Senyum Kemenangan Tomi

Kali ini Asti mendengar nada tulus dari bicara Tomi. Tanpa di sadarinya, ia melirik ke arah lelaki itu.

"Tetapi ya kalau saya langsung pulang kerumah?''

katanya dengan suara sedikit lunak.

''Kalau tidak?''

''Kalau tidak, ya tidak apa- apa!'' sahut Tomi.

''Karena saya sudah mengatakan ingin menunjukkan rasa terima kasih saya kepada Ibu. Ke mana pun Ibu pergi saya akan mengantarkannya. Pendek kata siang ini saya menyediakan waktu untuk Bu Asti!''

Sambil berkata seperti itu, Tomi meraih tumpukan buku- buku yang di pinjam oleh Asti dari perpustakaan tadi. Kemudian ia menatap mata Asti dengan pandangan yang menyiratkan kemauan yang tak ingin di bantah.

*

*

Tetapi mana mau Asti menyerah begitu saja. Ia ingin meraih kembali tumpukan buku yang sekarang berada dalam pelukan tangan Tomi itu, nyaris merebutnya begitu saja sampai ia juga lupa bahwa dirinya berada di tempat itu sebagai seorang dosen yang sedang berhadapan dengan salah seorang mahasiswanya.

Untunglah serombongan mahasiswa yang lewat di dekat mereka telah mengingatkan Asti bahwa ia masih berada di kampus.

Karenanya ia segera menahan dirinya agar tidak memperlihatkan sikap kekanak-kanakan di tempat itu.

''Baiklah, ''

katanya kemudian dengan suara nyaris berbisik. Dan sikapnya berubah menjadi anggun meskipun air mukanya masih tetap kelihatan dingin tanpa perasaan.

''Langsung saja di masukkan ke dalam mobil!''

''Baik, Bu!''

Tomi tersenyum dalam hatinya, dan merasa berterima kasih kepada rombongan mahasiswa yang baru lewat itu. Sebab ia tahu apa yang kira- kira berada di dalam fikiran dan perasaan dosennya yang cantik itu. Tadi ia sudah menangkap gejala penolakan gadis itu. Dan begitu melihat mahasiswa - mahasiswa tadi lewat apalagi memberi salam

"selamat siang"

kepada sang dosen itu segera berubah sikap.

''Selamat siang!''

Tomi melihat senyuman mengembang di bibir Asti ketika gadis itu membalas salam dari mahasiswa-mahasiswanya tadi.

Dengan senyum kemenangan, Tomi melangkah melangkah mendahului Asti yang tampaknya sibuk sendirian sedang berusaha untuk bersikap wajar.

Apa yang di lihat Tomi dengan diam-diam itu memang tidak keliru.

Dengan susah- payah Asti berusaha agar sikapnya tampak wajar. Bahwa bukan hal aneh apabila ia meminta bantuan mahasiswanya untuk membawakan barang- barangnya. Hal semacam itu bisa terjadi di mana-mana. Dan ia berharap para mahasiswa yang lewat tadi pun berpandangan yang sama.

Suatu harapan yang wajar. Sebab Asti melalui firasatnya mengetahui bahwa di balik punggungnya ada sebagian mahasiswa yang menggoda Tomi.

Dan godaan itu jelas berkaitan dengan dirinya. Karena tidak sedikit mahasiswa dari beberapa jurusan di universitas itu mengetahui bagaimana Tomi selalu mencari perhatiannya dengan seringnya lelaki itu memonopoli pembicaraan di ruang kuliahnya.

Sepanjang perjalanan menuju ke rumahnya Asti tak mau bicara apa pun. Sekarang ia berada jauh dari jangkauan kampus tempat ia mengajar. Jadi ia tak lagi menahan dirinya agar bersikap sebagaimana seharusnya seorang dosen.

Peduli amat kalau dia ada di dekat Tomi tanpa ada kehadiran orang lain. Mau membisu, mau marah- marah itu terserah padanya.

Tetapi sayang, Asti tak memperhitungkan bahwa dengan dirinya berdiam diri itu, kehadiran Tomi yang duduk di sisinya itu jadi lebih terasakan .

Aroma wewangian lembut entah dari deodorantnya entah dari minyak wangi, entah dari rambutnya atau entah pula dari after shavernya, menyentuh hidung dan terasa nenyegarkan.Yang membuat fikiran Asti melayang entah ke mana dengan aroma harum maskulin ini.

Malah membuat debaran jantung nya lebih terpacu. .(dug,dug,dug bunyi jantung Asti), perasaan apa sich ini, sesal Asti.

Ia tak terlalu menghiraukan. Yang jelas, aroma itu adalah aroma maskulin yang lebih mengingatkannya bahwa ia berada di samping seorang lelaki ganteng, gagah dan yang entah sedikit entah banyak, menaruh perhatian khusus terhadapnya. Apapun sifat khusus itu, yang jelas telah membuat perasaan Asti mulai kalang kabut. Dan ia setengah mati membencinya, karena baru pertama kali inilah hal itu terjadi kepadanya.

Susahnya, ia tak tahu harus berbuat apa untuk mengatasinya!''

*

*

*

"Asti!''

Asti yang sedang menilai salah satu dari tumpukan karya tulis mahasiswanya langsung menghentikan kesibukannya demi ia mendengar namanya di sebut. Suara yang memanggilnya itu milik bibi nya Lastri.

"Asti!''

sekali lagi terdengar suara Bi Lastri memanggilnya. Nadanya terdengar mendesak.

Asti menutup fulpennya sambil menghela napas panjang. Ia merasa jengkel kesibukkanya terganggu.

Dengan langkah kaki ogah- ogahan, Asti keluar dari kamarnya dan segera ke depan.

Melihat Asti muncul, bi Lastri langsung mengatakan apa yang tadi tersimpan dalam hatinya.

''Ada kiriman bunga untukmu"

Bi,,Lastri, Sekaligus mengingatkanku bahwa hari ini hari ulang tahunmu!'' katanya kemudian mencium kedua belah pipinya satu- persatu.

'' Selamat ulang tahun Asti". Kadonya nanti sore ya. Kan hari ulang tahun mu masih separuh hari lebih !''

''Terima kasih !''

Asti tersenyum.. "Kalo tak sempat beli kado untukku, uang nya aja boleh kog!''

''Dasar mata duitan!''

Asti tertawa...

"Tuh lihat ada kiriman bunga untukmu itu. Tadi aku yang menandatangani penerimaannya. Habis lama betul kamu keluar dari kamar!''

Diingatkan tentang kiriman bunga untuknya, Asti mengembalikan perhatian nya ke arah semula.

Di atas meja sudut, ia melihat karangan bunga yang seluruhnya terdiri dari rangkaian mawar putih. Bunganya besar- besar dan masih segar, seolah baru saja di petik.

"Cantik sekali."

Entah siapa yang mengirimnya bunga.

''Dari Ibu dan Bapak ya Bi''?

tanyanya sambil mendekati rangkaian mawar putih itu.

''Bukan, dari pengaggumu barangkali, aku belum pernah mendengar nama itu kau sebut di rumah ini!''

'' Siapa nama pengirim bunga itu, Bi?"

tanyanya kemudian.

''Hartomo!''

Asti tertegun. Darimana lelaki itu tahu hari ini hari ulang tahunnya, pikirnya.

Lastri yang mengetahui bahwa sang ponakan masih belum mau mengikatkan hatinya dengan seseorang yang khusus, menatap wajah cantik didekatnya itu dengan penuh perhatian.

Kerenanya, ia juga sempat menyaksikan perubahan air mukanya.

"Siapa Tomi Hartomo, Asti?" tanyanya menyelidik.

"Seorang mahasiswa ku!"Sahut Asti mencoba bersikap wajar,,

"Wah!..penuh perhatian betul murid mu itu Asti!.."Bi Lastri melontarkan komentarnya dengan suara mengandung arti.

Asti membuang mukanya ketempat lain, khawatir pipinya tampak merah. Sebab, komentar sang bibi itu telah membuat pipinya terasa agak hangat.

"Mungkin cuma sebagai tanda terimakasih terhadap dosennya!" Sahutnya tanpa memandang wajah Bi Lastri.

"Biasa toh? Kita dulukan juga sering memberi sesuatu sebagai kenangan dan tanda terimakasih kepada Guru!.."

"Tetapi tidak dengan kiriman bunga mawar!"

"Memangnya kenapa kalau bunga mawar, Bibi?"

"Mawarkan lambang cinta dan putih tanda ketulusan dan kesucian hati, Bibi tersenyum-senyum.

"Ahh itu pasti hanya suatu kebetulan saja. Pengirimnya, mahasiswaku lo Bik bukan sesama dosen!.. "Bantah Asti…

"Mahasiswa istimewa.."

"Hush!.Asti mencoba untuk tidak menjadi tersipu-sipu di goda oleh sang bibi itu.

"Jangan mengarang!..(Padahal dalam hati Asti sudah berbunga-bunga wkwkwk).

"Ini kenyataan lo Asti aku tidak mengarang!."Sahut Bi Lastri, masih dengan senyum menggodanya itu. Dia tahu hari ini ulang tahun mu.

"Mahasiswa mu yang lain apakah juga tahu? Ku rasa tidak!.. "

Pipi Asti terasa hangat kembali dan seperti tadi ia lekas-lekas membuang pandangannya ke arah lain agar bibi nya tidak melihat perubahan air mukanya.

"Mungkin dia mengetahui hal itu dari sekretariat secara kebetulan, Kartu-kartu identitasku kan tersimpan disana!.." Sahutnya asal saja.

Tetapi tiba-tiba ia teringat ketika ia memfotocopy kartu penduduknya diruang sekretariat. Pasti Tomi melihat kartu itu ketika pegawai sekretariat menarunya di atas meja!..Jadi jawabannya kepada Bi Lastri tadi rasanya taklah jauh dari kenyataan, pikirnya.

"Apapun itu Asti, aku mempunyai dugaan kuat bahwa mahasiswa mu itu mengagumi mu.." kata Bi Lastri lagi.

"Jangan ngawur lo bibi!..Malahan mungkin saja ia termasuk orang yang mempunyai problem semacam Oedipus complex!"

Bi Lastri bicara tanpa mengindahkan bantahan Asti.

"Hussssh.. Ngawur saja bibi ini!.."

"Itu mungkin saja lo Asti.

Berapa umur pemuda itu? 20 Tahun, atau 21 tahun?.."

Asti mengatupkan bibirnya

Pasti bibi akan semakin ceriwis kalau dia mengetahui bahwa mahasiswa yang mengirim bunga itu sudah berumur 30 tahun lebih!

"Hei, kok diam saja sih Asti?"

Bi Lastri menggelengkan kepalanya dan melirik sang ponakan dengan penuh perhatian.

"Aku harus bilang apa, bibi?" Asti mulai bersungut-sungut.

"Aku toh tidak minta dikirimin bunga. Dan aku juga tak tahu apa motif mahasiswa ku itu mengirimi ku mawar seperti ini.

Aku tak perduli apapun pendapat bibi, oke?"

"Kok tersinggung?.."

"Aku tidak tersinggung, hanya merasa terganggu oleh pendapat dan pertanyaan yang tak ada kaitannya dengan diri ku.

Bagiku seorang mahasiswa mengirimi bunga ataupun barang-barang lainnya untuk salah seorang dosennya, merupakan sesuatu yang wajar terjadi!.. "

Sahut Asti. "Jadi bibi tak perlu sibuk sediri dengan macam-macam dugaan bibi.."

"Tetapi mawar putih dan dengan kartu ucapan khusus itu?"

Bi lastri menunjuk kearah rangkaian bunga mawar puti yang memang tampak cantik berada di sudut rungan itu. Warna tirai jendela yang berwarna merah hati sungguh merupakan latar belakang yang kontras dan membentuk suatu perpaduan yang menawan.

"Ucapan khusus apa?"

"Bacalah kartu ucapannya dulu, baru kau memberi komentar atas kata-kata ku tadi!.."ujar Bi Lastri.

Asti membungkuk dan mengambil kartu dalam amplop yang terselip diantara rangkaian mawar putih itu.

Astri tersenyum simpul melihatnya.

"Maaf, aku tadi sudah lebih dulu membacanya!.."

Kata Bi Lastri.

Asti diam saja dan membuka kartu ucapan ditangannya untuk kemudian membacanya.

“Selamat Ulang Tahun."

Saya tahu, Anda menyukai mawar putih. Bunga itulah yang tergenggam di tangan Anda ketika pertama kalinya Saya melihat Anda.(degup jantung Asti berdetak tidak karuan hehe🥰…)

"Nahhh..gimana menurutmu Asti?"

Bi Lastri yang dengan sabar menunggu sampai Asti selesai membaca kartu ucapan selamat itu menyela pikiran Asti yang mendadak menjadi kacau oleh kata-kata ucapan dari Tomi.

Asti berusaha setengah mati menahan perasaannya mendengar pertanyaan bibi nya itu. Sebab apa yang di tulis oleh Tomi pada kartu ucapannya itu benar-benar membuatnya bingung. Rasanya, lelaki itu telah melangkahi batas hubungan antara seorang dosen dengan mahasiswanya.

Dan kalau mau jujur Asti harus mengakui bahwa ucapan selamat Tomi itu menyebabkan adanya cahaya berkelip-kelip yang muncul dari dasar hatinya. (Emangnya bintang berkelip-kelip wkwk🤩)

Padahal, kalimat yang di tulis oleh Tomi itu tak terlalu istimewa dan tak terlalu bersifat pribadi. Namun toh ia yakin bahwa apapun itu, Tomi seperti hendak menyiratkan bahwa ia menaruh perhatian yang bersifat amat khusus terhadapnya. Ingatannya tentang mawar putih yang digenggamnya waktu itu tampaknya terekam kuat dalam kepala lelaki itu.

Dan tanpa terlalu mengingat batasan yang ada di antara dirinya sebagai mahasiswa dan Asti sebagai dosennya, lelaki itu dengan sengaja dan tentu saja dengan keterusterangan, mengungkapkannya secara hitam di atas putih. Pada kartu bergambar ucapan selamat ulang tahun pula. Seolah hendak mengatakan bahwa ucapan dan kata-kata yang di tulisnya itu merupakan sesuatu yang sungguh istimewa.

"Heiiii….. Kok diam saja sih Asti?"

Suara Bi Lastri yang terdengar tak sabar memasuki telinga Asti dan segera mengenyahkan pikiran yang membuatnya bingung tadi.

"Apa katamu tadi?"

Asti membalikan tubuhnya.

"Nah, kau tampak kacau!"

Bi Lastri menyeringai lebar. Sampai-sampai tak mendengar perkataan ku!..

"Aku masih memikirkan pekerjaan ku di kamar bibi!"

Asti berusaha lagi agar sikapnya kembali wajar. Setidaknya, jangan sampai pipinya menjadi merah oleh godaan sang bibi itu.

"Kamu sih mengganggu ku dengan hal sepele begini. Aku berani memastikan bahwa kau tidak sedang tidak memikirkan pekerjaan mu.

Tetapi memikirkan pengirim bunga itu!.."

Asti menggerakkan tubuhnya agar dapat menatap mata bibi nya. Ia harus bisa menguasai dirinya dengan baik saat ini. Sebab kalau tidak, bisa-bisa orang serumah akan memikirkan siapa yang mengirim mawar putih itu. Padahal ia tidak ingin nama Tomi di sebut-sebut dalam rumah ini.

Ia ingin mengembalikan ketenangan hidupnya seperti semula ketika lelaki itu belum di kenalnya. Ia juga ingin bersikap rasional seperti biasanya. Kalau pun aku memikirkannya, katanya dengan sikap bersungguh-sungguh agar Bi Lastri mau mendengar kata-katanya dengan serius. Itu karena aku harus memikirkan sesuatu cara agar mahasiswaku yang bernama Tomi itu bersikap lebih proporsional.

