"kenapa kau terkejut seperti itu?" tanya Madika dengan ekspresi tenang namun terkesan menyindir.
Onale menggertak-kan gigi-nya sambil pasang ekspresi kesal.
"berani-nya kau menepis serangan-ku!" bentak Onale. "kau harus membayar perbuatan-mu!"
Kemudian Onale pun langsung maju dengan sangat cepat menghampiri Madika sambil melakukan ancang-ancang untuk menyerang.
Madika yang melihat hal itu tentu tidak diam saja, ia dengan segera bersiaga untuk bertarung.
tak lama setelah itu Onale langsung mengayunkan tangan-nya ke arah Madika, dan dari belakang Onale pun muncul sebuah es runcing yang langsung melesat ke arah Madika.
Madika yang melihat serangan itu langsung mengibaskan tangan-nya ke samping, dan dalam sekejap es runcing yang melesat itu langsung berubah arah.
"kau benar-benar meremehkan-ku hah?!" bentak Onale.
lalu Onale pun langsung mengangkat tangan-nya dan mengarahkan-nya pada Madika.
seketika langsung muncul es runcing dalam jumlah yang banyak di belakang Onale.
"bersiaplah!!" teriak Onale dengan ekspresi semangat dan penuh percaya diri.
"hah.... sebelum-nya ku pikir kau itu pintar, tapi seperti-nya kau terlalu meremehkan trik yang di miliki oleh orang lemah ini." ujar Madika sambil menghela nafas.
"trik?" ucap Onale yang sedikit bingung.
Baru saja bertanya seperti itu, tiba-tiba angin yang sangat kuat menghantam Onale, dan seluruh es runcing yang ada di belakang-nya langsung terlempar jauh serta hancur karena saling tabrakan.
"itulah trik yang ku maksud." ucap Madika dengan tenang.
"sial! kenapa kau bisa sekuat itu?!.... bukankah kau baru tingkat atas level satu?!... kenapa bisa menghancurkan serangan-ku semudah itu?!" bentak Onale yang tampak kesal karena jelas-jelas diri-nya berada dua level di atas Madika.
"sudah ku bilang, ini hanya trik.... aku hanya mengumpulkan dan memadatkan angin ke satu titik lalu melepaskan-nya.... pelepasan itu pun menghasilkan tekanan angin yang sangat kuat sehingga bisa dengan mudah mengatasi es-mu itu." jelas Madika dengan tenang.
Setelah itu Madika pun langsung mengayun tangan-nya ke samping dan menghasilkan sebuah tebasan angin yang melesat ke arah Onale.
Onale yang melihat serangan itu langsung menghindar sehingga tebasan angin itu hanya mengenai sebuah pohon dan membuat pohon itu terpotong dengan sangat rapi.
Onale yang melihat serangan itu makin terkejut karena melihat betapa tajam-nya tebasan angin itu.
Tidak cukup sampai di situ, kini Madika kembali mengayunkan tangan-nya secara bertubi-tubi sehingga menghasilkan sangat banyak tebasan angin yang bergerak secara acak.
sementara itu, Onale yang melihat serangan itu langsung cepat mengambil tindakan. Onale dengan segera memunculkan banyak es untuk memblokir tebasan angin yang mengarah pada diri-nya.
"tchi.... padahal aku menargetkan-nya karena dia lemah! tapi kenapa perubahan diri-nya sangat mendadak seperti ini?!" batin Onale sambil pasang ekspresi kesal.
Semasa sekolah tingkat menengah, Madika memang di kenal sebagai sosok yang pendiam serta lemah karena diri-nya sangat jarang melatih kemampuan dan kapasitas Saga-nya. bukan hanya itu, ia juga memiliki mental yang lemah sehingga ia tidak berani untuk melawan balik saat diri-nya di jahili oleh orang-orang di sekitar-nya. yang bisa di lakukan oleh Madika hanyalah kabur dan melarikan diri saat diri-nya mulai di jahili lagi oleh teman sebaya-nya.
hal itu lah yang membuat Onale kebingungan, karena Madika yang ia hadapi saat ini sudah berbeda dari yang sebelum-nya.
"si@l!.... dia tidak mengendorkan serangan-nya sedikitpun!" batin Onale.
