Gadis itu hanya menganggapnya sebagai teman biasa. Paling-paling sebagai dosen senior yang bisa dimintanya pendapat.
Karena, Pak Eko itu sudah lebih berpengalaman mengajar dibanding dengan dirinya. Usianya sudah tiga puluh lima tahun. Ia mengajar difakultas ekonomi dan bekerja sebagai konsultan pada sebuah perusahaan besar dengan gaji yang cukup lumayan.
Kondisi ekonominya sudah jauh lebih dari cukup untuk membina rumah tangga.
Rumah yang lumayan bagus, sudah dimilikinya. Begitu pun kendaraan. Namun entah mengapa, sampai saat ini Pak Eko masih juga belum menikah padahal kelihatan nya ia memiliki segalanya yang bisa membuat seorang gadis jatuh hati kepadanya.
Pak Eko, menggambarkan sosok laki-laki yang sangat sempurna dimata para mahasiswinya.
Tapi pak Eko tidak pernah tertarik pada mahasiswinya, baik dari yang baru tingkat awal hingga mahasiswi tingkat akhir.
Bagi pak Eko, mereka hanya anak didik yang harus ia bimbing dan dia ajari ilmu pengetahuan yang dimilikinya, dan semua sudah menjadi tugasnya sebagai seorang dosen.
Di kampus juga ada beberapa dosen muda maupun yang seumuran pak Eko yang diam-diam menaruh hari pada pak Eko, bahkan ada yang terang-terangan menunjukkan perasaannya pada pak Eko.
Namun pak Eko seakan menutup mata akan hal itu.
Pak Eko tidak pernah menanggapi setiap ada dosen wanita yang memberikan perhatian lebih padanya.
Hingga ketika Asti datang dan menjadi salah satu dosen yang mengajar di kampus itu, pak Eko mulai membuka hatinya untuk menerima kehadiran seorang perempuan.
Asti, dosen baru yang sering bertanya pada dosen senior, bukan hanya pada pak Eko, telah membuat pak Eko terpesona dan berusaha untuk mencari perhatian dari Asti.
Asti sendiri mengetahui bahwa tidak sedikit mahasiswi yang jatuh hati kepada pria matang itu, kalau dia mengajar, hampir tidak ada mahasiswi yang absen diruang kuliah.
Dan tidak sedikit pula diantara mereka yang memilih nya sebagai dosen pembimbing atau pembimbing akademik mereka.
Oleh sebab itu, Asti sendiri merasa heran kenapa lelaki seperti pak EKo itu tak bisa menggerakan hatinya padahal betapa banyaknya gadis lain yang pasti akan merasa berbahagia menjadi titik perhatian lelaki itu.
Bagi Asti, pak Eko terlalu baik.
Terlalu sempurna. Menghadapinya, segala sesuatu sudah seperti mapan dengan sendirinya. Tidak ada tantangan atau semacam itu yang muncul dalam hatinya setiap bergaul dengan lelaki itu.
Berada didekat pak Eko, segala sesuatunya tampak tenang, damai tetapi kurang menimbulkan semangat atau gairah kehidupan. Keadaan itu terlihat terlalu datar, tanpa ada gelombang tantangan dalam menjalani suatu hubungan.
Sesuatunya tampak bertolak belakang dengan Asti yang selalu berkiprah dan menyukai tantangan dalam segala hal.
Asti seorang perempuan yang dinamis.
Ia menyukai sesuatu hal yang baru yang belum pernah dia jalani dalam kehidupannya.
Seperti lebih memilih menjadi dosen dari pada mencari pekerjaan di kantoran yang seperti ia jalani sebelumnya.
Asti merasa tertantang untuk bisa mencoba hal yang baru.
Menjadi seorang dosen, merupakan hal yang baru pertama ia lakukan.
Terbayang dimatanya, bagaimana ia berdiri dihadapan para mahasiswanya, mengajar dan membagikan ilmu yang dimilikinya.
Sepertinya sebuah tantangan yang sangat menyenangkan dan harus dicoba nya.
Asti menyadari jika pak Eko, dosen senior yang sering ia mintai pendapat baik tentang cara mengajar maupun masalah yang terjadi dengan mahasiswa, diam-diam berusaha untuk mendekatinya.
Untuk tidak mengecewakan harapan lelaki itu Asti sengaja tidak mau terlalu akrab dengan pak Eko.