"Sebab boleh jadi, dia seperti yang kau sangka itu mengalami semacam keadaan Oedipus compleks. Kalau iya, sebagai dosennya akukan harus melakukan sesuatu agar keadaan semacam itu tak berlarut-larut!"

Bi Lastri mulai bersikap serius, persis sebagaimana yang di harapkan oleh Asti demi mendengar kata-kata seperti itu.

"Mudah-mudahan kau dapat mengatasinya, Asti." kata Bi Lastri.

"Sebab kasihan sekali kalau anak bermasalah seperti itu di biarkan saja. Bisa-bisa kelak dia mempunyai istri yang seumur Ibunya!"

Asti menganggukan kepalanya, menahan agar ia jangan tersenyum sendiri ketika membayangkan bagaimana wajah Bi Lastri kalau tahu mahasiswa pengirim bunga mawar itu bukan seorang remaja melainkan seorang lelaki dewasa yang ganteng, gagah dan amat menarik.

"Ahh..barang kali juga tidak akan sampai sedemikian jauhnya, bibi!.. Katanya sekenanya. Itukan hanya semacam penyakit musiman. Biasakan seorang murid merasa kagum kepada gurunya yang dianggapnya serba bisa dan serba tahu.

"Nanti perasaan seperti itukan akan hilang dengan sendirinya seiring dengan perkembangan mentalnya. Jadi sudahlah. Aku mau kembali ke kamarku dulu!"

Usai berbicara seperti itu, Asti bergerak melangkah pergi. Tetapi ketika ia sudah berada di dalam kamarnya, sulit sekali baginya mengembalikan dirinya agar kembali menekuni pekerjaannya lagi. Ingatannya kembali melayang ke sosok Tomi.

Terpopuler

Comments

༄༅⃟𝐐ahNyaak moon.༐༐༅⃟𝓮𝓵

༄༅⃟𝐐ahNyaak moon.༐༐༅⃟𝓮𝓵

kenceng amat bunyinya bu dosen.. 🤭

2022-12-21

1

🇦 ​🇹 ​🇯 ​🇺

🇦 ​🇹 ​🇯 ​🇺

yng dapet kiriman bunga dari babang tomi sampai ga emut buat ngelakuin pekerjaan nya lg malah terbayang bayang babang tomi

2022-12-20

0

⸙ᵍᵏ•ᴋͫᴇͣɪͬɴͨɴͪᴀͤʀᷞᴀᷞ•Kᵝ⃟ᴸ

⸙ᵍᵏ•ᴋͫᴇͣɪͬɴͨɴͪᴀͤʀᷞᴀᷞ•Kᵝ⃟ᴸ

di jantung asti ada yg main dram nih 🤣🤣🤣 goda trus bi Lastri biar asti sadar

2022-12-18

2

lihat semua
Episodes
1 Pengunduran Diri Asti
2 Asti Mengenang Masa Lalu
3 Ayah Kecewa Dengan Keputusan Asti
4 Asti Melamar Jadi Dosen
5 Asti Diminta Untuk Segera Menikah
6 Tamu misterius yang kurang Sopan.
7 Tamu Misterius Kurang Sopan 2
8 Mahasiswa Yang Tidak Mengenali Dosennya
9 Kemarahan Asti yang terpendam
10 Bab. 10.Permohonan Maaf Tomi
11 Bab.11. Hukuman Buat Tomi
12 Bab.12. Keinginan Asti Untuk Melanjutkan Study
13 Bab 13. Pak Eko Naksir Sama Asti
14 Bab 14. Asti Merasa Terkekang
15 Bab 15 Perdebatan Ibu Dan Asti.
16 Bab 16 Asti Mulai Beraktifitas Di Kampus.
17 Tomi Memperkenalkan Dirinya Di ruang Kuliah
18 Tomi Menantang Asti
19 Senyum Kemenangan Tomi
20 Kegelisahan Hati Tomi
21 Ketika Buaya Ketemu Pawangnya
22 Syarat Dari Asti
23 Bab 23 Tomi Merasa Kehilangan Asti.
24 Bab 24 Hati Tomi Yang Bergelora.
25 Bab 25 Tomi Tidak Sengaja Memeluk Asti.
26 Bab 26 Kekuatan Cinta Yang Mulai Mengganggu.
27 Bab 27 Pikiran Asti Mulai Goyah Atas Kehadiran Tomi.
28 Bab 28 Hubungan Kedua Sejoli Itu Semakin Dekat Tanpa Mereka Sadari.
29 Bab 29 Asti Terlalu Melawan Dengan Bathinnya Sendiri.
30 Bab 30 Tomi Menyatakan Cintanya.
31 Bab 31 Hari Apes Pak Eko.
32 Bab 32 Penolakan Asti Secara Halus.
33 Bab 33 Pesona Asti Dimata Pak Eko.
34 Bab 34 Tomi Pamit Kepada Asti.
35 Bab 35 Curahan Isi Hati Tomi.
36 Bab 36 Asti Merasa Kehilangan.
37 Bab 37 Kecerobohan Pak Eko.
38 Bab 38 Menghindari Ajakan Pak Eko.
39 Bab 39 Surat Dari Tomi.
40 Asti Liburan Mendadak
41 Asti Malu Malu Kucing
42 Asti Di Gerogoti Dua Jenis Penyakit
43 Asti Mengalami Kecelakaan
44 Asti Di Larikan Ke Rumah Sakit
45 Suara Dokter Yang Mirip Dengan Suara Tomi
46 Asti Terkejut Ternyata Tomi Seorang Dokter
47 Asti Sangat Marah Karena Merasa Dipermainkan
48 Asti Mengalami Perasaan Aneh Terhadap Tomi
49 Asti Mencari Informasi Mengenai Tomi
50 Rasa Cemburu Yang Semakin Membesar
51 Asti Di Goda Kakak Sepupunya
52 Tomi Cemburu
53 Asti Yang Mempunyai Sifat Manja
54 Pergolakan Bathin Pada Diri Tomi
55 Asti Seperti Petasan Injak
56 Tomi Penasaran Dengan Aryanto
57 Bagaikan Ombak Yang Menghepaskan Batu Karang
58 Asti Check Up Ke Dokter
59 Hati Tomi Sudah Dicuri Asti
60 Ternyata Dokter Indah Ada Hati Kepada Tomi
61 Cobaan Apa Lagi Ini
62 Tomi Merayu Asti
63 Asti Berdamai Dengan Hatinya Sendiri
64 Jalan Yang Berliku- Liku
65 Asti Cemburu Kepada Dokter Indah
66 Kerinduan Yang Berbaur Luapan Kemesraan
67 Pernyataan Cinta Yang Masih Menggantung
68 Rasa Yang Belum Terungkap
69 Perbicangan Dari Hati ke Hati
70 Rasa Ini Tak Tertahan
71 Tomi Bernyanyi
72 Kecemburuan Dokter Indah Terhadap Tomi
73 Kekesalan Indah
74 Terluka Tapi Tak Berdarah
75 Lebih Baik Sakit Gigi Daripada Sakit Hati
76 Jalan-Jalan Ke Malioboro
77 Berburu aksesoris
78 Aku Bukan Pujangga
79 Pesan Erik Pada Indah
80 Kumpul Di Rumah Eyang
81 Eyang Menitipkan Asti Pada Tomi
82 Mahasiswa Tukang Gombal
83 Asti Pulang Ke Jakarta
84 Tomi Si Alien Tampan
85 Group Bucin
86 Gelang Yang Indah Untuk Si Cantik
87 Kocak nya Geng Bucin
88 Pertemuan Tak Terduga
89 Pertemuan Rudy dan Fyth
90 Group Chat Ralove
91 Fyth Ingin Curhat
92 Ternyata Rudy Masih Mencintai Fyth
93 Persahabatan Yang Saling Mengingatkan Dan Saling Mendoakan
94 Mungkin Jodoh Kita Masih Di Jaga Sama Orang Lain.
95 Cafe Ralove
96 Makanan Dan Minuman Favorit
97 Balasan Cinta Asti
98 Keseruan Group Ralove
99 Perjodohan Di Group Ralove
100 Janji Temu Di Restoran Arkara Hinata.
101 Suasana Di Restoran Arkara Hinata
102 Permohonan Maaf Rudy
103 Bersatunya Kembali Kisah Lama
104 Bab 104 Kabar Bahagia Fyth Dan Rudy
105 Saling Merasa Nyaman Antara Satu dan Lainnya
106 Ara Panggilan Sayang Baru
107 Janjian Makan Siang
108 Ramainya Group Ralove
109 Ralove Merupakan Satu Kesatuan Dalam Menjalin Pertemanan.
