~Happy reading~
Sudah satu minggu Steven menghindari Casandra, ia seakan tak mempedulikan keberadaan Casandra. Ia benar-benar sudah menyerah dengan cintanya. Kini ia sudah melepas Casandra, ia berharap gadis pujaannya itu bisa bahagia walaupun tidak bersamanya. Namun hari ini ia tidak bisa menghindar, Novita memaksanya makan bareng Casandra dan Rio.
“Sayang kamu kenapa?”tanya Novita kepada Steven.
“Aku ngak kenapa-kenapa kok sayang” ujar Steven dengan senyum getirnya, ia melirik Casandra.
“Kak Sandra kata teman angkatanku ada pelatihan yang akan diadakan di kampus, dan katanya pelatihan ini untuk mencari mahasiswa berbakat untuk masuk ke perusahaan tekstil terbesar di Jakarta ini” ujar Novita sambil melihat Casandra.
“Oya, saya baru tahu” jawab Casandra dengan lesuh.
“Tau ngak kak, katanya banyak...” ucapan Novinta terhenti karena melihat banyak mahasiswi yang berlarian keluar kantin. Keempatnya pun cukup penasaran, makanya mereka ikut lari juga.
“Bang Aslan’’ teriak Casandra, ia tak menyadari jika dirinya tengah menjadi pusat perhatian gadis-gadis yang tadinya memandang Aslan dengan tatapan kagum.
Aslan pun berbalik dan tersenyum ke arah Casandra. Ia berlari dan memeluk Casandra, sebuah kecupan ia berikan di dahi sang adik. Casandra hanya tersenyum bahagia. Sedangkan Steven dan Rio memandang keduanya dengan tatapan tajam. Mereka tidak menyukai adegan di depan mereka itu.
“Abang ngapain di sini?” tanya Casandra ketika melepaskan pelukannya.
“Ada pelatihan diadakan disini, kebetulan abang yang jadi pembimbing” jawab Aslan dengan senyum manisnya. Semua mahasiswi yang melihatnya dibuat menjerit.
“Benarkah?? Apa Sandra bisa ikut?” tanya Casandra dengan semangat.
“Tentu saja sayang, kalau perlu abang kasi bimbingan privat khusus untuk mu” jawab Aslan, matanya tertuju ke arah Steven. Aslan pun merasa tatapan lelaki itu sepertinya tidak suka kedekatannya dengan Casandra.
“Oya, mau kah kamu menemani abang ke ruangan dekan kamu?” tanya Aslan sambil memeluk pinggang Casandra sambil melirik ke arah Steven, dan seperti dugaannya, Steven terlihat gusar. Rahangnya mengeras seakan menahan emosinya. Aslan hanya tersenyum.
“Tentu bang, Sandra mau” jawab Casandra.
“Novita, saya ke ruangan pak Dekan dulu ya” ujar Casandra, yang dijawab anggukan dari Novita. Novita sangat kaget dengan pemandangan di depannya. Baru kali ini ia melihat Casandra begitu mesra dengan seorang lelaki.
Casandra dan Aslan berjalan melewati kerumunan mahasiswi yang mengagumi Aslan. Casandra pun memeluk lengan Aslan, Aslan hanya tersenyum. Sesekali ia mengusap jilbab Casandra. Steven pun meninggalkan tempat itu tanpa mempedulikan Novita. Rasa cemburu yang begitu besar telah membuatnya melupakan keberadaan Rio dan Novita.
***
Keesokan harinya, ini adalah hari pertama pelatihan. Kali ini Aslan datang bersama beberapa anggota di divisi pemasaran. Bobby, Mawar dan Rachel pun ikut serta dalam kegitan ini.
“Sandra !!!” teriak ketiganya ketika melihat Casandra. Casandra pun berlari dan memeluk Mawar dan Rachel dan bersalaman dengan Bobby.
Bukankah Casandra dan kak Bobby dekat, tapi Casandra tidak memeluknya, sedangkan lelaki yang kemarin malah dibiarkan memeluknya, apa hubungan mereka. Pikir Steven yang sedang berada di dekat Novita.
“Kamu cantik sekali dengan pakaianmu ini” ujar Mawar dengan wajah ceriah. Casandra hanya tersenyum.
“Oya, Bang Aslan mana? Eh maksudku Pak Aslan mana?” tanya Casandra ketika menyadari jika Aslan tak terlihat dari tadi.
“Itu pujaan hati loe” ujar Bobby sambil menunjuk Aslan yang baru tiba. Casandra, Novita, Steven dan Rio pun berbalik dan menatap Aslan yang tersenyum ke arah Casandra. Aslan kemudian menatap Steven. Yang membuat Steven tambah tidak suka melihat Aslan.
“Bagaimana kabarmu sayang?” tanya Aslan lalu mengecup dahi Casandra. Casandra hanya tersenyum malu. Sedangkan Bobby, Rachel dan Mawar terkejut dengan tindakan Aslan tadi. Mereka bertiga belum mengetahui hubungan Casandra dan Aslan.
“Ba baik bang” jawab Casandra dengan gugup. Kemarin ia santai memeluk Aslan karena tak ada yang mengenali Aslan.
“Kalian bertiga silahkan melepas kangen dengan Casandra, saya harus ke ruangan Pak Budi” ujar Aslan lalu memeluk Casandra.
Setelah Aslan sudah tak terlihat.
“Sand, ada apa ini? Kamu dengan Pak Aslan ada hubungan apa?” tanya Rachel yang sangat penasaran. Yang lain pun memperhatikan Casandra, mereka menunggu jawaban Casandra. Terutama Steven dan Rio.
“Hmm itu, ehm kami,eh apa ya?” Casandra bingung apa yang akan ia katakan di depan teman-temannya.
“Jangan bilang kamu selingkuhan pak Aslan?”tebak Bobby dengan asal.
Casandra terkejut. Ia menggaruk lehernya yang tidak gatal. Semua memandangnya dengan penuh intimidasi. Ia menggelengkan kepalanya.
“Gila loe Sand, kami tahu kamu sangat menyukai pak Aslan tapi kami ngak nyangka loe bisa-bisanya begitu” ujar Rachel dengan kesal.
Steven pun pergi, ia kecewa dengan Casandra. Ia mengira Casandra benar-benar selingkuhan lelaki yang tadi dilihatnya. Semua mata memandang kepergian Steven. Sebenarnya Novita ingin mengikuti Steven tapi rasa penasarannya itu yang membuatnya tetap tinggal mendengar penjelasan Casandra.
“Kalian salah paham, sebenarnya Pak Aslan itu” ucapan Casandra terpotong oleh Aslan.
“Casandra itu adik saya, kami saudara dari ayah yang sama” ujar Aslan yang tiba-tiba berdiri di samping Casandra. Ucapan Aslan membuat mereka legah, walaupun sebenarnya masih penasaran bagaimana ceritanya mereka saudara.
***
Di Sisi lain
“Kenapa dia sebodoh itu??” teriak Steven dengan frustasi.
“Apa yang ada di pikirannya itu? Kenapa dia mencintai laki-laki beristri dan menolak cintaku??’’ teriak Steven sambil memukul tembok.
“HAHhhh” Teriak Steven penuh emosi.
“Kakak kenapa?” tanya Novita, yang kaget melihat Steven. Ia berjalan mendekati Steven.
“Saya tidak apa-apa” jawab Steven tanpa melihat Novita.
“Kak, jujurlah, pasti kakak cemburukan melihat kak Casandra sangat dekat dengan lelaki lain” tanya Novita dengan lirih. Sebenarnya dari kemarin ia sudah menyadari jika Steven masih menyukai Casandra, tatapan tidak suka Steven terlihat sangat jelas ketika memandang Aslan.
“Aku...” Steven tak mampu melanjutkan ucapannya, ia takut menyakiti gadis yang ada di hadapannya itu.
“Aku bisa melihat dengan jelas tatapan kak Steve yang penuh cinta jika menatap kak Casandra, aku juga bisa melihat tatapan kak Steve yang cemburu jika melihat kak Casandra dekat dengan lelaki lain, aku juga...” ucapan Novita terhenti.
“Maafkan aku,” hanya itu ucapan yang bisa keluar dari mulut Steven. Ia tidak bisa mengelak. Karena apa yang dikatakan Novita itu semua benar. Meskipun ia telah mencoba menghilangkan rasa cintanya, tetapi ia masih belum sanggup. Steven hanya bisa menunduk, ia tak mampu melihat wajah Novita.
Novita pun memeluk Steven, meskipun ia kecewa tapi ia bukan orang pendendam yang tidak bisa memaafkan orang lain. Ketika mereka sedang berpelukan, Casandra lewat bersama Aslan, matanya tanpa sengaja tertuju ke arah steven dan Novita.
“Sudahlah kak, aku sudah memaafkan kakak, aku sayang sama kakak” ujar Novita sangat pelan sehingga hanya Steven yang dapat mendengarnya. Steven pun membalas pelukan Novita.
Casandra yang melihat keduanya hanya bisa menunduk, setetes air mata melucur di pipinya. Ia sangat sakit melihat keduannya. Aslan menyadari jika bukan hanya lelaki itu yang mencintai adiknya, tetapi sang adik juga mencintai lelaki tersebut.
“Jika kalian saling mencintai, kenapa tidak mencoba menjalin hubungan?” tanya Aslan, Casandra terkejut mendengar pertanyaan Aslan.
“Dia tidak seiman dengan kita bang” jawab Casandra lalu memeluk sang kakak. Aslan hanya diam, ia tidak bisa berbicara. Ternyata penghalang cinta adiknya begitu kuat. Ia hanya bisa membalas pelukan Casandra, memberikan kenyamanan kepada Casandra
~Bersambung~
jangan lupa like dan coment nya ya 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
R Anjani
aduh kok baper ya 🤣
2020-10-18
1