Hancur

~Happy reading~

“ Maksud lo apa Rand ??” Casandra bertanya di sela tangisannya.

Dia tidak menyangka Randi, kekasih yang telah menemaninya selama 4 tahun ini memutuskannya di hari bahagianya. Pesta ulang tahun yang seharusnya dirayakan dengan penuh kebahagian harus hancur seketika karena sang kekasih yang amat dicintainya.

“Maafkan aku San, aku tidak bisa bersamamu lagi, seminggu lagi aku akan menikah dengan wanita pilihan nenekku. Dia wanita yang baik, dia sangat lembut dan soleha. Aku menginginkan wanita sepertinya untuk mendampingiku dan menjadi ibu untuk anak-anakku kelak” Casandra hanya bisa menatap sang kekasih dengan rasa sesal yang mendalam.

Kata-kata yang dilontarkan Randi bagaikan sebuah cambukan bagi Casandra, betapa rasa sakit yang ditorehkan begitu besar. Dunianya terasa runtuh, hancur berkeping-keping.

Casandra berjalan meninggalkan Randi dengan tatapan kosong. Dia benar-benar tak menyangka, Randi meninggalkannya setelah semua yang telah ia berikan kepada Randi. Betapa hancur hati Casandra, lelaki yang dicintainya akan menikahi wanita lain. Ia berjalan menuju sebuah Bar yang tak jauh dari Cafe tempatnya bertemu dengan Randi. Ia ingin menenangkan pikirannya yang telah kacau itu.

“ San kamu kenapa? Cerita sama saya, apa Randi nyakitin kamu ? “ Casandra hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Ayu, sahabat sekaligus teman kelasnya.

Semenjak kedua orang tuanya meninggal, Casandra hanya tinggal bersama Ayu di Apartemen milik Ayahnya. Ayu menatap wajah sahabatnya dengan tatapan sendu. Ia merasa tak tega melihat sahabat yang selalu ceria itu harus menjadi pendiam. Ayu duduk di samping Casandra mencoba menenangkan sahabatnya.

“Yu, Randi memutuskanku, seminggu lagi ia akan menikah dengan wanita pilihan neneknya”. Casandra menarik napas dan membuangnya secara kasar. “ Dia menerima perjodohan itu, dia menginginkan wanita pilihan neneknya kelak yang akan menemaninya, dia menginginkan wanita baik-baik untuk menjadi istrinya. Menurutnya aku bukan wanita baik Yu. Setelah apa yang ku berikan kepadanya, ia malah meninggalkanku “. Ayu menarik Casandra dan memeluknya mencoba memberikan rasa nyaman kepada sahabatnya.

Ia sangat terkejut mendengarkan penuturan sahabatnya. Ia tak menyangka hubungan Casandra dengan Randi sudah sejauh itu, sampai-sampai Casandra menyerahkan harta paling berharga bagi perempuan.

Ayu memang perempuan yang suka ke Bar dan mabuk-mabukan tetapi ia tak pernah mau disentuh oleh lelaki yang belum sah menjadi suaminya, meskipun itu kekasihnya. Ia tak habis pikir, Casandra yang terlihat polos itu rela melakukan itu.

“ Yang sabar ya San, kamu juga berhak mendapatkan pria yang baik San, kamu harus membuktikan kepada Randi, kau bisa mendapatkan laki-laki yang jauh lebih baik daripada dia”, Casandra melonggarkan pelukannya dengan Ayu, ia menatap wajah Ayu denga tatapan sendu, “ Nggak mungkin Yu, mana ada laki-laki baik yang mau menerimaku, kamu lihat saja, laki-laki berengsek kayak Randi aja manginginkan perempuan baik Yu, apalagi yang notabennya emang laki –laki baik”. Casandra lalu menunduk, “Aku kotor Yu, aku tak pantas menginginkan mendapatkan laki-laki soleh walaupun itu hanya dalam mimpi sekalipun”, Casandra hanya bisa menangisi hidupnya yang amat menyakitkan ini.

Ayu hanya bisa diam dan kembali memeluk sahabatnya dalam diam. Ia berpikir, apa pun yang akan ia katakan tak mampu mengubah pemikiran sahabatnya ini. Ayu yakin saat ini Casandra butuh waktu untuk merenungi permasalah yang tengah di hadapinya.

Setelah dirasa nyaman, Casandra mengajak Ayu pulang ke Apartemen miliknya. Sesampai di Apertemen, Casandra langsung masuk ke kamarnya dan menaiki ranjangnya. Ia mencoba menutup matanya, namun matanya seakan sulit dipejamkan. Di dalam kesendiriannya Casandra mencoba meratapi nasibnya. Ia ingin mencoba melupakan perlakuan Randi. Ia akan bertekad untuk melupakan lelaki yang telah menghancurkan dunianya. Tanpa terasa Casandra telah berada dalam alam mimpi.

Keesokan paginya, Casandra dengan pakaian yang minim keluar dari kamarnya. Ayu yang melihatnya kaget. “ Kamu mau kemana San? Kok pakaian kamu itu kayak gitu sih Sand? Ini bukan gaya mu Sand, jangan pakai baju kayak gitu, di luar banyak laki-laki jalalatan yang akan menatapmu seakan menelanjangimu” Ayu mencoba menahan Casandra yang sudah ada di ambang pintu Apartemennya.

Tak biasanya Casandra memakai pakaian seperti itu keluar rumah. Ia hanya khawatir jika di luar sana ada laki-laki yang mengganggu sahabatnya.

Dengan acuhnya, Casandra meninggalkan Ayu yang masih berdiri dengan rasa kagetnya itu. Ayu yang menyadari jika Casandra telah tidak terlihat di hadapannya hanya bisa menghela napas dengan kasar. Ia benar-benar tidak habis pikir apa yang ada di fikiran sahabatnya itu.

Sekitar pukul 2 dini hari, Casandra pulang dengan penampilan berantakan. “ San kamu darimana ? kok kamu kacau kayak gini sih San? “ Ayu kemudian berdiri menghampiri Casandra yang dalam keadaan mabuk.

Ia mengantar Casandra masuk ke kamar dan membaringkannya. Ayu menatap Casandra dengan tatapan iba, ia hanya bisa menangisi sahabatnya itu. Ketika hendak meninggalkan Casandra, Ayu menghentikan langkahnya, “ Mau kemana lo Ran ? inikan lo suka ? membuat hidup gue hancur, gue udah nemu pengganti lo, dia lebih jago di atas ranjang daripada lo Ran “ Casandra tertawa dengan kerasnya. Ayu yang mendengarkannya hanya bisa menangis, tak mampu melihat kondisi sahabatnya itu, ia berlari menuju kamarnya.

Semenjak malam itu, Casandra selalu pulang dini hari dalam keadaan mabuk. Ayu yang serasa iba dengan keadaan sahabatnya itu pun mencoba berbicara pada Casandra.

Sama halnya saat ini, “ Sand, aku mau ngomong sama kamu,”, Casandra duduk di samping Ayu. “ San bukannya aku mau ikut campur urusan kamu, tapi aku hanya tidak bisa melihatmu terus-terusan kayak gini San, jalanmu masih panjang, jangan ngehancurin hidupmu hanya karena lelaki berengsek seperti Randi, aku...", kata-kata Ayu harus terhenti karena dengan wajah penuh amarah Casandra berdiri meninggalkan Ayu yang duduk di sofa.

Tiba-tiba langkah Casandra terhenti dan berbalik menghadap Ayu “Lo nggak usah ikut campur ma hidup gue, terserah gue mau ngapain, itu bukan urusan lo, lo ngak ada hak ngelarang gue, “. Casandra langsung membanting pintu Apartemen dan meninggalkan Ayu yang hanya bisa menangis mendengar bentakan dari sahabatnya yang sudah bersamanya selam 5 tahun ini.

Sudah dua bulan Casandra dan Ayu tidak berbicara, Ayu selalu menghindar jika bertemu dengan Casandra. Setelah kejadian hari itu, Ayu meninggalkan Apartemen milik Casandra.

Casandra selalu mengejar Ayu dan mencoba meminta maaf kepada Ayu, tapi Ayu tak pernah mau berbicara dengan Casandra. Sudah hampir dua bulan Casandra selalu mendatangi Ayu di kostnya, tapi hasilnya nihil. Bagai ditelan bumi, Ayu tidak pernah terlihat di hadapan Casandra.

Casandra dengan wajah lesuh, ia meninggalkan kost Ayu. Di tengah perjalanan ia menabrak seorang lelaki yang sepertinya dari mesjid, karena ia menggunakan baju kokoh. Ia terlihat sangat tampan dengan memakai baju kokoh tersebut. Wajahnya sangat meneduhkan jika dipandang.

Casandra hanya bisa terdiam menatap laki-laki yang ada di hadapannya, ia terpesona dengan laki-laki tersebut.

“ Maaf dek, kamu ngak apa-apa? “ Aslan mencoba menyentuh pundak Casandra yang hanya berdiri di depannya.

Bagaikan magnet sentuhan Asland menarik kembali kesadaran Casandra yang beberapa saat lalu hilang entah kemana.

“Adek nggak apa-apa kan ? “ Asland mencoba mengulangi pertanyaannya yang tak terjawab tadi.

“ Iya mas, ngak apa-apa kok” saut Casandra dengan cengengesan. Ia salah tingkah dengan pandangan laki-laki di hadapannya itu.

Ya ampun dek, ada apa denganmu dek? Kamu benar-benar butuh didampingi, melihat gayamu seperti ini membuat hati mas terluka. Benar kata mbamu, mas harus membimbingmu dan mengubah gayamu. Pakaianmu tak enak dipandang gumang Asland dalam hati.

“Mas nggak apa-apa kan tadi ? maaf tadi saya nggak sengaja nabrak mas”, Casandra turun dari motornya dan mendekati Asland.

Asland hanya tersenyum lalu menggeleng. Casandra yang melihat senyum Asland pun semakin terpesona dengan laki-laki di hadapannya.

“ Oh iya, namaku Casandra, ini nomor handphoneku, kalau ada apa-apa mas bisa menghubungiku” Casandra meberikan nomor handphonenya lalu berpamitan.

Ia tak sanggup berlama-lama di hadapan laki-laki itu. Asland pun hanya bisa tersenyum. Tidak ada yang dapat ia ucapkan. Lidahnya terasa kaku untuk berbicara. Ia sangat merasa menyesal, sebagai seorang kakak ia tak mampu membimbing sang adik.

~Bersambung~

Jangan lupa like dan comentnya ya 🙏

Terpopuler

Comments

Ufi Barru

Ufi Barru

Hubungan yg rumit, d tunggu kelanjutan ceritanya

2020-04-29

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!