110 Rencana Kegiatan Amal
111 Maryam Kecelakaan
112 Perkenalan Maryam Dan Yudha
113 Yudha Mengantar Maryam pulang
114 Kedekatan Yudha Pada Keluarga Maryam
115 Liburan Melepas Masa Lajang
116 Panggilan Sayang Asti Di Keluarga Tomi
117 Meleleh Hati Hatae
118 Acara Barbeque Group Ralove
119 Persahabatan Bagai Kepompong
120 TM Nembak Asma
121 Buka Dulu Topeng Mu
122 Persiapan Acara Lamaran
123 Tomi Nervous
124 Tomi Dan Asti Resmi Bertunangan
125 Mengerti Dan Memahami Profesi Pasangan
126 Perkenalan Aryanto Dengan Group Ralove
127 Jomblo Ngenes
128 Akhirnya Ucup Dan Anny, Sah
129 Menikahimu
130 Rencana Keberangkatan Tomi
131 keberangkatan Tomi
132 Sesaknya Nafas Di Dadaku
133 Pelipur Hati Yang Lara
134 Rencana Kopdar Di Cafe Ralove
135 Suster Mirah dan Suster Novie, Asisten dokter Tomi
136 Pembicaraan dokter Atalim Dan dokter Tyas
137 Rahasia Aryanto Dan Maryam
138 Bab 138. Saling Menjodohkan
139 Bab.139 Tomi Menempati Mess
140 Bab 140. Tersenyum Dia Nya Padaku
141 Bab 141. Desti Naksir Pak Eko
142 Bab 142. Long Distance Relationship
143 Bab 143 Strategi Pak Eko
144 Bab 144. Kejujuran Asti
145 Bab 145 Hancurnya Hati Pak Eko
146 Bab 146 Mantra Endah
147 Bab 147 Speed Terhantam Gelombang.
148 Bab 148 Tomi Tidak Di Temukan.
149 Bab 149 Firasat Tidak Baik.
150 Bab 150 Asti Tertusuk Duri.
151 Bab 151 Tomi Belum Di Temukan.
152 Bab 152 Tomi Di Temukan Nelayan.
153 Bab 153 Kamu Siapa? Saya Dimana?
154 Bab 154 Asti..Asti..Asti..
155 Bab 155 Nama Yang Sama.
156 Bab 156 Mendapat Kabar Tidak Baik.
157 Bab 157 Keyakinan Keluarga Tomi Selamat.
158 Bab 158 Perhatian Papa dan Riki.
159 Bab 159 Nomor Yang Ada Tuju Tidak Bisa Di Hubungi.
160 Bab 160 Hanya Air Mata Yang Mengalir.
161 Bab 161 Ya Allah, Jaga Dan Lindungi Tomi.
162 Bab 162 Asti Berdoa Untuk Keselamatan Tomi.
163 Bab 163 Rencana Bapak Dan Ibu.
164 Bab 164 Semua Keluarga Merasakan Kesedihan.
165 Bab 165 Asti Berangkat Ke Kendari.
166 Bab 166 Asti Memiliki Teman- Teman Yang Baik.
167 Bab 167 Fyth, Indri, Asma Menuju Rumah Asti.
168 Bab 168 Asti Dan Riki Tiba Di Kendari.
169 Bab 169 Ketemu Suster Novie.
170 Bab 170 Mas Tomi Kamu Di Mana?
171 Bab 171 Munajat Asti Untuk Tomi.
172 Bab 172 Keberadaan Tomi Belum Di Ketahui.
173 Bab 173 Asti Merindukan Saat -Saat Bersama Tomi.
174 Bab 174 Memandang Foto Tomi.
175 Bab 175 Asti Bertemu dokter Atalim.
176 Bab 176 dokter Tyas Berusaha Menenangkan Asti.
177 Bab 177 Riki Berinisiatif Mencari Sendiri Keberadaan Tomi.
178 Bab 178 Rencana Riki
179 Bab 179 Telfon Dari Aryanto.
180 Bab 180 Tomi Merasa Familiar Dengan Nama Tomi.
181 Bab 181 Sosok Wanita Di Mimpi Tomi.
182 Bab 182 Ngeles Kaya Bajaj.
183 Bab 183 Bella Ada Hati Sama Tomi.
184 Bab 184 Bella Merasa Kesal.
185 Bab 185 Siapa Perempuan Yang Bernama Asti.
186 Bab 186 Renungan Bella.
187 Bab 187 Arya Dan Rya Merancanakan Pernikahan.
188 Bab 188 Persiapan Keberangkatan Riki.
189 Bab 189. Tiba Di Kendari.
190 Bab 190 Perjalanan Menggunakan Speedboat
191 Bab 191 Si Pelang.
192 Bab 192 Mendapat Kabar Keberadaan Tomi.
193 Bab 193 Tomi Berusaha Mengingat Dirinya.
194 Bab 194 Tomi Belum Mengenali Mereka Bertiga.
195 Bab 195 Tomi Melihat Foto Dirinya.
196 Bab 196 Bella Ingin Ikut Ke Jakarta.
197 Bab 197 Riki Merasa Terharu.
198 Bab 198 Asti Sangat Bersyukur.
199 Bab 199 Tomi Masuk IGD
200 Bab 200 Bella Ketemu Asti
201 Bab 201 Tomi Merasa Bersyukur.
202 Bab 202 Bella Merasa Sakit Hati.
203 Bab 203 Berkumpul Dan Bersama Lagi.
204 Bab 204 Toke Ikan
205 Bab 205 Syukuran.
206 Bab 206 Shalat berjama'ah.
207 Bab 207 Ada perasaan tidak rela di hati Bella
208 Bab 208 Konsep Pernikahan.
209 Bab 209 Seharian Bersama Tomi.
210 Bab 210 Kata Sepakat.
211 Bab 211 Persiapan pernikahan.
212 Bab 212 Rencana Aryanto.
213 Bab 213 Calon Mantu
214 Bab 214 Nasehat Eyang.
215 Bab 215. Kesibukan Mama Tomi.
216 Bab 216 Acara siraman Tomi Dan Asti
217 Bab 217 Akad Nikah.
218 Bab 218 Obrolan Asti Dan Tomi
Episodes

