Ditoilet sekolah, Anggin yang sedang berkaca sambil membenarkan rambut bernyanyi lirih. Iapun kembali merasakan rasa sakit pada bagian tanda belati itu yang seolah menyayat tubuhnya.
"Aaduh.. Kenapa lagi sih ini," memegang pundak menahan sakit.
Disaat yang bersamaan kalung itu memancarkan cahaya dan seketika rasa sakit itu hilang. Bingung Anggin melihat kalung yang selama ini ia pakai mengeluarkan sinar, iapun langsung melihat liontin kalungnya bertanya keheranan.
"Gimana bisa kalung ini bersinar?, dan kenapa akhir-akhir ini pundak gue terasa sakit banget?" sekejap melirik kearah cermin mengerutkan alis.
Tak ingin berlama-lama, Anggin segera keluar dari toilet dengan wajah yang masih berfikir.
"Lama banget sih gin, lo ngapain aja ditoilet?" ucap Nesa dengan bete yang menunggu Anggin diluar.
"Sorry deh. Tapi lo tau nggak sih nes, tadi kalung yang gue pakek ini kayak ngeluarin sinar gitu" kata Anggin.
"Perasaan lo aja kali, masak iya kalung bisa bersinar. Atau mungkin kalung lo ini ada lampunya, hhe" sahut Nesa dengan candaan.
"Ihh.. gue seriusan, lagian ini kalung gue pakek dari kecil dan gak ada mainan lampu kayak yang lo bilang."
"Ya udahlah, palingan tadi cuman pantulan dari lampu sama cermin aja makannya kayak ada sinar-sinar gitu. Udah ayo kekantin, laper gue" kerut bibir Nesa yang lapar sambil memegang perut.
Angguk lirih Anggin. Tiba dikantin dengan sebotol minuman yang sudah mereka pesan, Anggin merasakan ada sesuatu yang aneh dikakinya begitu juga Nesa. Merekapun saling bertanya dan mengatakan kalau mereka tidak melakukan kejailan apapun. Sepakat, merekapun menundukkan kepala dan melihat apa yang ada dibawah meja.
Perlahan-lahan terus menunduk, tiba-tiba...
"Waaa.." Marsel berada dibawah meja mengagetkan mereka.
Kaget Anggin dan Nesa berteriak keras menaikan kepala dan spontan memijak tangan Marsel dengan keras, lalu menutup rok dengan kedua tangan.
"Aaa.. duhh!" teriak kesakitan Marsel.
"Ihh, lo ngintip kita ya!" heboh Nesa.
"Iya deh, lo ngapain sih bang pakek acara dibawah meja!"
"Siapa juga sih yang ngintip kalian!" Marsel segera bangkit dan keluar dari bawah kolong meja.
Saat ia keluar tak sengaja kepalanya terbentur meja dengan keras, mengusap-usap kepala kesakitan. Tawa geli Anggin dan Nesa.
"Kalian sih bawel banget," ucap Marsel lalu duduk disamping Nesa.
"Dih kita. Lagian siapa suruh ada dibawah meja, sengaja banget mau ngintip!" tekan Anggin.
"Sembarangan, siapa juga yang mau ngintip. Orang gue mau ngerjain kalian, malah tangan gue diinjek."
Memasuki jam pelajaran ke-4, pak Rama meminta masing-masing siswa/i nya membentuk kelompok dimana masing-masing kelompok hanya terdiri 2 orang saja. Dengan cepat Anggin menyebutkan kalau ia akan berkelompok dengan Riko.
"Iya kan Iko, mau ya mau" rayu Anggin pada Riko.
Hela nafas Riko mengangguk lirih.
"Yess!. Tahap pertama dimulai" senang Anggin.
"Ihh gin, terus gue sama siapa dong" ucap Nesa.
"Mm, lo sama Nada aja. Nat, lo sama Nesa ya (toleh Anggin bicara pada Nada)."
Sahut Nada memainkan tangan mengedipkan sebelah mata, "Oke."
Lirih Nesa, "Yaudah deh, harusnya gue sama Riko."
"Nes.." kata Anggin dengan tatapan penuh arti.
Tawa geli Nesa mengatakan kalau ia hanya bercanda. Pak Rama meminta siswa/i nya untuk diam, lalu memberikan tugas pada masing-masing kelompok membuat makalah dengan materi yang ia bagikan.
...Penasaran kan sama kehebohan apa yang akan dilakukan Anggin saat mengerjakan tugasnya bareng Riko?....
...Tunggu kelanjutannya di episode selanjutnya ya😉👇....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments