Apakah betul rumah ini rumah Ibu Asti, Dik?'' tanya seorang lelaki yang datang kerumah Asti sore itu.
Itu lho, seorang dosen yang mengajar di Universitas Prambanan."
Lelaki itu kembali bertanya pada Asti.
Pria itu kembali menelusuri penampilan Asti dengan pandangan matanya seusai ia bertanya pada Asti. Dengan kurang ajarnya, pandangan matanya berhenti lebih lama pada kedua belah kaki jenjang Asti yang telanjang sebatas pahanya. Gadis itu bukan saja menjadi risih karena dipandang dengan cara seperti itu, tetapi menjadi marah karena merasa dilecehkan oleh cara lelaki itu memandang nya.
" Apa maksud lelaki ini sebenarnya?
Tatapan matanya seperti tengah melecehkan, memandang semaunya pada kedua kakiku, apa ia tidak malu melakukan itu secara terang-terangan?
Menatap seolah tak ingin berkedip.
Tak pernah lihat kaki mulus, apa..?? "
Asti mengomel dalam hati saat melihat tatapan tamu tak diundang itu pada kakinya.
Sudah sangat lama rasanya ia tak pernah di pandangi seperti itu oleh seseorang, apalagi seorang laki-laki.
Kebanyakan teman-teman lelaki nya selalu hormat dan menghargainya, tidak pernah melecehkannya dalam bentuk apapun.
Tetapi memang ia juga tidak pernah berpakaian seperti itu dihadapan mereka.
Ia tidak menyangka jika sore ini ada tamu yang datang kerumah saat dirinya dalam keadaan berpakaian seperti itu.
" Kakinya terlihat sangat mulus, sepertinya gadis ini pandai merawat diri atau mungkin ia memang memiliki keturunan yang cantik-cantik.
Jika adiknya secantik dan seimut ini, mungkin kakaknya akan lebih cantik karena pasti terlihat lebih dewasa."
Tomi bermonolog saat melihat melihat kaki Asti yang yang terlihat mulus.
****************
Memang kalau mau jujur ia harus mengakui bahwa pakaiannya sore ini akan dapat mengundang mata-mata nakal dari kaum pria yang melihat cara berpakaiannya sore ini.
Celana nya begitu pendek, tanpa keliman pula dan dengan serabut benang yang pasti akan mengundang imajinasi bukan-bukan pada pria, kebetulan paha nya yang kuning mulus itu terlihat dengan nyata tanpa penghalang.
Lalu blus yang dipakainya merupakan blus longgar tanpa lengan, tergantung didepan perutnya, sehingga kalau gerakkannya tidak hati-hati orang akan bisa melihat perutnya.
Tetapi dalam hal ini dia tidak mau disalahkan.
Saat jam empat sore begini toh bukan saatnya orang datang bertamu.
Apalagi kedua orang tuanya sedang tidak berada dirumah, sedang keluar kota untuk mengunjungi kakak perempuannya yang baru melahirkan dan memberi cucu pertama kepada mereka.
" Kenapa juga jam segini datang kesini, kenapa tidak tadi pagi atau siang, atau kenapa tidak datang besok, jadikan dia tidak perlu melihat aku menggunakan pakaian seperti ini. "
Asti masih merasa kesal dan mengumpat dalam hatinya.
****************
Secara perlahan Asti menarik nafas panjang mengusir rasa amarahnya. Dan secara perlahan pula ia menurunkan tangan yang sedang memegang mawar putih kedepan pahanya sehingga rangkaian mawar putih itu menghalangi pandangan mata tamunya ke arah pahanya.
Untung tadi Asti memetik beberapa tangkai mawar yang akan ditaruh kedalam vas dan akan diletakkan di atas meja tamu.
Dengan mawar itu bisa sedikit membantunya menutupi kedua pahanya.
''Ya, benar ini rumahnya!'' Asti menjawab pertanyaan sang tamu yang belum ditanggapinya sejak tadi, masih tanpa senyum. Entah siapa lelaki ini yang datang ke rumahnya sore ini, ia belum pernah mengenalnya, melihatnya pun baru kali ini. Tetapi nyata-nyata lelaki itu, ia menyebut namanya dan mencarinya.
Jawaban Asti melegakan hati sang tamu tak diundang.
'' Wah, jika ini betul rumah bu Asti, berarti saya tidak salah datang ke rumah ini. !'' gumam lelaki itu pada dirinya sendiri. Kedua jempol tangan nya yang terkait pada kedua saku celana jeansnya dilepaskannya.
" Apakah bu Asti ada dirumah, dik? "
Asti hanya menjawab dengan. menganggukkan kepalanya tanpa menjawab dengan kata-kata.
Sedikit pun Asti tidak berniat memperkenalkan dirinya kepada lelaki itu sebelum ia mengetahui apa tujuan lelaki muda itu datang ke rumahnya dan mencarinya.
Anggukkan kepala Asti juga melegakan hati lelaki yang tidak dikenal nya itu.
'' Syukurlah." gumam lelaki itu merasa lega.
" Jadi apa bu Asti ada di rumah? Tidak salah saya datang kesini sore-sore begini. Bisa minta tolong panggilkan bu Asti dong, Dik.? "
Dengan nada yang sedikit memerintah, lelaki itu memintanya untuk memanggilkan Asti.
Asti mengatupkan lagi mulutnya, ia merasa sangat kesal dengan kata-kata lelaki itu yang seakan memerintahkannya.
" Sialan. " gerutu Asti dalam hati.
Percuma saja ia bersikap dewasa dan anggun dengan niat supaya di perlakukan dengan sepantasnya oleh lelaki itu.
Tetap saja lelaki itu memperlakukannya seperti gadis kemarin sore.
Mungkin lelaki itu benar-benar menganggapnya sebagai adik Asti.
'' Ada perlu apa Anda dengan bu Asti?'' tanyanya pada lelaki itu sambil mengerutkan dahinya.
Ia kembali dengan model jutek saat berbicara dengan seseorang yang membuat dirinya merasa tidak nyaman.
" Lho, tentu saja saya ada perlu dengan bu Asti, jika tidak untuk apa saya jauh-jauh datang ke rumah ini dan mencari bu Asti. Lelaki itu menyeringai kurang ajar sambil menatap wajah Asti.
'' Buat apa saya jauh-jauh datang kesini kalau cuma mau tahu rumah bu Asti.! " ujar lelaki itu sambil tersenyum menggoda Asti.
Asti semakin dongkol mendengar jawaban lelaki itu yang dianggapnya tidak sopan.
" Jika boleh saya tahu, ada urusan apa yang saudara ingin sampaikan kepada bu Asti ?'' tanyanya semakin tak ramah dan mulai terlihat kesal.
'' Sebab jika tidak sangat penting bu Asti tak mau di ganggu, khususnya disaat malam minggu seperti ini, bu Asti perlu privasi untuk bersantai menghabiskan saat weekend nya bersama keluarga. "
" Wah..yang pasti saya sangat perlu sekali untuk bertemu dengan bu Asti. " sahut lelaki itu mencoba bersikap lebih manis.(manis seperti permen lolipop hehehe).
Lelaki itu mulai menyadari bahwa gadis di depanya itu satu-satunya perantara antara dirinya dengan ibu dosen yang ingin ditemuinya itu.'
" Saya ingin meminta tanda tangan pada beliau.'' kata lelaki itu menjelaskan pada Asti, berharap gadis di depan bisa segera memanggilkan Asti untuknya.
'' Tanda tangan?'' tanya Asti heran dengan mata Asti yang sedikit melebar.
" Tanda tangan untuk apa?'' tanya Asti heran, mengapa ada seorang lelaki yang datang ke rumahnya dan meminta tanda tangannya.
'' Saya perlu tanda tangan bu Asti untuk keperluan ujian, Dik. Saya memerlukan tanda tangan bu Asti agar saya bisa mengikuti ujian mata kuliah yang di ajarkan oleh bu Asti. "
Lelaki itu menjelaskan pada Asti, mengapa ia sangat membutuhkan tanda tangan Asti sebagai dosennya.
Asti terdiam saat mendengar alasan lelaki itu datang ke rumah nya sore ini.
Rupanya dia salah satu mahasiswa yang pernah mengikuti mata kuliahnya, jadi wajar jika Asti tidak mengenali lelaki itu, juga sebaliknya lelaki itu tidak mengenali Asti sebagai dosenya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
Unnie Evi✅
dosen sama mahasiswanya sama sama tidak mengenal 😊
2023-01-12
0
ˢ⍣⃟ₛ αηтιє
wkwkwkwk ternyata Bu dosen Asti di panggil adik ma mahasiswa nya🥰🥰🥰
2023-01-11
0
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🍁Henny❣️
Tamu datang g bs d salahkan Asti.
km yg berpakaian spt itu mengundang mata lelaki utk melihat.
seharus'a berpakaian spt itu cukup d kamar j.
2022-12-21
1