Updated 218 Episodes

1
Pengunduran Diri Asti
2
Asti Mengenang Masa Lalu
3
Ayah Kecewa Dengan Keputusan Asti
4
Asti Melamar Jadi Dosen
5
Asti Diminta Untuk Segera Menikah
6
Tamu misterius yang kurang Sopan.
7
Tamu Misterius Kurang Sopan 2
8
Mahasiswa Yang Tidak Mengenali Dosennya
9
Kemarahan Asti yang terpendam
10
Bab. 10.Permohonan Maaf Tomi
11
Bab.11. Hukuman Buat Tomi
12
Bab.12. Keinginan Asti Untuk Melanjutkan Study
13
Bab 13. Pak Eko Naksir Sama Asti
14
Bab 14. Asti Merasa Terkekang
15
Bab 15 Perdebatan Ibu Dan Asti.
16
Bab 16 Asti Mulai Beraktifitas Di Kampus.
17
Tomi Memperkenalkan Dirinya Di ruang Kuliah
18
Tomi Menantang Asti
19
Senyum Kemenangan Tomi
20
Kegelisahan Hati Tomi
21
Ketika Buaya Ketemu Pawangnya
22
Syarat Dari Asti
23
Bab 23 Tomi Merasa Kehilangan Asti.
24
Bab 24 Hati Tomi Yang Bergelora.
25
Bab 25 Tomi Tidak Sengaja Memeluk Asti.
26
Bab 26 Kekuatan Cinta Yang Mulai Mengganggu.
27
Bab 27 Pikiran Asti Mulai Goyah Atas Kehadiran Tomi.
28
Bab 28 Hubungan Kedua Sejoli Itu Semakin Dekat Tanpa Mereka Sadari.
29
Bab 29 Asti Terlalu Melawan Dengan Bathinnya Sendiri.
30
Bab 30 Tomi Menyatakan Cintanya.
31
Bab 31 Hari Apes Pak Eko.
32
Bab 32 Penolakan Asti Secara Halus.
33
Bab 33 Pesona Asti Dimata Pak Eko.
34
Bab 34 Tomi Pamit Kepada Asti.
35
Bab 35 Curahan Isi Hati Tomi.
36
Bab 36 Asti Merasa Kehilangan.
37
Bab 37 Kecerobohan Pak Eko.
38
Bab 38 Menghindari Ajakan Pak Eko.
39
Bab 39 Surat Dari Tomi.
40
Asti Liburan Mendadak
41
Asti Malu Malu Kucing
42
Asti Di Gerogoti Dua Jenis Penyakit
43
Asti Mengalami Kecelakaan
44
Asti Di Larikan Ke Rumah Sakit
45
Suara Dokter Yang Mirip Dengan Suara Tomi
46
Asti Terkejut Ternyata Tomi Seorang Dokter
47
Asti Sangat Marah Karena Merasa Dipermainkan
48
Asti Mengalami Perasaan Aneh Terhadap Tomi
49
Asti Mencari Informasi Mengenai Tomi
50
Rasa Cemburu Yang Semakin Membesar
51
Asti Di Goda Kakak Sepupunya
52
Tomi Cemburu
53
Asti Yang Mempunyai Sifat Manja
54
Pergolakan Bathin Pada Diri Tomi
55
Asti Seperti Petasan Injak
56
Tomi Penasaran Dengan Aryanto
57
Bagaikan Ombak Yang Menghepaskan Batu Karang
58
Asti Check Up Ke Dokter
59
Hati Tomi Sudah Dicuri Asti
60
Ternyata Dokter Indah Ada Hati Kepada Tomi
61
Cobaan Apa Lagi Ini
62
Tomi Merayu Asti
63
Asti Berdamai Dengan Hatinya Sendiri
64
Jalan Yang Berliku- Liku
65
Asti Cemburu Kepada Dokter Indah
66
Kerinduan Yang Berbaur Luapan Kemesraan
67
Pernyataan Cinta Yang Masih Menggantung
68
Rasa Yang Belum Terungkap
69
Perbicangan Dari Hati ke Hati
70
Rasa Ini Tak Tertahan
71
Tomi Bernyanyi
72
Kecemburuan Dokter Indah Terhadap Tomi
73
Kekesalan Indah
74
Terluka Tapi Tak Berdarah
75
Lebih Baik Sakit Gigi Daripada Sakit Hati
76
Jalan-Jalan Ke Malioboro
77
Berburu aksesoris
78
Aku Bukan Pujangga
79
Pesan Erik Pada Indah
80
Kumpul Di Rumah Eyang
81
Eyang Menitipkan Asti Pada Tomi
82
Mahasiswa Tukang Gombal
83
Asti Pulang Ke Jakarta
84
Tomi Si Alien Tampan
85
Group Bucin
86
Gelang Yang Indah Untuk Si Cantik
87
Kocak nya Geng Bucin
88
Pertemuan Tak Terduga
89
Pertemuan Rudy dan Fyth
90
Group Chat Ralove
91
Fyth Ingin Curhat
92
Ternyata Rudy Masih Mencintai Fyth
93
Persahabatan Yang Saling Mengingatkan Dan Saling Mendoakan
94
Mungkin Jodoh Kita Masih Di Jaga Sama Orang Lain.
95
Cafe Ralove
96
Makanan Dan Minuman Favorit
97
Balasan Cinta Asti
98
Keseruan Group Ralove
99
Perjodohan Di Group Ralove
100
Janji Temu Di Restoran Arkara Hinata.
101
Suasana Di Restoran Arkara Hinata
102
Permohonan Maaf Rudy
103
Bersatunya Kembali Kisah Lama
104
Bab 104 Kabar Bahagia Fyth Dan Rudy
105
Saling Merasa Nyaman Antara Satu dan Lainnya
106
Ara Panggilan Sayang Baru
107
Janjian Makan Siang
108
Ramainya Group Ralove
109
Ralove Merupakan Satu Kesatuan Dalam Menjalin Pertemanan.
110
Rencana Kegiatan Amal
111
Maryam Kecelakaan
112
Perkenalan Maryam Dan Yudha
113
Yudha Mengantar Maryam pulang
