~Happy reading~
Hari yang ditunggupun telah tiba, setiap mahasiswa baik dari Kampus Pasca Sarjana dan Kampus Strata I kini melakukan acara Ramah tamah. Setiap Mahasiswa dikumpulkan di dalam Aula kampus.
“Setelah ini apa rencana kamu dek?” tanya Aslan kepada Casandra.
“Kalau boleh, Sandra ingin kerja di kantor Abang” ujar Casandra.
“Tentu saja boleh dek, malahan abang sangat senang “ ujar Aslan dengan semangat.
“Permisi, maaf jika saya mengganggu, jika boleh, saya ingin berbicara dengan Casandra” Steven meminta izin kepada Aslan, Aslan hanya mengangguk.
Stevan menarik tangan Casandra keluar dari Aula, untuk menjauh dari keramaian.
“Selamat ya San, sekarang kamu sudah lulus”ujar Steven . Casandra hanya tersenyum.
“Mungkin kita tidak akan ketemu lagi, sebelum berpisah, saya ingin mengatakan sesuatu” Casandra masih diam.
“Maafkan saya yang belum bisa melupakanmu, maafkan saya yang masih saja merindukanmu, maafkan saya yang selalu mencintaimu dalam diam, dan maafkan saya jika nanti cinta ini tetap bersemi”Steven menatap Casandra. Casandra menunduk dan hanya terdiam.
“Sandra saya telah mencoba melupakan dan menjauhimu, tapi bayanganmu selalu saja menghampiriku, cinta ini begitu besar dan menyesakkan dadaku, saya tidak mampu menghapus bayanganmu dari pikiranku” sebutir air melucur di pipi Steven. Casandra tak mampu menatap Steven. Ia bisa merasakan jika saat ini Steven sedang menangis, suaranya mulai bergetar.
“Bisa kah saya memelukmu? Untuk terakhir kalinya sebelum saya pergi” tanya Steven dengan penuh harap. Casandra hanya mengangguk. Steven memeluk Casandra dengan erat. Setelah dirasa puas, Steven melepaskan pelukannya dan berlari meninggalkan Casandra.
Air mata yang tertahan kini telah meluncur dan jatuh begitu saja. Casandra hanya bisa menangis, ada rasa sakit yang menghanmpiri dadanya, begitu sesak. Jika seandainya ia bisa, ia akan berbicara dan mengungkapkan isi hatinya. Namun lidahnya serasa kaku untuk digerakkan.
***
Setelah hari wisudah itu, Casandra dan Stevan tidak pernah bertemu lagi. Casandra kini telah bekerja di perusahaan Aslan. Ia kembali bertugas di divisi pemasaran. Sudah setahun Casandra bekerja di perusahaan Aslan.
“Kantin yuk” ajak Mawar.
“Ayo” jawab Bobbi, Rachel dan Casandra.
Tak lama kemudian...
“Sandra..” teriak Andini menghampiri Casandra.
“Pak Aslan San, dibawa oleh polisi” ujar Andini dengan ngos-ngosan.
“Maksud mba apa?” tanya Casandra.
“Ayo cepat ikut sama mba” ajak Andini sambil menarik tangan Casandra. Yang diikuti oleh teman-teman Casandra.
“Mas ada apa ini?” tanya Casandra dalam tangisannya ketika melihat kakaknya berjalan didampingi dua orang polisi.
“Sandra mas minta tolong kepada mu, hubungi pengacara mas, ini semua hanya fitnah San” ujar Aslan sambil memeluk Casandra.
“Mba Fatimah sudah tahu mas?” tanya Casandra.
“Nanti Mas yang nelpon Mbamu” ujar Aslan.
***
“jadi om ngak bisa pulang ke Indonesia?” tanya Casandra .
“Maaf Sandra, kalau kamu mau, saya akan merekomendasikan pengacara terbaik kenalan om” jawab Om Prasetyo, pengacara Aslan. Prasetyo sedang berada di Inggris dan tidak bisa balik ke Indonesia.
