratih, menoleh ke arah sumber suara yang baru saja memasuki ruangan makan.
"Yakin ?"
Tanya Bara penuh keraguan,karena ia tahu selama ini Dinda belum mengurus dirinya,apalagi sekarang harus hidup terpisah dari Mereka.
"Yakin,kenapa gak,lagian Dinda kan tinggal dengan Bara,jadi Dinda gak akan sepi !"
Dinda menarik kursi di sebelah Bara,Pria ini menaikan sa-tu alis nya saat mendengar ucapan sang istri.
"Dinda,meskipun kalian hidup bersama,tumbuh bersama,mama paham kalau Dinda anggap Bara seperti kawan sendiri,jika di luar rumah lebih elokNya,Dinda panggil Bara dengan sebutan Paman ya!lebih sopan !"
Nyonya Ratih mengajari Dinda,agar lebih sopan terhadap suaminya,namun Dinda malah menoleh ke arah Bara,Pria itu mengangguk Nya.
"Baik..!"
Jawab Dinda singkat,melanjutkan sarapannya,seperti biasa hari jum'at,Sabtu dan Minggu di meja makan hanya,yang lain tidak akan sarapan sepagi itu,apalagi di hari libur kerja.
"Dinda,Kamu baik-baik saja?"
Tiba-tiba pertanyaan Nyonya Ratih membuat Dinda melirik ke arah Bara.
"Dinda sehat-sehat aja Mah,Dinda kan anak kuat tidak akan terjadi apa-apa !"
Jawab Dinda yang salah mengartikan pertanyaan dari Nyonya Ratih.
"Maksud mama,itu...gimana ya cara nanya nya,pokoknya selain kesehatan Mu,Kamu merasa sakit gak bagian pa ha atau badan Mu gitu,kalau sakit mama punya ramuan untuk menyembuhkan sakit!"
Nyonya Ratih menatap ke arah Bara,Pria ini hanya diam saja,tidak menoleh atau memprotes apa yang sedang ibu nya lakukan
"gak mah,hanya saja Dinda semalam merasa kedin......hmpp!"
Bara menutup mulut Dinda dengan cepat,agar tidak memberitahu kepada ibu nya perihal ia tidur di lantai.
"heeemm..?" Nyonya Ratih menaikan satu alis Nya,menatap ke arah Bara.
"Eemmmm....eemmm..."Dinda memberontak saat Bara belum membuka mulut Nya.
"Apaan sih Bara,main tutup mulut saja,Bara kan habis olah raga jorok tau!"Kesal Dinda melanjutkan ucapannya,Pria itu mengerutkan dahi Nya melihat sikap Dinda yang masih seperti anak-anak.
"Oke..oke,mama sudah paham,ini mama bawakan segelas wedang jahe untuk Mu!"
Nyonya Ratih menyodorkan secangkir wedang jahe kepada Dinda.
Kini pandangan Nyonya Ratih tertuju kepada Bara,ia membutuhkan jawaban dari sekedar diam.
Nyonya Ratih tahu sikap dingin sang anak,namun Bara seorang Pria yang normal,ia yakin kalau soal itu laki-laki mana pun enggak akan bisa nolak,bisa-bisa ketagihan.
Nyonya Ratih menyimpulkan sebuah senyuman di sudut bibir nya,memikirkan sang anak bungsu yang telah melewati malam pertama.
"Pagi..Mah.."
"Pagi..."
"Pagi..mama..!"
"Pagi mah..."
"Pagi Sayang ...!"
Kedua anak Nya beserta menantu yang datang ke ruangan makan,bahkan Haikal dan Firman terlihat begitu bahagia.Senyuman di wajah mereka dapat di artikan kalau mereka baru saja mendapatkan harta karun.
"Loh,pada kenapa ini senyum-senyum !"
Nyonya Ratih menatap kearah ke dua putra nya yang terlihat begitu bahagia,memang anak pertama dan kedua Nyonya Ratih,lebih banyak bicara ketimbang anak bungsu mereka,pendiam dan juga dingin.
"Mama macam tidak pernah muda aja!"
Sahut Firman yang mengambil nasi,di bantu oleh Karina.
"Yah..yah..Kalian lah pemenang nya kalau soal itu !"
Nyonya Ratih lalu bangkit dari duduk Nya,untuk melihat sang suami di kamar.
"Dinda !"
Panggil Firman.
"Eemmm..!"
Dinda menoleh,
"Bagaimana semalam belah duren nya,lancar?"
Tanya Firman,Bara segera menatap Kakak Nya itu.
"Ooo,tentu lancar dong,golok nya kan besar,pasti lancar walau sedikit susah masuk !"Sambung Haikal lagi,yang ikut menggoda Dinda dan Bara.
Raut wajah Bara semakin memerah,menahan amarah serta rasa malu nya.
"Belah duren?siapa yang makan duren?orang Kita gak beli duren kok semalam !"
Jawab Dinda yang kebingungan,Bara sudah menundukkan wajahnya,kini raut wajahnya menghitam.
"Puuuffff..!"Firman menahan tawanya,Karina melirik melotot ke arah suaminya.
"Itu Lo Din,maksud Mas Haikal sama Mas Firman, Kamu sama Bara..itu Lo....!"
"Mas cukup!jangan di lanjutkan !"
Bara berdiri,lalu menarik lengan Dinda untuk pergi.
"Huusss,diam Bara marah!"
Ucap Firman yang melihat ke arah Bara.
"Bara,tunggu !Gue belum minum!"
Teriak Dinda dengan keras,saat diri Nya di seret keluar oleh Bara.Namun,Pria ini tidak mengucap sepatah kata pun.
"Lo kenapa sih,malam marah,pagi marah,dimana pun Lo berada pasti bawaan nya marah-marah!"
Dinda menghempaskan tangannya,membuat Bara menatap nya.
"Ini semua gara-gara Kamu,terlalu polos,seperti anak-anak!Kamu itu sudah buat Aku malu tau!"
Bentak Bara dengan keras.
Dinda menundukkan pandangan nya,lalu ia berjalan ke arah mobil.
"Paka antar Aku ke sekolah!"
Ujar Dinda,saat melihat Pak Sukri sang sopir pribadi mereka.
"Tapi Non...!"
"Antar Aku !"Teriak Dinda sekali lagi,Pak Sukri segera masuk mobil.
"Ck .."Bara berdecak kesal
"Dinda ..."
Panggil Bara,
Blam!
Dinda sudah berada di dalam mobil,Pak Sukri segera menghidupkan mobil Nya.
"Non.."
"Jalan aja pak!"
"Baik Non.."
Mobil pun,segera melewati tempat dimana Bara berdiri.
"Aaahh!"
Kesal Bara mengacak rambut Nya,menatap ke arah mobil yang di naiki Dinda telah keluar dari halaman rumah.
"Dinda,kapan sih Kamu akan dewasa!"Gumam Bara,lalu masuk ke dalam rumah.
Ceklek !
Bara melangkah masuk,di depan tangga sudah ada Tuan Faisal yang menunggu Nya.
"Bara ...!"
"Iya Ayah ..!"
Pria ini melangkah lebih dekat ke arah Tuan Faisal.
"Dimana Dinda?"
"Sudah pergi dengan Pak Sukri!"
"Kenapa Kamu tidak mengantar Nya?"
"Dia meminta Pak Sukri,Ayah liat sendiri kan sifat Nya tidak beda saat Dia usia 10 tahun!tidak bisa di bilangin,selalu saja apa mau Nya harus di turuti,Bara capek Yah!"
"Kamu harus sabar,Dia sudah kehilangan Ayahnya sejak usia 5 tahun,Kamu harus ingat itu,jika bukan karena Kamu,Dia tidak akan kehilangan Ayah satu-satuNya"
"Bara ngerti,tapi jujur Bara capek!"
"Ajarin pelan-pelan,lama kelamaan Dia akan terbiasa,dan sikap Nya akan lebih dewasa lagi!"
Tuan Faisal menepuk bahu Anak Nya.Bara mengangguk,sekeras apapun ia menolak untuk tidak memperdulikan Dinda,namun saat ini Dinda sudah sah menjadi istri Nya.
"Aku akan bekerja!ada penerbangan hari ini,mungkin akan berlangsung ti-ga hari,minta Pak Sukri untuk menjemput Dinda !"
"BukanNya,Kamu masih punya cuti dua hari lagi?"
"Iya,tapi Aku mau masuk kerja hari ini,Aku tidak terbiasa ambil cuti!"
Bara meninggalkan Tuan Faisal di depan tangga,sementara ia melangkah menaiki satu persatu anak tangga.
"Bara...semalam bagaimana ?"
Seisi rumah penasaran dengan kejadian semalam,secara Bara itu Pria yang dingin dan juga pendiam,kebanyakan kata-kata nya pedes kalau bicara enggak tanggung-tanggung suka nyakitin.
"Ayah sama Mama waktu itu bagaimana?Kami juga begitu!"
Jawab Nya kesal,lalu berjalan ke arah kamar,Tuan Faisal yang mendengar jawaban Anaknya,bukannya marah,namun malah tertawa.
"Pantas jadi anak Ku,sifat Nya enggak jauh beda!"
Gumam Tuan Faisal.
"Apanya enggak jauh beda,Dia sedang mengejek Mu!"
Sambung Nyonya Ratih yang baru saja datang menghampiri sang suami.
"Bara ...Anak sial an akan Ku kutuk Kamu menjadi Malin Kundang!"
Teriak Tuan Faisal yang murka,Nyonya Ratih menggelengkan pala nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Yulvita Darnel
yang kekanakan ya bara bukan istrinya, nggak boleh tidur di kasur melarang ini atau itu padahal nggak penting juga.
2024-05-30
0
Yulie Punggelan
Gemana mau dewasa kmu sja suaminya marah2 trs tdk bsa lembut sma istri kecil mu
2022-08-31
0
Syaakira Cantik
seru cerita nya.keluarga nya bara pada kepo wkwkwk
2022-08-12
0