Saudara sendiri siapa?'' Tanya Asti pada lelaki yang ada dihadapannya.
'' Saya? '' Lelaki itu menunjuk pada dadanya sendiri, kemudian ia tersenyum pada Asti.
''Wah, adik ini betul-betul mempunyai rasa ingin tahu yang besar.
Nama saya Hartomo.
Nama panggilan saya, Tomi!'' ujar lelaki itu menyebutkan nama lengkap dan nama panggilannya.
Asti mengatupkan lagi mulutnya rapat-rapat. Kali ini matanya ikut bicara, sinarnya amat tajam menatap ke arah tamunya itu.
" Jadi nama saudara Hartomo?'' tanya Asti setengah berbisik.
" Hmm.., apakah saudara mencari dosen saudara itu karena merasa dekat dengannya? Maksud saya, saudara mengenal lebih dekat dosen yang ingin saudara temui? "
Tanya Asti begitu menyelidik.
''Tidak.!"
Lelaki bernama Tomi itu menjawab dengan agak gagap.
Ia sedikit gentar saat memandang kearah wajah Asti yang terlihat begitu jutek.
" Terus-terang saja saya memang belum pernah mengenal beliau!
Jadi bagaimana saya bisa merasa akrab atau lebih dekat dengan beliau?''
Tanya Tomi merasa heran dengan pertanyaan gadis yang ada didepannya.
''Tetapi tentunya saudara sudah sering melihatnya kan? atau sudah sering bertemu dengannya?''
Asti memberi pertanyaan yang bisa menjebak lelaki yang ada didepannya.
'' Wah, saya belum pernah melihat ataupun berjumpa dengan beliau, Dik!" jawab Tomi merasa tidak enak hati.
Tomi merasa tidak enak lama-lama mengobrol dengan gadis yang duduk dihadapannya.
''Tetapi bagaimana pun juga yang penting bagi saya sekarang ini, saya ingin berjumpa dan menemui beliau.
Ayo lah Dik, saya minta tolong untuk memanggilkan beliau!''.
Tomi berkata dengan sedikit memelas.
Ia merasa dari tadi hanya diajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirasa ingin memojokkan nya.
'' Untuk apa saudara menemui beliau? Apa hanya untuk meminta tanda-tangan dari beliau?''
Tanya Asti menegaskan tujuan Tomi menemuinya.
'' Iya, benar, dik!
Tujuan saya seperti yang saya sampaikan tadi, saya ingin minta tanda tangan beliau agar saya bisa ikut ujian. "
Tomi menegaskan sekali lagi maksud dan tujuan kedatangannya mencari Asti.
''Kalau itu tujuan saudara, saya rasa permintaan saudara tidak akan dipenuhi! "
Asti berkata dengan tegas.
''Aduh Dik, jangan main-main lah, saya serius ingin bertemu dengan beliau!''.
Tomi mulai mengerutkan dahinya, merasa heran dengan gadis yang ada didepannya.
" Gadis ini memang terlalu luar biasa negoisasi nya, serta sangat besar rasa ingin tahunya."
Tomi berkata dalam hatinya.
Tomi merasa bahwa gadis yang ada dihadapan nya terlalu menganggap remeh masalah orang.
" Sialan, sungguh..! Cantik sih cantik gadis itu, menarik sih menarik, dan pasti orang akan betah mengobrol dengannya."
Tomi kembali mengumpat dalam hati, ia merasa kesal dan merasa dipermainkan.
Tujuan utama ia datang kerumah ini toh bukan untuk mengobrol dengan gadis cantik itu, melainkan untuk urusan studynya yang sangat penting.
''Saya juga sangat serius!''
Asti menjawab kata-kata Tomi dengan suara tegas dan jelas.
''Maksud Anda apa, Dik?''
Tanya Tomi semakin heran.
" Maksud saya sudah jelas sekali, permintaan saudara untuk mendapatkan tanda tangan ibu dosen, ditolak!''
Jawab Asti tegas dengan menatap wajah Tomi.
Mata Tomi melebar, dan mulut yang terlihat sedikit menganga, ia sangat terkejut dengan pernyataan yang gadis itu sampaikan.
'' Dari mana Anda tahu jika permohonan saya untuk meminta tanda tangan ibu dosen ditolak, Dik? "
tanya Tomi dengan perasaan yang masih tidak percaya.
''Dari nilai-nilai keadilan!'' sahut Asti mulai kalem.
" Sebab akan menjadi suatu ketidak-adilan jika saya memberi ijin kepada Saudara untuk mengikuti ujian begitu saja, sementara mahasiswa-mahasiswa yang lain dengan tekun mengikuti mata kuliah saya selama satu semester ini. "
Jawab Asti tanpa memperdulikan tatapan terkejut dari Tomi.
