Malam harinya, seperti biasa ada hari-hari tertentu di mana Marsha harus menginap di rumah sang Oma yang bernama Nova. Meski di rumah besar itu ada pamannya Daniel dan istrinya Ghea, juga dua putra mereka Sean dan Raiga, tetap saja Nova kadang berkata kesepian dan meminta Marsha sebagai satu-satunya cucu perempuan untuk menginap. Padahal, menurut Marsha omanya itu pilih kasih, Sean sebagai cucu tertua selalu di nomor satukan. Meski usia mereka terpaut dua tahun tapi Sean juga masih duduk di bangku SMA, ini karena ada sesuatu yang membuat Sean tidak melanjutkan sekolah selama dua tahun.
“Lihat! apa ini alasan kenapa aku selalu diminta menginap? melihat adegan pilih kasih ini?” gumam Marsha di dalam hati. Bukan tanpa alasan Marsha berpikir seperti itu. Nova begitu memanjakan Sean sampai melayani sendiri cucunya itu makan.
Rai yang melihat gurat ketidaksenangan di wajah Marsha pun memilih untuk mengambil lauk dan memberikannya ke piring sang sepupu. Tanpa menoleh dan mengucapkan terima kasih pada Rai yang duduk di sebelahnya, Marsha langsung memasukkan satu perkedel utuh yang diberikan Rai ke dalam mulut. Pipinya menggembung, dia mengunyahnya dengan pelan agar rasa kesalnya tidak terlihat orang lain.
“Marsha, bagaimana? Apa kamu menyukai Jeremy? Ah … tidak menyukainya pun kamu harus tetap menikah dengannya,” ucap Nova yang tak sadar cucu perempuannya sedang kesal.
Karena ucapan sang oma barusan, Sean dan Rai pun menatap heran ke arah Marsha. Keduanya memang belum mendengar kejadian ini dari siapa pun, begitu juga dengan orangtua mereka yang sudah lebih dari satu minggu melakukan perjalanan ke Eropa.
“Oma, apa Oma tega menikahkan aku dengannya?” jawab Marsha. Di antara cucu-cucu Nova memang Marsha lah yang paling pembangkang.
Sudah cucu perempuan satu-satunya, pembangkang. Hal ini terkadang membuat Nova geleng-geleng kepala.
“Marsha, dia CEO. Menikah dengan pria kaya, tampan dan seksi seperti Jeremy itu impian semua wanita, juga bisa menjaga harta keluarga. Lagipula kamu sudah melakukan tindakan tak terpuji dengannya,” ucap Nova dengan sorot mata sengaja dibuat tajam. "Mau nggak ngaku? kamu udah demek-demekkan sama dia?"
“Aku sudah bilang Oma, aku dijebak. Ada orang tak bermoral yang melakukan itu pada kami. Dan mungkin saja Oma yang menjebakku."
“Astaga Marsha and the bear, teganya kamu menuduh Oma yang bukan-bukan. Sudah jelas kutangmu itu ada di kamar yang sama dengan Jeremy, kalian juga tertangkap CCTV masuk ke kamar yang sama kok, mami papimu juga sudah melihat bukti itu sendiri."
Nova bersikap berlebihan, dia bahkan memijat pelipis seolah pusing tujuh keliling. Sedangkan Sean dan Rai saling tatap dan bingung dengan pembicaraan dua wanita itu. Mereka bahkan bergumam dalam hati seolah saling berbincang.
“Apa mereka sadar sedang membicarakan apa di depan pria?”
"Kutang? tidak salah dengar 'kan?"
“Kenapa kutang dibawa-bawa? lalu siapa itu Jeremy?”
"Apa Marsha sudah melakukan itu? apa dia gila?"
“Oma, satu hal yang harus Oma tahu, dia punya sakit ayan, aku melihatnya dengan jelas di jalan tadi,” ucap Marsha dengan wajah serius.
“A-a-a-apa? ayan?” Nova megap-megap, sedangkan Marsha mengangguk mantap lantas menoleh ke arah Rai dan dengan santainya berucap-
“Rai aku mau perkedel lagi."
Rai yang kaget pun seketika memberikan apa yang sang sepupu minta. Ia bingung dan kembali saling tatap dengan kakaknya.
"Iya, tanyakan saja ke bestie Omano yang paling cantik itu," imbuh Marsha dengan mata berkilat-kilat. "Dia tadi kejang-kejang dan dilihat banyak orang."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
May Keisya
🤣😂😂
2023-07-12
0
May Keisya
demek-demekan🤣🤣🤣
2023-07-12
1
Anisatul Azizah
sebenarnya tragedi kutangnya gimana sih.. kan jadi pinisirin
2023-02-02
1