Setelah itu Onale langsung berlari ke samping untuk menghindar sambil mempersiapkan serangan.
Madika tentu tidak diam saja, ia dengan segera menembak-kan peluru angin ke arah tangan Onale yang hendak melakukan serangan.
Onale pun dengan cepat menghindar. lalu Madika pun kembali menyerang secara bertubi-tubi menggunakan tebasan angin milik-nya.
Onale berlari sambil menghindari semua serangan yang di lancarkan oleh Madika.
lalu setelah itu ia langsung melancarkan serangan menggunakan es runcing dengan jumlah yang lebih banyak lagi dari yang sebelum-nya.
Madika yang melihat jumlah es runcing yang sangat banyak itu langsung terkejut karena diri-nya belum sempat menyiapkan trik yang ia pakai sebelum-nya saat pertama kali mematahkan tehnik es runcing Onale.
lalu Madika pun dengan segera menghindari serangan es runcing itu sambil menembak-kan peluru angin untuk menghancurkan beberapa es yang tak sempat bisa ia hindari.
Meskipun sudah berusaha menghindar, namun karena jumlah es runcing itu sangat banyak, Madika pun tak bisa mengatasi semua-nya dengan baik sehingga salah satu es runcing menggores bahu Madika.
"si@l! ini lebih merepotkan dari yang ku bayangkan!" batin Madika sambil terus bergerak.
setelah itu Madika pun langsung menembak-kan salah satu peluru angin milik-nya ke arah Onale.
namun peluru angin itu berhasil di hindari sehingga hanya melewati Onale.
"meledak!!" teriak Madika sambil melompat ke belakang serta mengepalkan jari-jari tangan-nya, dan di saat yang bersamaan, peluru angin yang tadi-nya di tembak-kan oleh Madika langsung meledak dan menghasilkan tekanan angin yang sangat kuat sampai-sampai membuat Onale terdorong karena peluru angin itu meledak tepat di belakang-nya.
"AARGGG!!......" teriak Onale saat ledakan peluru angin itu menghantam tubuh-nya.
Lalu setelah itu Onale melompat ke samping untuk mencari posisi aman. namun malah terjadi ledakan lagi di tempat ia mendarat sehingga ia terlempar cukup jauh. belum sempat terjatuh, tiba-tiba terjadi ledakan lagi di dekat Onale.
ledakan itu terjadi secara beruntun dan terus mengenai Onale.
"ternyata tidak sia-sia aku menembak-kan peluru angin secara beruntun saat berusaha menghindar."
Peluru angin yang di tembak-kan oleh Madika adalah angin yang sebelum-nya di kumpul-kan serta di padatkan hingga ukuran-nya menjadi sangat kecil.
semakin kecil peluru angin yang di buat, semakin padat pula peluru angin itu, dan saat di ledak-kan akan menghasilkan ledakan yang lebih kuat pula. sistem-nya tidak berbeda jauh dengan sistem penampung angin pada senapan angin.
Setelah beberapa kali terkena ledakan, kini Onale langsung tumbang karena kehabisan stamina serta mengalami beberapa luka ringan di kulit-nya.
"seperti-nya sudah berakhir." ucap Madika sambil memasuk-kan kedua tangan-nya ke saku celana.
Setelah itu Madika memeriksa poin-nya, dan poin-nya kini bertambah menjadi 75 poin. setelah itu Madika memeriksa poin milik Onale, dan tampak poin yang di miliki oleh Onale berkurang sebanyak 25 poin sehingga hanya tersisa 25 poin.
Melihat hal itu, Madika pun menyimpulkan bahwa membuat lawan pingsan akan mendapat 25 poin, sedangkan membunuh lawan akan mendapatkan 50 poin secara keseluruhan.
"sebaik-nya sekarang aku mencari tempat aman untuk bersembunyi sambil menunggu ujian selesai." ucap Madika yang kemudian berlalu dari tempat itu.
Kalau ada yang minat baca karya saya yang lainnya bisa cek di profil author ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 456 Episodes
Comments
Nino Ndut
apa2an mentalnya..bukannya keliling buat berburu malah mikir buat sembunyi..begimana dia mau ngubah masa depan atau bales dendam..payah bener dah
2023-11-28
1
Jimmy Avolution
Ayo...
2023-01-27
0