Tomi tertegun beberapa saat lamanya dan menatap ke arah gadis yang masih duduk didepannya.
'' Mengapa Anda kelihatan begitu yakin mengatakan semua ini, dik? " tanya Tomi kemudian.
" Jangan menggoda dan mempermainkan saya lagi, dik. "
Kata Tomi dengan raut wajah yang sulit dijelaskan.
Antara rasa kesal dan rasa terkejut yang menguasai dirinya setelah mendengar penolakan Asti untuk memberi tanda tangan.
'' Saya tidak sedang menggoda ataupun sedang mempermainkan saudara, dan saat ini saya berbicara menurut kenyataan yang ada. Saudara tidak diperkenankan mengikuti ujian mata kuliah tersebut." Sahut Asti masih dengan sikap dan gaya bicara nya yang tegas.
''Kok adik bisa tahu jika saya sudah ditolak untuk meminta tanda tangan? "
Tanya Tomi masih berusaha mencari kejelasan.
'' Tentu saja saya tahu. "
Asti mencondongkan tubuhnya ke arah Tomi.
" Karena saya tahu persis bahwa saudara tidak pernah mengikuti mata kuliah tersebut barang satu kali pun!''
Jawab Asti yang membuat Tomi terdiam.
Tomi menatap mata Asti dengan mata yang melebar.
Apa yang dikatakan oleh gadis itu benar. Ia baru satu kali mengikuti mata kuliah yang diberikan oleh Ibu Asti, itu pun bukan Ibu Asti yang memberikan mata kuliah, tetapi dosen tamu.
'' Masa sih saya tidak pernah mengikuti mata kuliah bu Asti?.." gumamnya masih mencoba membela diri.
''Jangan pura-pura!'' Asti memotong kata-kata Tomi.
" Sesungguhnya saudara tidak bisa menyangkal, sebab kalau saudara benar-benar rajin datang untuk mengikuti mata kuliah yang di berikan oleh Ibu Asti yang saat saudara cari, pasti saudara sudah tahu yang mana ibu Asti ?''
Mata Tomi semakin melebar. Selintas pikirannya lewat dalam otaknya...sambil menerka -nerka.
'' Maksud Anda ...eh...,Anda adalah ....?" tanya nya terbata-bata untuk kemudian terhenti dan hanya mampu menatap wajah Asti.
'' Benar! saya lah dosen yang saudara cari..!!!
Jawab Asti dengan tegas.
Wajah Tomi berubah pucat!!
Seluruh tubuh nya terasa lemas tanpa bisa bicara apa-apa.
Tomi tak tahu, apa yang harus ia lakukan.
Tomi tidak menyangka bahwa gadis yang duduk dihadapan nya merupakan dosen yang cari.
Tomi merutuki diri karena tidak mengenali dosennya sendiri.
Hal itu wajar, karena Tomi belum pernah melihat dan bertemu dengan Asti saat mengajar di ruangannya.
" Ah.. Bodoh sekali aku, mengapa aku tidak mengenali bu Asti.
Mengapa aku tidak bertanya dulu pada teman-teman di kampus sebelum memutuskan untuk datang ke rumahnya dan meminta tanda tangannya.
Aku juga sudah lancang karena tadi menatapnya dengan tidak sopan saat ia belum berganti pakaian, dan aku menganggap bu Asti sebagai gadis remaja yang aku kira adik bahkan anak bu Asti.
Ternyata yang ada dihadapan ku sejak tadi justru orang yang aku cari. "
Tomi terus merutuki dirinya dalam hati.
Mengapa ia melakukan kesalahan fatal dengan tidak mengenali dosennya sendiri, dosen yang dia cari karena dia memerlukan tanpa tangannya.
Tomi merasa khawatir jika dosen yang ada dihadapannya akan benar-benar marah.
Tomi ingat apa yang ia bicarakan tadi dengan Asti, dengan sedikit memaksa agar Asti memanggilkan orang yang ingin ditemuinya.
" Pantas jika tadi ia mengatakan jika permohonan ku ditolak, ternyata memang ia sendiri yang menjadi dosen yang aku cari. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
Unnie Evi✅
kamu ketahuan Tomi cuma masuk satu kali di mata kuliah nya Asti 😂😂
2023-01-12
0
💕febhy ajah💕
wkwkwkwkwk pengeng ngakak tp takut dosa
2023-01-05
1
ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸʚɞ⃝🍀𝑬𝒓𝒊𝒛𝒂𝒀𝒖𝒖
hahaha.. baru sadar kan? sayang udah telat permintaan mu di tolak
2022-12-21
1