114
Kedekatan Yudha Pada Keluarga Maryam
115
Liburan Melepas Masa Lajang
116
Panggilan Sayang Asti Di Keluarga Tomi
117
Meleleh Hati Hatae
118
Acara Barbeque Group Ralove
119
Persahabatan Bagai Kepompong
120
TM Nembak Asma
121
Buka Dulu Topeng Mu
122
Persiapan Acara Lamaran
123
Tomi Nervous
124
Tomi Dan Asti Resmi Bertunangan
125
Mengerti Dan Memahami Profesi Pasangan
126
Perkenalan Aryanto Dengan Group Ralove
127
Jomblo Ngenes
128
Akhirnya Ucup Dan Anny, Sah
129
Menikahimu
130
Rencana Keberangkatan Tomi
131
keberangkatan Tomi
132
Sesaknya Nafas Di Dadaku
133
Pelipur Hati Yang Lara
134
Rencana Kopdar Di Cafe Ralove
135
Suster Mirah dan Suster Novie, Asisten dokter Tomi
136
Pembicaraan dokter Atalim Dan dokter Tyas
137
Rahasia Aryanto Dan Maryam
138
Bab 138. Saling Menjodohkan
139
Bab.139 Tomi Menempati Mess
140
Bab 140. Tersenyum Dia Nya Padaku
141
Bab 141. Desti Naksir Pak Eko
142
Bab 142. Long Distance Relationship
143
Bab 143 Strategi Pak Eko
144
Bab 144. Kejujuran Asti
145
Bab 145 Hancurnya Hati Pak Eko
146
Bab 146 Mantra Endah
147
Bab 147 Speed Terhantam Gelombang.
148
Bab 148 Tomi Tidak Di Temukan.
149
Bab 149 Firasat Tidak Baik.
150
Bab 150 Asti Tertusuk Duri.
151
Bab 151 Tomi Belum Di Temukan.
152
Bab 152 Tomi Di Temukan Nelayan.
153
Bab 153 Kamu Siapa? Saya Dimana?
154
Bab 154 Asti..Asti..Asti..
155
Bab 155 Nama Yang Sama.
156
Bab 156 Mendapat Kabar Tidak Baik.
157
Bab 157 Keyakinan Keluarga Tomi Selamat.
158
Bab 158 Perhatian Papa dan Riki.
159
Bab 159 Nomor Yang Ada Tuju Tidak Bisa Di Hubungi.
160
Bab 160 Hanya Air Mata Yang Mengalir.
161
Bab 161 Ya Allah, Jaga Dan Lindungi Tomi.
162
Bab 162 Asti Berdoa Untuk Keselamatan Tomi.
163
Bab 163 Rencana Bapak Dan Ibu.
164
Bab 164 Semua Keluarga Merasakan Kesedihan.
165
Bab 165 Asti Berangkat Ke Kendari.
166
Bab 166 Asti Memiliki Teman- Teman Yang Baik.
167
Bab 167 Fyth, Indri, Asma Menuju Rumah Asti.
168
Bab 168 Asti Dan Riki Tiba Di Kendari.
169
Bab 169 Ketemu Suster Novie.
170
Bab 170 Mas Tomi Kamu Di Mana?
171
Bab 171 Munajat Asti Untuk Tomi.
172
Bab 172 Keberadaan Tomi Belum Di Ketahui.
173
Bab 173 Asti Merindukan Saat -Saat Bersama Tomi.
174
Bab 174 Memandang Foto Tomi.
175
Bab 175 Asti Bertemu dokter Atalim.
176
Bab 176 dokter Tyas Berusaha Menenangkan Asti.
177
Bab 177 Riki Berinisiatif Mencari Sendiri Keberadaan Tomi.
178
Bab 178 Rencana Riki
179
Bab 179 Telfon Dari Aryanto.
180
Bab 180 Tomi Merasa Familiar Dengan Nama Tomi.
181
Bab 181 Sosok Wanita Di Mimpi Tomi.
182
Bab 182 Ngeles Kaya Bajaj.
183
Bab 183 Bella Ada Hati Sama Tomi.
184
Bab 184 Bella Merasa Kesal.
185
Bab 185 Siapa Perempuan Yang Bernama Asti.
186
Bab 186 Renungan Bella.
187
Bab 187 Arya Dan Rya Merancanakan Pernikahan.
188
Bab 188 Persiapan Keberangkatan Riki.
189
Bab 189. Tiba Di Kendari.
190
Bab 190 Perjalanan Menggunakan Speedboat
191
Bab 191 Si Pelang.
192
Bab 192 Mendapat Kabar Keberadaan Tomi.
193
Bab 193 Tomi Berusaha Mengingat Dirinya.
194
Bab 194 Tomi Belum Mengenali Mereka Bertiga.
195
Bab 195 Tomi Melihat Foto Dirinya.
196
Bab 196 Bella Ingin Ikut Ke Jakarta.
197
Bab 197 Riki Merasa Terharu.
198
Bab 198 Asti Sangat Bersyukur.
199
Bab 199 Tomi Masuk IGD
200
Bab 200 Bella Ketemu Asti
201
Bab 201 Tomi Merasa Bersyukur.
202
Bab 202 Bella Merasa Sakit Hati.
203
Bab 203 Berkumpul Dan Bersama Lagi.
204
Bab 204 Toke Ikan
205
Bab 205 Syukuran.
206
Bab 206 Shalat berjama'ah.
207
Bab 207 Ada perasaan tidak rela di hati Bella
208
Bab 208 Konsep Pernikahan.
209
Bab 209 Seharian Bersama Tomi.
210
Bab 210 Kata Sepakat.
211
Bab 211 Persiapan pernikahan.
212
Bab 212 Rencana Aryanto.
213
Bab 213 Calon Mantu
214
Bab 214 Nasehat Eyang.
215
Bab 215. Kesibukan Mama Tomi.
216
Bab 216 Acara siraman Tomi Dan Asti
217
Bab 217 Akad Nikah.
218
Bab 218 Obrolan Asti Dan Tomi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!