Suara ketukan pintu membuat Sky tersadar dari lamunan nya, lalu segera beranjak membuka pintu. Sebelum nya, dia menyimpan ponsel nya di dalam laci.
Terlihat Ashley di depan pintu kamar nya dengan nampan berisi makanan.
"Aku tidak lapar Ash.. bawa kembali.." Sky berniat menutup pintu namun kalah cepat dengan kaki Ashley. Keduanya saling bertatapan, hingga akhirnya Sky mengalah dan membiarkan adiknya masuk.
"Kau ini, Kenapa suka sekali memaksa" gerutu Sky dibelakang sang adik.
"Kakak dari mana tadi?" Ashley balas dengan memberikan pertanyaan. Membuat Sky berdecak sebal.
"Jangan urus urusan orang dewasa, kau masih kecil. Sekolah yang benar dulu," omel Sky menasihati sang adik.
"Aku tau porsi ku kak, jangan mencemaskan masa depan adik mu ini. Cemaskan masa depan mu saja. Bukankah kau seorang CEO sekarang? Maka tanggung jawabmu tidak lah main-main. Kau harus punya pundak yang kuat, untuk memikul beban harapan banyak orang." Terbalik, Sky mematung. Ashley yang notabene adalah adiknya, bisa memberikan nya nasihat sebijaksana itu. Pria itu merasa malu dan kecil di hadapan sang adik.
Gadis itu bahkan baru kelas 3 sekolah menengah atas. Sky merasa tertampar telak tanpa sadar.
"Jadi, dari mana tadi?" Ashley Kembali mengulangi perbuatannya.
"Mencari sesuatu, yang menggangu pikiran ku beberapa minggu belakangan ini" jawab Sky ambigu.
"Memangnya apa yang lebih mengganggu dari mommy" gumam Ashley masih terdengar jelas di telinga Sky.
"Jangan berbicara seperti itu pada mom, dia terlalu mencemaskan ku. Makanya dia terlihat sangat protektif, dia juga menyayangi mu. Dia mommy kita, suka tak suka kau harus mengakui nya." Nasihat Sky pada sang adik. "Berhentilah bersikap memusuhi nya, Ash. Itu tidak baik," Ashley memutar matanya jengah. Selalu saja membela ibunya, hatinya tak terima.
"Dia ibumu kak, bukan ibuku!" Balas Ashley kesal.
"Ashley..! Jaga bicaramu!" Sentak Sky tak terima perkataan sang adik. Namun melihat wajah terkejut Ashley, hati Sky menjadi sedih.
"Maaf kan kakak, Ash." Ujar Sky merasa bersalah. Lalu meraih tubuh sang adik ke pelukan nya. "Kakak tidak bermaksud membentak mu, kau harus tau, mom sangat menyayangi kita. Bersikaplah baik dan sopan padanya, mom pasti akan melunak padamu." Sky menjeda Ucapan, lalu mencium pucuk kepala Ashley.
"Berhentilah memberontak, Ash. Dengarkan nasihat mom, cukup dengarkan, tidak perlu selalu membalas nya dengan kata-kata yang menyakiti hati mommy. Bisa?" Sky menatap sang adik dengan harapan tinggi.
Ashley menghembus kan nafas pasrah, lalu mengangguk pelan.
"Berjanji lah jangan bertengkar lagi, di mulai dengan besok pagi. Bagaimana?" Tuntut Sky menatap adiknya.
"Tidak janji, jika mom tidak memulai nya, maka aku akan diam. Sudahlah kak, aku ke sini bukan untuk membuat perjanjian sepihak ini denganmu" ketus Ashley kesal. "Makanlah atau mom akan mengomeli ku nanti." Ashley beranjak lalu keluar dari kamar sang kakak.
Sky menutup kembali pintu kamar nya, lalu menuju ranjang. Tubuh nya lelah berkendara sepotong hari ini, Sky memejamkan kedua matanya. Sebelum benar-benar terlelap, Sky memohon agar kembali bermimpi tentang Cloey, wanita yang baru saja dia ketahui namanya tadi.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
"Deren! Tolong aku.! Tolong bayi kita..! Deerrreeenn!!" Sky terbangun dengan keringat bercucuran deras di tubuhnya. Sudah cukup! Dia tidak tahan lagi. Sky beranjak lalu meraih jaket dan kunci mobilnya. Perlahan pria itu menuruni tangga, namun saat sampai di penghujung tangga, langkah nya terhenti.
"Tuan? akan kemana malam-malam begini?" Maria, kepala pelayan di rumah itu mengagetkan Sky. Sky menatap sang kepala pelayan dengan raut wajah datar.
"Aku ingin menemui temanku di club, jangan beritahu orang tuaku. Apa aku bisa mempercayai mu, Maria?" Tanya Sky dengan wajah menyelidik.
"Tentu tuan muda, aku hanya kebetulan mengambil ini di dapur. Lalu mendengar suara langkah kaki menuruni anak tangga. Ternyata anda, silahkah pergi sebelum nyonya terbangun." Ujar Maria tersenyum ramah lalu berputar arah membawa teko di tangannya.
Sky menatap punggung lebar Maria hingga tak terlihat, lalu bergegas menuju garasi. Dia ingin ke tempat Cloey. Mungkin di sana Sky menemukan jawaban dari segala mimpi buruknya.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Tok tok tok
Sky memeluk dadanya sendiri menahan dingin. Sudah tiga kali mengetuk namun belum juga di buka. Sky mulai gelisah dan tak sabar.
Klek
Cloey menatap heran pada tamunya, ini bahkan sudah pukul 2 subuh. Kenapa pria ini ada didepan pintu rumah nya. Dan dalam keadaan yang.... kacau.
"Kenapa lama sekali, aku kedinginan." Sky menerobos masuk kedalam tanpa permisi. Cloey melotot tajam melihat kelakuan tamu tak berakhlak itu.
"Kenapa anda masuk ke rumah ku, ini bukan jam yang pantas untuk bertamu." Cloey kesal melihat bos nya yang tidak tau etika bertamu yang baik dan benar.
"Mana kamar putrimu?" Sky membalas perkataan Cloey dengan pertanyaan. Cloey mendengus kesal.
"Ada apa dengan kamar putriku? Jangan bilang kau ingin tidur di sini" Cloey melempar tatapan menyelidik ke arah Sky.
"Aku lelah, perjalanan ke sini tidaklah dekat. Ijinkan aku beristirahat malam ini, aku akan jelas kan besok pagi." Sky berbicara dengan nada rendah, sungguh berbeda dengan tipikal nya selama ini.
"Di sana, ranjang nya kecil. Tidur di kamar ku saja, aku akan tidur bersama Lizzie." Cloey akhirnya mengalah, dia harap besok pagi pria segera pergi tanpa harus menjelaskan apapun.
Cloey Kembali dari kamar nya membawa selimut, di lihat nya Sky sedang duduk bersandar di sofa dengan wajah lelah. Pria itu tengah memejamkan kedua matanya, seperti banyak sekali beban hidup nya. Orang kaya selalu banyak pikiran, batinnya mengolok.
"Kau boleh tidur sekarang, aku juga sudah mengantuk." Selesai berbicara Cloey masuk ke kamar putri nya, yang berdampingan dengan kamarnya. Sky menatap nya sejenak sebelum masuk ke kamar Cloey.
Kamar itu tampak rapi dan bersih, meski ukurannya yang kecil, mungkin hanya sebesar kamar mandi nya. Namun terasa sangat nyaman, Sky melepas sepatu juga jaketnya lalu naik ke ranjang. Sky menghirup aroma vanilla di bantal Cloey, menenangkan. Dia yakin akan tidur nyenyak di sisa malam ini.
Sky memeluk bantal guling Cloey, Kembali menghirup aroma yang khas. Aroma tubuh Cloey, dia ingat saat dia membantu memapah wanita itu tadi sore.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
"Mom, ini untuk siapa? Bukankah bibi Joa sedang pergi ke Catalina." Lizzie menatap sang ibu heran, mengapa ada 3 piring di atas meja.
"Selamat pagi.." sapa Sky pada ibu dan anak itu.
"Mom?" Lizzie menatap ibunya menuntut jawaban.
"Dia.."
"Aku adalah kekasih ibumu, apa kau keberatan sweetie?" Mata Cloey melotot tajam. Lancang sekali batin Cloey berteriak. Namun Sky hanya mengedip kan matanya dan tersenyum jahil.
"Sungguh? Mommy?" Wajah polos Lizzie membuat Sky sangat gemas. Pria itu mencium pipi bulat Lizzie dengan gregetan.
"Hihii... geli paman.." Lizzie cekikikan karena kegelian, pipinya di unyel-unyel oleh Sky. Pria itu begitu gemas dan menggigit kecil pipi bulat Lizzie.
"Mommy, tolong aku..." Seru Lizzie meminta tolong pada sang ibu, namun Cloey bergeming. Melanjutkan kegiatannya membuat sarapan. Hatinya dongkol, andai saja bukan bos nya. Akan dia beri makanan pria itu dengan campuran obat pencahar.
"Sudah, ayo sarapan. Paman ingin segera pulang setelah ini, dan dia bukan kekasih mommy, Lizzie. Pria ini adalah bos mommy di kantor, dia hanya bercanda padamu." Ujar Cloey menatap tajam pada Sky, agar pria itu bisa bekerja sama dengan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Hiatus
Weh udah diklaim..
2022-10-25
0
Hiatus
🤣🤣🤣
2022-10-25
0
Senajudifa
jd itu bkn ibu kandung
2022-10-11
0