~Happy reading~
Pagi ini Casandra berjalan dengan lesuh, semalam ia tak bisa tidur karena memikirkan Steven. Ia berjalan tanpa memperhatikan jalannya.
“Aduh” Casandra meringis. Ia menabrak seseorang yang berdiri membelakanginya.
“Maaf” ucap Casandra sambil memegang dahinya. Lelaki itu pun berbalik menatap Casandra.
Setelah melihat siapa yang ditabraknya, Casandra hanya bisa menunduk. Ia tidak mampu memandang wajah yang setiap malam menghampiri pikirannya. Lelaki yang membuat jantungnya bekerja lebih keras.
Steven hanya memandang Casandra dengan tatapan datar lalu pergi meninggalkan Casandra.Casandra hanya bisa menatap kepergian Steven. Ia memandang punggung Steven yang berjalan tanpa menoleh ke arahnya. Ada rasa sakit ketika mendapat perlakuan seperti itu dari Steven. Casandra hanya bisa menarik nafas kasar.
Casandra melanjutkan jalannya menuju kelasnya, di sana ia melihat Novita yang sedang melambaikan tangannya kepada Casandra. Casandra berjalan menghampiri Novita lalu duduk di sampingnya.
Tidak beberapa lama, seseorang masuk, dengan tatapan tajamnya ia memperhatikan sekelilingnya. Matanya tertuju ke arah Casandra, tapi ia tiba-tiba mengalihkan penglihatannya.
Selama menjelaskan, Steven sesekali menatap Casandra, ada rasa rindu untuk sekedar menyapa gadisnya, tapi rasa kecewanya terlalu besar membuatnya tidak mampu memandang dan berbicara kepada Casandra.
“Kak kantin yuk” ajak Novita kepada Casandra ketika mata kuliahnya selesai.
“Aku masih kenyang” tolak Casandra.
Novita pun berjalan meninggalkan Casandra menuju kantin. Sesampai di kantin ia melihat Steven dan Rio sedang duduk di salah satu meja, Novita menghampiri keduanya.
“Hai kak” sapa Novita.
“Hai” jawab Rio dan Steven bersamaan.
“Casandra Mana Nov?” tanya Steven.
“Di kelas, katanya ia masih kenyang” ujar Novita sambil menikmati jus jeruk yang ia pesan sebelum duduk tadi.
“Oh” ujar Steven dengan lesuh.
“Eh ngak nyangka ya cowok kemarin itu kakak Casandra” ujar Rio yang membuat mata Steven melotot ke arahnya karena terkejut mendengar ucapan Rio.
“Kakak?” tanya Steven dengan penasarannya.
“Iya, mereka saudara tiri, saudara seayah” jelas Rio.
Ya ampun, aku sudah salah paham kepada Casandra. Batin Steven.
Steven pun berlari meninggalkan Novita dan Rio.
“Steve !!! ” teriak Rio yang tidak dipedulikan oleh Steven.
“Ada apa sich tuh anak ?”tanya Rio yang heran melihat sikap Steve.
“Dia masih menyukai kak Casandra” jawab Novita dengan santai. Rio menatap Novita dengan heran.
“Kamu tidak cemburu?” tanya Rio.
“Untuk apa? Kami sudah putus kemarin” jawab Novita sambil menyantap baksonya. Ia tidak ingin mempedulikan Steven, ia ingin menata hidupnya. Dia bukanlah gadis cengeng yang susah move on.
***
Di sisi lain
“Sand” Steven menghampiri Casandra yang sedang duduk di sebuah taman.
“Iya” jawab Casandra sambil menatap Steven. Jantungnya berdetak dengan cepat.
“Aku, aku minta ma maaf” ucap Steven dengan gugup lalu duduk di samping Casanndra.
“Maaf untuk apa kak?” tanya Casandra mencoba untuk tenang.
“Aku sudah salah paham kepadamu, aku bahkan menghindarimu karena kesalahpahaman itu” ujar Steven sambil menatap Casandra dengan sendu.
“Ngak apa-apa kok kak, biarkanlah semuanya seperti ini, kita tidak usah sering saling menyapa”
“Apa?” tanya Steven dengan nada kaget.
“Bukankah kakak sudah berjanji melepaskanku” ujar Casandra sambil tersenyum.
“Aku tidak bisa Sand, semakin aku coba malah semakin besar rasa itu” ujar Steven.
“Tapi saya tidak bisa membalas cinta kakak” ujar Casandra. Ia berdiri dan ingin meninggalkan Steven.
“Aku tidak memaksamu membalas cintaku, yang aku inginkan biarkan aku mencintaimu dengan caraku, jangan larang aku mencintaimu, dan jangan menghindariku” ujar Steven. Langkah Casandra terhenti lalu berbalik menatap steven.
“Itu akan menyiksa kakak, aku tidak bisa melihat kakak tersiksa karena perasaan itu” ujar Casandra, tanpa disadarinya sebutir air melucur di pipinya.
“Aku tidak peduli, aku akan membuktikan jika aku sangat mencintaimu,ku mohon berikan aku kesempatan membuktikannya” Steven berjalan mendekat ke arah Casandra.
“Itu tidak mungkin, terlalu besar penghalang di antara kita, ku mohon kepadamu kak, hentikan semuanya, kita akan sama-sama tersiksa” ujar Casandra sambil menunduk. Ia tak mampu menatap Steven.
“Bagaiman jika aku menghilangkan penghalang itu?” tanya steven.
“Maksud kakak?” Casandra mencoba memberanikan dirinya menatap Steven.
“Aku akan jadi mualaf, akan aku lakukan apa pun agar bisa bersama mu” ujar Steven dengan penuh harap.
“Sadarlah kak, agama itu bukan sebuah permainan. Aku tidak ingin kakak memeluk agamaku karena terpaksa. Biarkan hidayah itu datang menghampiri kakak” ujar Casandra lalu pergi meninggalkan Steven yang masih menatapnya dengan tatapan sendu.
~Bersambung~
jangan lupa like dan coment nya ya 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments