Saat mobil Andri tengah melaju ke arah rumah Naia.
"Nai apa Kakek dan Nenek tidak akan marah melihat kamu pulang sesore ini ?" Tanya Andri dengan perasaan cemas.
"Nggak kok kak, tenang aja ." Jawab Naia dengan santai nya.
"Yang bener kamu Nai ?" Tanya Andri lagi untuk meyakinkan hati nya.
"Benar kak, masak Naia bohong sih." Jawab Naia meyakinkan Andri.
"Huft syukurlah ." Gumam dalam hati Andri. Ia menarik nafas panjang, dan menghembuskan melalui mulut dengan kasar.
"Kak Andri tenang aja, Kakek dan Nenek itu orang nya tidak pernah marah." Ujar Naia.
Andri pun hanya melemparkan senyuman pada Naia
Sesampai nya di rumah Naia.
Naia dan Andri melihat Nenek tengah duduk di teras rumah.
Seketika jantung Andri pun berdegup dengan sangat kencang.
"Aduh khawatir nih, apa ucapan Naia bisa di percaya." Andri pun terus menggerutu di dalam hati.
Andri dan Naia langsung melangkahkan kaki ke arah Nenek dan Kakek.
Rasa bersalah, bercampur rasa takut pun membuat langkah Andri terasa sangat berat.
"Kakek, Nenek." Sapa Naia dan Andri secara bergantian.
Kakek dan Nenek pun hanya membalas dengan senyuman.
Segera Naia dan Andri meraih tangan Kakek dan Nenek, lalu mencium punggung tangan tersebut secara bergantian.
"Darimana saja kalian, kenapa jam segini baru pulang ?" Tanya Kakek pada kedua nya.
"Dari danau Kek. Tadi kak Andri mengajari Naia untuk bermain gitar disana." Jawab Naia dengan santai nya.
"Maafkan Andri ya Kek, Nek. Sudah sesore ini baru mengantarkan Naia pulang." Ucap nya sambil menundukkan kepala, karena takut Kakek akan memarahi nya.
"Tidak apa-apa nak, Kakek mengerti. Karena Kakek juga kan pernah muda." Jawab Kakek, sambil menepuk-nepuk pundak Andri.
"Terimakasih ya Kek." Ucap Andri sambil mengangkat kepala nya secara perlahan.
"Iya nak." Jawab Kakek sambil tersenyum.
Nenek pun menyuruh Naia bergegas membersihkan tubuh nya, dan meminta ia untuk membantu Nenek memasak untuk makan malam.
Sementara itu.
"Ayo kita masuk nak." Ucap Kakek mengajak Andri untuk masuk ke dalam rumah.
"Terimakasih, lain kali aja Kek. Andri langsung pamit pulang aja." Ucap nya pada Kakek.
"Eh ! udah ayo masuk dulu, kita makan malam bersama."
Kakek pun menggandeng tangan Andri untuk masuk ke rumah.
Dan akhirnya Andri pun tidak bisa menolak nya.
"Nak Kakek minta no hp orang tua mu ya, Kakek ingin memberitahu mereka kalau kamu sedang di sini. Supaya mereka tidak mencemaskan mu nanti." Ujar Kakek pada Andri.
"Nggak usah repot-repot Kek, kebetulan orangtua Andri sedang tidak ada di rumah . Mereka sedang di luar kota untuk mengurus bisnis nya." Jelas Andri pada Kakek.
"Oh..! Orang tua kamu pembisnis. Jadi sekarang kamu di rumah dengan siapa ?" Tanya Kakek pada Andri.
"Iya Kek. Kebetulan di rumah ada mang Sapri tukang kebun dan juga Mbok Asih asisten rumah tangga yang menemani Andri Kek." Jelas nya pada Kakek.
"Sebentar ya." Pamit Kakek, lalu melangkah kan kaki nya menuju dapur.
"Nai pinjam kan Andri baju mu." Ujar Kakek pada Naia.
Sementara itu samar-samar Andri mendengar nya.