Setidaknya ia tidak mau mengistimewakannya melebihi rekan- rekan sesama dosen lainnya.
Menurut Asti, semestinya lelaki itu cukup mengerti bahwa baginya, ia bukanlah lelaki yang khusus. Tak perlu ia berulang kali datang mengunjunginya apalagi setiap ia datang tidak ada dirumah dan terus menerus mencoba mendekati Asti.
Asti memiliki banyak kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan masalah - masalah asmara atau semacam itu.
Oleh sebab itu, Asti merasa kurang enak juga ketika senja itu begitu ia keluar dari tempat kursusnya, melihat pak Eko telah menantinya.
" Aku tadi datang ke rumahmu, Dik Asti!''
katanya begitu ia menghampiri Asti saat melihat Asti keluar dari tempat kursus bahasa Perancis nya.
" Ibumu mengatakan jika kau sedang kursus disini."
Kata pak Eko yang mengatakan jika ia tahu Asti berada disini dari ibu Asti.
" Aku memang mempunyai banyak kegiatan kok Mas!''
Sahut Asti yang berusaha tetap bersikap wajar.
" Ini merupakan suatu kesempatan bagiku, karena libur panjang begini bisa diisi dengan hal- hal yang tak bisa dikerjakan kalau kita sudah harus menghadapi mahasiswa-mahasiswa di. Kampus."
Kata Asti pada pak Eko.
Asti berharap jika pak Eko akan mengerti dengan apa yang dia maksudkan.
" Kau sungguh seorang gadis yang dinamis dan pandai memanfaatkan waktu luang, Dik Asti!''
Kata pak Eko sambil menatap Asti dengan perasaan kagum.
" Ah, aku hanya tidak suka membuang waktu begitu saja.
Umur manusia kan tidak panjang. Tahun- tahun terus berlalu dengan amat cepatnya."
Kata Asti yang tidak terpengaruh dengan pujian dan tatapan kekaguman pak Eko.
" Itu memang benar. Tetapi toh kadang- kadang kita juga membutuhkan sesuatu yang tidak hanya bekerja, belajar dan semacam itu!"
Kata Eko sambil tersenyum dan mencoba mengambil hati Asti.
" Otak juga perlu diistirahatkan, dan itulah gunanya suatu liburan!''
Kata pak Eko lagi pada Asti.
" Iya, itu memang benar--"
Kata Asti yang membenarkan apa yang pak Eko katakan.
" Nah jika memang benar, ayolah Dik Asti ikut pergi bersamaku!''
Pak Eko memotong kata- kata Asti.
" Aku ingin mengajakmu nonton film. Tetapi sebelumya kita makan dulu!''
Kata pak Eko melanjutkan kata-katanya.
Pak Eko terlihat sedikit memaksa Asti untuk ikut bersamanya, karena pak Eko ingin mengajak Asti untuk makan malam dan nonton film.
" Tapi ini sudah malam, mas!
Saya sedikit lelah dan ingin segera beristirahat. "
Kata Asti yang menolak ajakan pak Eko secara halus.
" Ayolah, dek Asti! Sekali ini kita makan malam dan nonton bersama.
Sudah beberapa kali saya datang kerumah dan mencari dek Asti, tapi tidak pernah bertemu.
Jadi, sekali ini saya minta dek Asti mau memenuhi permintaan saya. "
Kata pak Eko yang sedikit memaksa Asti.
Sebenarnya Asti memang lelah dan ingin beristirahat.
Tapi, melihat pak Eko yang memaksanya membuat Asti tidak enak hati.
" Baiklah, mas! Saya akan ikut sama mas, tapi hanya untuk makan malam.
Saya tidak bisa jika harus ikut nonton malam ini, karena saya ingin beristirahat. "
Kata Asti yang memenuhi ajakan pak Eko, tapi hanya untuk makan malam.
" Baiklah, dek Asti! Mari kita berangkat. "
Kata pak Eko dengan senyum yang tersungging di bibirnya.
Waktu hanya makan malam, tapi pak Eko merasa senang karena bisa pergi berdua dengan Asti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏ•ᴋͫᴇͣɪͬɴͨɴͪᴀͤʀᷞᴀᷞ•Kᵝ⃟ᴸ
iss, gimna sh pak Eko org udah di tolak juga kekeh maksa
2022-12-16
0
berasa dpt jackpot y p.eko? 😂
2022-12-11
2
modus nih p.eko 🙊
2022-12-11
2