HUJAN

~Happy reading~

“Aduh aku kesiangan, pasti telat sampai di kantor, “ ujar Casandra lalu berlari ke kamar mandi.

Gara-gara memikirkan Aslan, ia baru tertidur jam 3. Setelah beberapa menit, ia sudah lengkap dan buru-buru mengendarai motornya.

Di tengah jalan, tanpa sengaja ia menabrak sebuah mobil ketika ingin menyalip mobil tersebut.

“Aduh, gawat nih,” ujar Casandra yang sedang ketakutan, seorang pria keluar dari mobil tersebut.

“Aduh mba, kalo mengenderai kendaraan itu hati-hati mba. Jangan ngebut, apalagi mau menyalip kendaraan lain, mba membahayakan diri mba sama orang lain kalau begitu," ujar lelaki itu dengan nada tinggi.

Casandra hanya menunduk, ia takut menatap laki-laki di hadapannya.

“Maaf mas, tadi saya buru-buru mau ke kantor, saya sudah telat mas jadi ngak konsen,” ujar Casandra, ia memberanikan diri untuk menatap lelaki yang ada di depannya.

“ Ya sudahlah, saya juga sedang buru-buru, lain kali hati-hati mba” ujar lelaki itu lalu masuk kembali ke mobilnya dan melanjutkan perjalanannya.

Selang beberapa waktu, Casandra tiba di kantor dan langsung melapor ke ruangan Mia selaku kepala divisinya.

“ Maaf bu, saya terlambat. Soalnya tadi saya mengalami kecelakaan kecil, tadi habis nabrak mobil orang bu” jelas Casandra.

“ Ok, kali ini saya kasi kamu toleransi ya, karena ini pertama kali kamu telat, apalagi alasan kamu memang bisa diterima, tapi lain kali kalau kamu telat maka kamu akan saya kasi sanksi, “ ujar Mia.

Meskipun ia tidak menyukai Casandra tetapi ia cukup profesional dalam bekerja, masalah pribadinya dikesampingkan. Casandra pun berpaminatan.

Sesampainya di ruangannya, ketiga sahabatnya langsung menghampiri Casandra.

“ Lo kenapa ? muka mu itu kusut banget kayak pakaian ngak pernah kena strika aja” tanya Bobby.

“ Tadi gue habis nabrak mobil orang Bob,” jawab Casandra dengan wajah murung.

“Kok bisa? Terus bagaimana keadaan mobil orang itu? Bagaimana orang yang kamu tabrak ?” tanya mawar yang berdiri di samping Bobby.

“Gimana sih lo? Kok malah mikirin mobil orang lain sih? Kan yang seharusnya ditanyakan dulu keadaan Casandra,” Rachel pun ikut angat bicara.

“ Casandra kan terlihat baik-baik aja, cuman wajahnya aja yang kusut gitu, saya nanya keadaan mobil orang itu ya sapa tau aja kan kerusakannya parah dan nuntut Casandra, kan kasian toh,” ujar Mawar lalu kembali ke tempatnya.

Tiba-tiba obrolan mereka terhenti ketika Andini muncul di balik pintu, dan memanggil Casandra, karena dipanggil oleh Aslan.

Dengan wajah lesuh Casandra pun berjalan menuju ruangan Aslan, sebenarnya ia malas bertemu Aslan, ia masih kecewa dengan Aslan.

“ Permisi pak, kata bu Andini bapak memanggil saya?” tanya casandra sambil menundukkan kepalanya.

Aslan memperhatikan penampilan Casandra, ia ingin memeluk adiknya, ia khawatir sekali setelah mendengar percakapan Casandra dengan Mia tadi.

“ Iya saya memanggil kamu, oya tadi saya dengar kamu habis nabrak mobil orang, gimana kamu tidak apa-apakan ?” tanya Aslan dengan nada khawatir.

“ Saya tidak apa-apa kok pak, dan syukurnya yang saya tabrak tadi juga tidak nuntut saya ganti rugi,” ujar Casandra.

“Alhamdulillah kalau gitu, ya sudah, silahkan kembali ke ruangan mu, kalau kamu kurang sehat, minta izinlah kepada ibu Mia untuk pulang,” Aslan sedikit legah mendengarkan penuturan Casandra.

“Saya baik-baik kok pak, saya bisa tetap bekerja hari ini kok pak, kalau begitu saya pamit dulu pak” ujar Casandra lalu meninggalkan ruangan Aslan.

Kenapa sih ia sangat perhatian banget sama saya, bikin saya susah move on. Batin Casandra dalam hati.

Kini tibalah waktu makan siang, Casandra dan ketiga temannya pun ke kantin kantor. Sesampai disana, mereka berbincang-bincang sambil menunggu pesanannya.

“ Oya kalian tahu nggak kalau pak Aslan itu udah nikah ?” Casandra masih penasaran dengan wanita dan anak kecil yang bertemu di taman kemarin.

“ Lo ngak tau San, gue pikir lo tahu semua tentang pak Aslan secara kalian kelihatannya dekat. Pak Aslan itu udah nikah, dan sudah memiliki anak berumur 3 tahun kalau ngak salah” jawab Rachel.

Bagaikan disambar petir, Casandra sangat kaget mendengar kabar ini. Casandra merasa seakan dipermainkan oleh Aslan.

Aslan selalu memberikan perhatian kepada Casandra, seolah-olah Aslan mecintai Casandra. Bahkan Aslan rela berbohong agar Casandra mau bekerja di Kantornya.

Casandra pun berlari meninggalkan teman-temannya, pikirannya sangat kacau. Ia tak mempedulikan teriakan ketiga temannya. Ia terus berlari meninggalkan kantor. Dan ternyata saat ini sedang hujan deras.

Ia terus berlari menuju taman yang ia datangi kemarin, ia menumpahkan tangisannya di taman itu. Langit pun seolah merasakan kesedihannya, menumpahkan airnya ke muka bumi ini.

Hatinya sakit sekali mendengarkankan kabar tersebut. Casandra terus menangis.

Seakan telah dibutakan oleh cinta, Casandra bertekat mengejar cinta Aslan, karena menurutnya Aslan pasti juga memiliki perasaan yang sama terhadapnya.

Buktinya, Aslan sangata memperhatikannya. Ia pun berencana akan menyatakan perasaannya besok malam di ulang tahunnya. Ia kembali bersemangat. Ia menghapus air matanya dengan kasar dan kembali ke kantor mengambil tas dan meminta izin untuk pulang lebih cepat.

Casandra berjalan menuju ruangannya dengan wajah yang berseri-seri, ia sangat bersemangat. Nyawanya yang tadi entah kemana kini telah kembali mengisi raganya. Semua mata memandangnya dengan tatapan aneh, tapi seperti biasanya, Casandra tidak pernah memperhatikan tatapan orang lain terhadapnya.

Pikirnya untuk apa memikirkan mereka, toh yang menggajinya bukan mereka.

Setelah meminta izin pulang lebih cepat, Casandra pun melajukan motornya kembali ke Apartemen.

Ia ingin beristirahat dengan baik, agar besok ia bisa tampil dengan cantik di hadapan Aslan. Ia sudah bertekat untuk mengejar cintanya, ia akan jujur kepada Aslan tentang perasaanya sebenarnya.

~Bersambung~

Jangan lupa like dan comentnya ya 🙏

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***