“Terserah om, Sandra percaya sama om, yang penting bang Aslan bisa keluar” jawab Casandra dalam tangisannya.
“Silahkan datang ke kantornya, nanti om yang hubungi dia” ujar Prasetyo.
“Baik om, terima ksih” ucap Casandra lalu mematikan Hpnya.
***
Casandra Sampai di sebuah perusahan besar, ia menghampiri meja resepsionis.
“Maaf permisi mba, ruangan pak Ahmad Al- Fatih dimana?” tanya Casandra dengan sopan.
“Apa anda mba Casandra?” tanya resepsionis tersebut.
“Iya mba” jawab Casandra.
“Pak Al Fatih telah menunggu Anda sejak tadi mba, ruangan pak beliau ada di lantai 7, silahkan langsung ke atas mba” ujar resepsionis dengan ramah. Beberapa menit yang lalu, Al Fatih sudah menghubungi resepsionisnya jika seseorang yang bernama Casandra datang menemuinya disuruh langsung ke ruangannya.
“Baik mba, terima kasih” jawab Casandra, dan berjalan menuju llift.
Sesampainya di lantai 7 ternyata hanya ada sebuah ruangan, ia berjalan menuju meja di depan ruangan Al Fatih.
“Dengan mba Casandra ya?” tanya sekertaris Al Fatih dengan ramah.
“Iya mba” jawab Casandra.
“Silahkan masuk mba, pak Ahmad sudah menunggu mba dari tadi” ucap sekertaris Al Fatih.
Casandra menetuk pintu dan terdengar suara teriakan untuk mempersilahkannya masuk. Casandra pun masuk dengan hati-hati.
“Silahkan duduk mba” ujar Al Fatih tanpa melihat Casandra, ia sedang fokus dengan komputernya. Casandra duduk di hadapan Fatih.
“Maaf jika saya mengganggu waktu pak Fatih” Casandra membuka percakapannya.
Deg
‘suara itu’ batin Al Fatih. Ia pun berbalik dan menatap Casandra. Betapa terkejutnya mereka ketika mata keduanya bertatapan.
“Sandra”, “kak Steve” ujar mereka secara bersamaan.
“Kak apa saya salah ruangan? Tapi tadi kata mba yang di depan ruangan pak Al Fatih disini” tanya Casandra dengan gugup. Ia terkejut dengan apa yang ia lihat.
“Kamu tidak salah ruangan kok, ini ruangan saya, dan saya adalah Ahmad Al- Fatih” jawab Al Fatih dengan senyum.
“Maksud kakak apa?” tanya Casandra yang masih bingung dengan situasi saat ini.
“3 bulan setelah lulus wisudah, saya jadi mualaf, dan Ahmad Al- Fatih adalah nama islam saya” jelas Al Fatih.
“Masya Allah” ujar Casandra. Al Fatih hanya tersenyum.
“Oya jadi nama kakak kamu Aslan?” tanya Al Fatih.
“Iya kak, saya minta tolong kepada kakak untuk mendampingi kakakku” ujar Casandra.
“Iya saya janji, saya akan terus mendampingi kakak kamu, kamu tidak perlu khawatir, Pak Prasetyo telah menjelaskan kepada saya mengenai masalah yang dihadapi pak Aslan” ujar Al Fatih.
“Besok pagi saya akan menemuinya” ucap Al Fatih.
“Terima kasih kak, kalau begitu saya pamit dulu, saya harus menemui kakak ipar saya” pamit Casandra. Yang diangguki Al Fatih. Sebenarnya Al Fatih masih ingin berbicara dengan Casandra, banyak hal yang ingin ia ceritakan kepada gadis yang masih ada di dalam hatinya itu. Al Fatih hanya bisa memandangi kepergian Casandra, tanpa ia sadari sebuah senyum menghiasi bibirnya.
~Bersambung~
jangan lupa like dan coment nya ya 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments