Masih lanjutan episode diatas ya😊.
Silahkan baca dan jangan lupa tinggalkan jejak anda👍😉.
Cio dan Kana pergi menyusul Riko.
"Apa yang lo lakuin, ngapain lo nolongin cewek tadi dengan kekuatan lo?. Lo tau nggak cara lo tadi buat mereka semua bertanya-tanya kenapa lo bisa sekuat itu. Untung mereka nggak liat lo saat melesat, kalo mereka tau bisa hancur rencana kita" kesal Kana.
"Sorry, gue tadi refleks."
Anggin sedang asik duduk bersama Nesa bicara begitu seru, tiba-tiba Nio datang dari belakang mengagetkannya. Spontan Anggin terkejut dan menampar wajah Nio.
"Aduhh, sakit tau beb. Jahat banget sama calon suami."
Ngegas Anggin, "Beb beb beb, pakek acara bilang calon suami. Sekali lagi lo bilang gue tampol lo pakek sepatu!. Pergi nggak lo, pergi!.."
Nio yang berisik mendengar suara Anggin langsung menutup mulutnya, Angginpun mengeluarkan ekspresi ingin muntah sambil menepuk-nepuk tangan Nio memintanya melepaskan pegangan.
"Ihhh.. bauk tangan lo!.."
Candaan Nio, "Hhe, iya tadi abis bersihin tong sampah."
"Iyuh.. pantesan bau banget. Uwekk.. jorok banget sih lo!.. Kuman semua kayaknya muka gue ini. Lo pergi nggak!. Kalo nggak gue tampol beneran ni!"
Nio semakin menjahili Anggin dengan tingkah konyolnya, Anggin yang kesal langsung melepaskan sepatu dan melempar pada Nio. Namun, bukan mengenai Nio sepatunya malah nyangkut diatas pohon.
"Ha.. sepatu gue?. Ihh, gara-gara lo sepatu gue jadi nyangkut (menepuk pelan tangan Nio)."
Anggin menyuruh Nio untuk minggir, Nio dan Nesa bertanya apa yang akan dia lakukan. Dengan santai Anggin menjawab kalau ia akan mengambil sepatunya, Nesa menyarankan agar ia segera turun sementara Nio mencoba membantu dan menarik kaki Anggin. Kesal Anggin meminta Nio melepaskan kakinya karena ia bisa jatuh, iapun mengatakan kalau dia bukan cewek manja.
Tiba diatas pohon dan perlahan-pahan merambat kearah sepatunya, "Duh, tinggi juga ternyata" lirihnya menoleh kebawah.
"Bisa nggak!, kalo nggak bisa turun aja gin" teriak Nesa.
Dengan kaki gemetar dan tangan berusaha meraih sepatunya sambil ngedumel, "Ah elah nyusahin deh lo sepatu, untuk lo benda mati coba kalo idup."
Terkejut Marsel melihat adiknya yang sudah berada diatas pohon dengan sedikit cibiran yang ia keluarkan.
"Hahaha, lo ngapain Gin diatas pohon gitu. Udah kayak anak monyet aja, hhe."
Sahut kesal Anggin, "Diem deh bang, berisik banget."
Tak lama sepatu itu ia dapatkan dengan wajah senangnya, karena mendengar cibiran abangnya yang tidak bisa diam iapun melempar sepatu itu dan tak sengaja masuk kedalam mulut Marsel.
"Ihh, jorok banget sih lo Gin. Mana bauk lagi sepatu lo," Mengambil jijik sepatu yang masuk ke mulutnya sambil mengusap-usap mulutnya.
"Sepatu aja males denger suara Abang, apalagi aku. Udah, jagain tu sepatu gue."
Perlahan Anggin mencoba turun, namun kakinya terpeleset dan membuatnya terjatuh.
"Aaa.." teriaknya.
Tanpa disadari, Riko sudah berada dibawah dan dengan sigap langsung menangkapnya.
"Lah, kok nggak sakit" ucap Anggin membuka sedikit mata.
Tertegun melihat Riko yang menolongnya, namun dengan hati dan raut wajah yang begitu senang.
"Lah, kok tiba-tiba dia bisa ada disini aja?" tunjuk Nesa dengan bingung.
Merekapun dibuat bingung dengan keberadaan Riko yang menurutnya datang begitu cepat hanya dalam waktu seperkian detik.
"Bisa gitu ya?" sahut Nio.
Perlahan Riko menurunkan Anggin dan segera pergi, Anggin menahan dengan nervous mengucap lirih terimakasih. Angguk Riko dengan wajah datar.
Nio menghampiri Anggin dengan heboh bertanya apakah ada yang luka sambil memegang-megang pipi Anggin, dengan risih Anggin menyingkirkan tangan Nio.
Lirih Marsel dengan nyolot, "Tu orang nggak bisa senyum apa gimana, bawaannya kaku terus mukanya."
"Lah, diamah cowok mahal. Nggak kayak Abang receh, udah sini sepatu aku" Anggin mengambil sepatu dari tangan Marsel dan segera pergi bersama Nesa.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Mit Mariana6
lucu crta ni
2022-09-25
0
Friest Lyiee
😆😆😆😆😆
2022-06-02
0