"Hah apa ?, Kakek meminta Naia untuk meminjamkan baju nya untuk ku. Aduh nggak deh, masa aku harus memakai baju minidress, atau pakai baju bikini, atau juga pakai gaun. Aduh ada-ada saja si Kakek ini !." Gerutu nya dengan lirih, sembari menghayalkan yang tidak-tidak.
Naia pun keluar kamar dengan membawa lipatan baju di tangan nya.
"Nih kak pake !" Naia pun menyodorkan baju tersebut pada Andri.
Andri pun menatap ke arah Naia.
"Ambil lah nak, ganti baju mu. Kamu pasti gerah dengan pakaian mu, karena sudah terkena keringat." Ujar Kakek pada Andri.
Dan lagi - lagi Andri tidak bisa menolak nya.
"Nai kamu mau kembali ke dapur kan ?" Tanya Kakek pada Naia.
Naia pun mengangguk kan kepala.
"Ya sudah sekalian kamu beritahu Andri dimana kamar mandi nya." Perintah Kakek pada Naia.
"Iya Kek." Sahut Naia
"Ayo kak ikut Naia." Naia pun mengantarkan Andri sampai ke depan pintu kamar mandi nya.
Setelah itu Naia pun kembali ke dapur untuk membantu Nenek lagi.
Sementara itu Andri
"Aku pikir tadi baju minidress atau gaun.
Ternyata Naia suka mengkoleksi kaos cowok juga.
Hemb keren juga kaos nya, pas lagi di pakai di tubuh ku." Gumam Andri di kamar mandi.
Setelah selesai mengganti baju. Ia pun kembali duduk bersama Kakek di ruang keluarga lagi.
Tak lama kemudian, setelah semua nya siap di meja makan . Nenek dan Naia pun menyusul Kakek dan Andri di ruang keluarga.
"Oh iya Nak kamu bilang tadi, orang tua mu pembisnis. Kalo boleh tau siapa nama Ayah dan Ibu mu ?" Tanya Kakek pada Andri
"Nama Ayah Andri Ardy Sanjaya Kek, kalau nama Ibu Ratna Dewi." Jawab Andri
"Oh ternyata kamu anak nya Ardy Sanjaya.!" Ucap Kakek dengan antusias nya.
"Lho Kakek kenal sama Ayah Andri ?" Tanya Andri
"Iya, kenal sekali malah." Sahut Kakek
"Jadi Ayah kamu itu adalah sahabat baik nya Vendy. Anak Kakek, Ayah nya Naia." Jelas Kakek
"Sejak di bangku SD mereka sudah berteman akrab. SMP, SMA, sampai kuliah pun mereka selalu bersama.
Ayah kamu dulu sering sekali menginap di sini.
Bahkan setelah Ayah mu sudah menikah dengan Ibu mu pun masih sering datang ke rumah ini.
Jadi Kakek dan Nenek pun sudah menganggap Mereka seperti anak kami sendiri.
Terakhir kali Ayah dan Ibu mu datang kesini kira-kira 7 tahun yang lalu. Pada saat Ayah Naia meninggal dunia.
Setelah itu, kami pun tidak pernah berkomunikasi lagi." Kakek pun menceritakan semua nya pada Andri dan Naia
"Oh.. Ternyata Ayah Naia sudah meninggal. Tapi dimana Ibu nya, kenapa dari tadi aku disini tidak melihat nya .?" Andri pun terus menggerutu dan bertanya-tanya dalam hati.
"Wah ternyata benar ya Kek, dunia ini ibarat daun talas. Dan kita ini ibarat tetesan air nya.
Di titik manapun tetesan itu terjatuh, pada akhirnya akan bertemu di satu titik yang sama." Ujar Andri
"Iya benar sekali kamu Nak." Timpal Kakek
"Eh sudah - sudah. Ayo kita makan malam dulu, setelah itu baru lanjut lagi berbincang - bincang nya." Ucap Nenek menghentikan perbincangan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
yulia ari
semangatt kak
2020-07-22
0