"Pagi kak? Apa tidur mu nyenyak, lihatlah, kau bahkan bangun kesiangan lagi hari ini" Ashley duduk di sisi ranjang, kemudian menarik tangan sang kakak untuk membantu nya duduk. "Apa semalam kakak bermimpi buruk lagi?" Wajah oval nya nampak menggemaskan bagi Sky. Di cubit nya hidung mancung sang adik dengan gemas.
"Tidak. Kakak bermimpi sesuatu yang indah. Kakak bertemu peri yang sangat cantik " jawab Sky kemudian turun dari ranjang menuju kamar mandi.
"Mimpi apa memangnya? Bertemu gadis desa dan jatuh cinta pada pandangan pertama, menjalin hubungan lalu kemudian menikah. Memiliki 5 orang anak dan hidup bahagia.....
meski di akhir.." suara Ashley melemah di ujung kalimatnya.
Sky menghentikan langkahnya kemudian menatap sang adik dengan heran. Pria itu mengernyit dahinya sempurna, bagaimana Ashley bisa meruntut masa depan nya dengan sedetail itu. Kemudian mengucapkan kalimat mengganjal di akhir analisis nya.
"Eh, kenapa tidak mandi. Mandilah, aku hanya bergurau. Mana bisa aku melihat masa depan seseorang, ada-ada saja. Mandi sana, kakak bau." Ashley mendorong pelan tubuh sang kakak menuju kamar mandi.
Setelah kakaknya menghilang dari balik pintu kamar mandi, Ashley keluar dari sana menuju lantai bawah untuk sarapan bersama keluarga nya.
"Kenapa lama sekali membangun kan kakakmu? Apa dia sudah mandi?" Pertanyaan sang ibu membuat langkah Ashley terhenti, sejenak dia menatap wajah wanita yang dia panggil ibu tersebut.
"Kemarilah, duduk di kursi mu sayang" suara sang ayah membuyarkan lamunan Ashley.
"Heh? Ya dad." Dengan patuh gadis itu mendudukkan dirinya di kursi miliknya.
"Apa kakak sudah bersiap mandi saat kau turun?" Lagi, ayahnya mengulang pertanyaan yang sama, seperti yang di tanyakan oleh sang ibu.
"Ya. Kakak sedang mandi saat aku turun. Lagi pula kakak sudah besar, bisa mengurus dirinya sendiri tanpa harus selalu di perintah untuk melakukan apapun. Dia bukan balita!" Ujar gadis itu dengan berani.
Kata-katanya terdengar sedang menyindir seseorang. Tentu saja sang ibu. Siapa lagi yang memperlakukan sang kakak layaknya anak kecil di rumah mewah itu.
"Kau sedang menyindir mom, Ash?" Tatapan tajamnya menyiratkan kemarahan yang besar.
"Sudah, kita sedang sarapan. Awali hari dengan mood yang baik. Samara, duduklah di kursi mu." Edgar Belluwig menyela situasi sengit yang mulai tercipta, antara putri dan juga istri nya. Dan titahnya tidak terbantahkan.
Keduanya pun kembali diam, melanjutkan perdebatan tidak akan berakhir baik bagi keduanya. Mengingat sang kepala keluarga sedang berada di sana, mengawasi dalam diamnya.
"Pagi mom, dad?" Sky duduk di kursi nya merasa sedikit aneh dengan suasana yang sehening pemakaman. "Apa aku melewatkan sesuatu, dad?" Di tatapnya sang ayah meminta penjelasan, akan situasi yang sedang terjadi di meja makan tersebut.
"Tidak ada apapun, son. Makan sarapan mu, hari ini kau ikut daddy ke kantor. Sudah saatnya kau kembali ke perusahaan keluarga kita. Daddy sudah tua, ingin menghabiskan waktu lebih banyak bersama mom dan Ash." Ujar Edgar panjang lebar di sela makannya.
"Baik dad." Tidak ada bantahan. Itu lebih baik, mengingat situasi yang tidak kondusif di meja tersebut.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Sebuah gedung tinggi menjulang tepat berada di hadapannya, dari balik kaca jendela mobil, Sky dapat melihat dengan jelas gedung tinggi itu dari dekat. Saat mobil mulai memasuki basement, Sky tanpa sengaja menangkap siluet seorang wanita, yang pernah dia lihat di dalam mimpi nya. Namun bayang itu kemudian menghilang di balik tembok menuju lobby kantor tersebut.
"Apa yang kamu perhatikan sejak tadi, son?" Suara bariton sang ayah membuyar rasa penasaran nya, pada gadis berbaju cleaning servis tadi.
"Bukan apa-apa dad. Aku hanya sedang mengagumi gedung perusahaan ini. Daddy hebat karena bisa membuat nya menjadi sebesar ini." Puji Sky tersenyum bangga.
"Ini semua untuk mu dan Ashley. Daddy hanya merintis nya agar lebih maju, tugas mu adalah mengembangkan nya menjadi perusahaan nomor satu di dunia dan berkualitas. Para pemegang saham tidak menginvestasikan uang mereka untuk di buang percuma, kau harus pandai melihat prospek. Itulah tugasmu, membuat uang mereka berkali-kali lipat lebih banyak dari jumlah semula." Tutur sang ayah panjang lebar.
"Ayo keluar" titah Edgar.
"Heh? Ya dad." Sky mengekori sang ayah menuju elevator yang di khususkan untuk mereka.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
"Masuklah! Ini ruangan daddy untuk sementara waktu. Setelah ini, kau yang akan menempati nya lagi seperti sebelum kau kecelakaan. Jadi biasakan dirimu mulai sekarang, belajarlah dasar-dasar menjadi seorang pemimpin yang hebat. Ingat, di segani dan di takuti, adalah dua hal yang berbeda. Tapi kadang kau bisa menjadi keduanya di sewaktu-waktu jika memang diperlukan." Lagi-lagi Sky harus mengisi memori di kepalanya dengan segala petuah dari sang ayah.
"Baik dad. Aku akan belajar sungguh-sungguh bersama paman Brian." Ujar Sky tegas. Di liriknya pria berjas hitam di samping ayahnya, yang mengikuti mereka sejak dia dan sang ayah keluar dari elevator.
Lirikan Sky mendapat balasan tatapan yang tak biasa dari pria tersebut.
"Tuan muda akan saya bimbing sesuai perintah yang sudah anda titah kan, tuan besar." Ujar pria tersebut sedikit menundukkan kepalanya pada Edgar.
Sky hanya memperhatikan interaksi keduanya dengan seksama, mungkin ini salah satu yang harus di pelajari juga, begitulah pikir nya. Otak Sky di paksa untuk merekam semua hal yang dia lihat dan dengar. Seperti anak kecil yang baru masuk taman kanak-kanak, Sky merasa Ashley benar. Dia seperti balita di keluarga nya.
Lamunan Sky buyar oleh suara sang ayah "Sky, kau akan mewakili dad untuk pertemuan dengan klien kali ini. Ikuti arahan uncle Brian, teliti dengan setiap tulisan yang kau baca. Lihat profil nya dengan jelas, yang paling penting, perhatikan sistematis proposal nya dengan seksama. Jangan melewatkan apapun yang berhubungan dengan tujuan proposal itu di buat. Sedikit kesalahan mu, bukan hanya membuat kerugian bagi perusahaan, namun juga bagi seluruh karyawan kita. Teliti pada prospek juga suspek, sehingga tidak berpotensi terhadap dampak tertentu. " Ujar Edgar serius.
Setiap kata sang ayah seperti terekam otomatis oleh kepala nya. Dan itu membuat nya sedikit tertekan. Namun membantah pun tak ada gunanya, atau lebih tepatnya, dia tidak punya cukup keberanian untuk menolak semua keinginan sang ayah.
"Akan aku lakukan dengan baik, daddy bisa percaya kan pertemuan ini padaku. Bukankah uncle Brian ada untuk membantu ku? Benar begitu kan, paman?" Sky sengaja menekan kata 'membantu' sambil menatap datar pada asisten sang ayah, yang sebenar lagi akan menjadi asisten pribadi nya.
"Anda benar, tuan muda" balas pria itu tak kalah datar, namun tetap menunduk hormat pada calon atasan barunya tersebut.
"Baiklah, Brian. Tolong bantu putraku dalam tugas pertama nya, kau akan sering bekerja bersama nya setelah ini, sebelum aku melepaskan jabatanku sepenuhnya pada Sky. Pergilah."
Meskipun sang ayah bilang ini bukanlah pertemuan pertama nya, karena sebelumnya, dirinya juga sudah pernah mewakili sang ayah dalam beberapa pertemuan. Namun ini kali pertama nya sejak dirinya kehilangan ingatannya. Mungkin sang ayah khawatir, jika memori nya mempengaruhi kinerja otaknya. Itu yang Sky tafsir kan.
Sesuai titah Edgar, Brian segera bergegas dari ruangan tersebut. Yang kemudian di ikuti oleh Sky di belakang nya.
Setelah sampai di luar ruangan, Brian membiarkan Sky berjalan terlebih dahulu menuju elevator. Keduanya sama-sama terdiam, tanpa satupun yang berniat membuka suara lebih dulu.
Tatapan datar dan kaku, Brian, tidak membuat Sky takut. Hanya saja situasi nya berbeda, dirinya sedang dalam fase kritis kepercayaan diri. Tidak ada satupun yang dia pahami tentang struktur sebuah perusahaan, dan kini, dia di paksa oleh keadaan. Untuk menjadi Sky, si calon pewaris Belluwig company. Perusahaan terbesar di negara ini, dan nomor satu di dunia.
Sungguh, Sky merasa seperti sedang di paksa berjalan, saat kakinya terluka parah dan hampir patah. Namun kedua tangannya justru di paksa untuk bisa mengepak dan menopang beban yang berat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
💎hart👑
menarik
2022-12-31
1
Hiatus
Mengiri ya dek?gak boleh gitu sama kakaknya nanti kualat dan gak dikasih uang jajan tambahan lho...🤣
2022-10-25
3
Hiatus
Apa ni...
2022-10-25
2