MENGUNGKAP KASUS 2

Hari ini Casandra menemui Bagas untuk memberikan jawabannya sesuai janjinya kemarin. Ketika memasuki sebuah Cafe Casandra melihat Bagas yan duduk tersenyum ke arahnya, dan tidak jauh dari meja Bagas, Casandra juga melihat seseorang yang sangat ia cintai, siapa lagi jika bukan Al Fatih. Lelaki itu tersenyum ke arah Casandra.

Al Fatih tidak membiarkan gadisnya dalam bahaya, ia khawatir jika Bagas akan melakukan hal picik kepada Casandra. Al Fatih memperhatikan Casandra sambil mendengarkan ucapan mereka. Sebelum Casandra menemui Bagas, ia telah bertemu dengan Al Fatih, dan Fatih memasang kameradi tas Casandra.

“Maaf jika anda terlalu lama menunggu” ucap Casandra sambil menikmati makanan yang sudah ia pesan.

“Tidak apa-apa” ujar Bagas sambil; tersenyum manis.

“Baiklah saya langsung saja menjawab pertanyaan anda kemarin, saya bersedia menikah dengan anda, tapi saya mengajukan syarat kepada anda” ujar Casandra.

“Syarat? Wah rupanya kamu mau bernegosiasi dengan saya. Silahkan sebutkan syaratnya” ujar Bagas sambil meminum Capocino miliknya.

“Kita akan menikah sebulan setelah kesepakatan ini” ujar Casandra menyerahkan map berisi surat perjanjian mereka.

“Sebulan? Saya tidak mau, itu terlalu lama, saya ingin minggu depan kita menikah” tolak Bagas.

“Maaf pak Bagas, saya tidak ingin menikah dengan terburu-buru apalagi kakak saya masih ada dalam penjara, sedangkan ia adalah wali nikah saya nanti” ujar Casandra.

“Saya akan mengeluarkan kakak kamu” ujar Bagas dengan mantap.

“Bagaimana bisa? Sedangkan kita tidak memiliki bukti jika kakakku tidak bersalah” ujar Casandra. Ia mencoba memancing Bagas.

“Hmm maksud saya, saya akan berusaha membantu kakak kamu” ujar Bagas dengan gugup.

“Benarkah? Tapi saya ingin tetap menikah sebulan lagi, walaupun terpaksa, saya ingin pernikahan saya meriah dan dipersiapkan dengan matang” ujar Casandra sambil tersenyum manis ke arah Bagas.

“Baiklah” jawab Bagas dengan terpaksa.

Mereka pun menandatangani perjanjian nikah mereka. Setelah dirasa cukup, Casandra pun berpamitan. Setelah melihat Casandra berjalan meninggalkan Bagas, Al Fatih pun berdiri dan mengikuti Casandra.

***

Setelah keluar dari Cafe itu, Casandra menunggu Al Fatih di parkiran. Setelah mereka bertemu, mereka pun meninggalkan Cafe tersebut dan menuju kantor Al Fatih. Rudi yang memperhatikan kedatangan keduanya hanya tersenyum. Sepertinya bosnya itu benar-benar ada hubungan dengan clientnya kali ini.

“Rudi bagaimana perkembangan hasil pengamatanmu selama ini?” tanya Al Fatih ketika mereka masuk ke ruangannya.

“Saya sudah menyimpan kamera di ruangan pak Bagas, dan sepertinya dia sudah mulai mempercayai saya” ujar Rudi yang berdiri di samping meja Al Fatih.

“Bagus, terus dekati dia dan buat ia mengakui sendiri kejahatannya kepada kamu” ujar Al Fatih.

“Baik pak” ujar Rudi lalu berpamitan meninggalkan ruangan Al Fatih.

***

Setelah meninggalkan kantor Al Fatih, Rudi langsung ke kantor Bagas menjalankan misi ketiganya.

“Selamat siang pak Rudi” sapa Bagas dengan ramah.

“Siang pak Bagas” balas Rudi lalu duduk di hadapan Bagas.

“Sepertinya anda kesal sekali pak Rudi,” ujar Bagas, Rudi tersenyum, sepertinya Bagas sudah terpengaruh.

“Iya pak Bagas, saya jengkel karena perusahaan Aslan belum mengalami kebangkrutan” ujar Rudi.

“Aslan? Kenapa anda ingin melihat perusahaan itu bangkrut?” tanya Bagas yang mulai penasaran.

“Saya pernah dibuat malu oleh Aslan, ia membuat usaha saya bangkrut, dan saya ingin sekali berterima kasih kepada orang yang memasukkannya ke penjara” ujar Rudi mulai memancing Bagas.

“Benarkah? Kenapa anda mau berterima kasih?” tanya Bagas, ia sudah mulai tertarik dengan percakapan ini, ia merasa mendapat kawan baru untuk menghancurkan Aslan.

“Walaupun saya membencinya, tapi saya percaya jika ia tidak akan melakukan cara kotor untuk menghilangkan nyawa seseorang, saya yakin jika ada orang yang menjebaknya, dan saya sangat senang, tanpa saya lakukan, ternyata ada orang yang melakukan hal seperti itu” ujar Rudi dengan senyum.

“Seperti kata pepatah, musuh dari musuh kita itu adalah kawan terbaik untuk menjatuhkan musuh kita. Dan saya akan mencari tahu siapa orang itu” lanjut Rudi.

“Kenapa anda mau menceritakan hal ini kepada saya? Apa anda tidak khawatir jika saya membeberkan percakapan kita ini?” tanya Bagas dengan selidik.

“Tentu saja saya percaya pada anda, saya yakin jika anda juga tidak menyukai Aslan, saya pernah melihat anda menghasut rekan bisnis Aslan untuk memutuskan kontrak kerjasama Aslan” ujar Rudi, sebenarnya ia hanya berbohong, ia tidak pernah melihat Bagas menemui rekan kerja Aslan.

“Hahahaha ternyata anda cerdik juga ya, sepertinya saya tidak perlu berpura-pura, ya saya memang tidak menyukai Aslan, dan anda tidak perlu mencari orang yang mengfitnah Aslan, karena orang itu adalah saya” ujar Bagas sambil tertawa lepas.

“Benarkah? Jadi sepertinya saya tidak salah memilih rekan bisnis seperti anda, dan saya rasa tujuan kita sama, dan sebaiknya kita bekerjasama” ujar Rudi, ia merasa puas, Bagas sudah masuk dalam jebakannya.

“Tentu saja, saya adalah orang yang tepat yang bisa membantu anda” ujar Bagas dengan bangganya.

“Tapi saya heran, bagaimana bisa anda menjebak Aslan?” tanya Rudi.

“Saya mendatangi Doni, setelah saya tahu jika ia menyukai adik Aslan, saya menghasut Doni untuk mengancam Aslan agar ia mau menyerahkan adiknya kepada Doni, dan Doni termakan hasutan saya, sepertinya pesona adik Aslan itu sangat kuat, telah membutakan mata hati Doni. Setelah menghasut Doni Saya pun menyuruh seseorang untuk merekam percakapan Aslan dengan Doni. Setelah mendapat rekaman itu, saya menyuruh seseorang mengikuti Doni dan menyuruhnya untuk membunuhnya. Dan saya juga menyuruh seseorang mengambil dompet Aslan dan menyimpan dompet itu di lokasi pembunuhan itu” ujar Bagas menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

“Wah ternyata anda orang yang tidak pernah bermain-main dalam misi balas dendam anda, sampai harus mengorbankan orang lain, sepertinya saya harus belajar dengan anda. Tapi kalau boleh tahu siapa yang ada suruh merekam percakapan Aslan, saya yakin jika orang itu adalah orang dalam di kantor Aslan” tanya Rudi, ia masih mencoba mencari kejelasan masalah ini.

“Dia itu adalah..” ucapan Bagas terhenti karena tiba-tiba seseorang masuk ke dal;am ruangannya.

“Sepertinya saya harus pulang, silahkan berbicara dulu, nanti kita kan melanjutkan misi kita” ujar Rudi lalu pergi meninggal;kan ruangan Bagas. Ia tersenyum puas, karena bukti yang selama ini mereka cari kini mereka telah mendapatkannya.

Tapi sebelum ia keluar, ia membisikkan sesuatu kepada Bagas. “sepertinya anda harus menghilangkan pengganggu rencana kita” Bagas hanya mengangguk, ia mengerti maksud Rudi.

“Apa benar kamu ingin menikahi Casandra? Lalu bagaimana dengan anak di dalam kandungan saya?” teriak Andini kerpada Bagas setelah Rudi meninggalkan ruangan Bagas. Iya seseorang yang masuk secara tiba-tiba di ruangan Bagas itu adalah Andini.

“Tenanglah sayang, iya saya akan menikahinya tapi ini hanya untuk balas dendam pada kakaknya, saya akan tetap menikahimu, mana mungkin saya membiarkan anak saya lahir tanpa saya” ujar Bagas mencoba menenangkan Andini.

“Kamu harus menikahi saya, jika tidak saya akan membuka kebusukan kamu, saya yakin pak Aslan mau memaafkan saya jika saya menjelaskan semuanya” ujar Andini sambil duduk di sofa di ruangan Bagas.

“Sayang saya hanya mencintai kamu, saya berjanji akan menikahimu secepatnya” ujar Bagas lalu duduk di samping Andini. Andini pun mengangguk dan berpamitan.

Setelah Andini pergi, Bagas pun menelpon seseorang.

“Tugas kalian kali ini adalah membunuh gadis di dalam foto yang saya kirimkan kepadamu” ujar Bagas lalu mematikan telponnya.

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu ruangannya, ternyata sekertarisnya yang diikuti oleh beberapa polisi masuk ke ruangan Bagas. Bagas keget melihat dua orang polisi yang masuk ke ruangannya.

“Maaf pak anda harus ikut denagn kami, kami membawakan surat penangkapan anda dengan kasus pembunuhan dan pengancaman” ujar salah satu polisi tersebut.

“Maksud anda apa? Saya tidak melakukan apa pun, saya difitnah” ujar Bagas dengan gugup.

“Anda bisa menjelaskannya di kantor” polisi itu pun membawa Bagas menuju kantor polisi.

***

jangan lupa like dan coment nya ya 🙏

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!