Diaula sekolah Marsel merangkul Anggin dengan candaan ingin mencekik, Anggin yang risih melepaskan pegangan Marsel.
"Ihh, lepasin. Lo mau bunuh gue apa gimana sih?"
"Gue cuman ngerangkul."
Tiba-tiba Nio datang sambil berlari berteriak memanggil Anggin.
"Dek anggin.."
Anggin melihat kaget Nio yang sudah dekat berlari kearahnya, dengan jijik Anggin menghindar. Nio yang berlari begitu cepat tidak bisa mengendalikan lajunya menabrak Marsel, dan tak sengaja mencium pipinya.
Marsel melepaskan pegangannya dan membuat Nio terjatuh kesakitan memegang pinggang.
Jijik Marsel mengelap bekas ciuman Nio, "Dihh, rabies pipi gue ntar. Lagian lo ngapain sih nyosor ke pipi gue, lo kira gue cowok apaan."
Nio segera bangkit, "Aduh.. lo kira gue juga mau nyium pipi lo. Bisa-bisa monyong bibir gue ini (mengelap bibirnya)."
"Emang bibir lo udah monyong," kata Marsel.
"Sembarangan lo kalo ngomong," sahut Nio.
Nio berjalan mendekati Anggin, mencari perhatian sambil memegang pinggang berpura-pura begitu kesakitan.
"Aduhh dek, pinggang bang Nio sakit banget. Ini butuh rangkulan darimu," celoteh lebay Nio mencoba merangkul Anggin.
Anggin kembali menghindar, "Ihh, lo bisa nggak sih jauh-jauh dari gue. Soalnya ketika deket sama lo, nggak tau kenapa bawaannya badan gue merinding terus!. Udah ah gue mau masuk kelas, bai!"
Nio bicara lembut pada Marsel apakah dia tidak bisa mendekatkannya pada Anggin dan kalau bisa pacaran.
Sahut Marsel dengan nada candaan, "Kalaupun bisa.. gue juga nggak mau adek gue pacaran sama lo. Badan lo aja kurus kecil gitu, mau jadi apa adek gue." Berjalan pergi.
Susul Nio, "Playing victim banget lo. Walaupun badan gue kecil ya, tapi lo harus tau kalo hati gue ini besar (bak berpuisi)."
Wajah Marsel yang tidak percaya, "Ihh masak.. bodo amat!, bai."
Lirih Nio memuji diri sendiri mengelus PD rambutnya, "Tidak semudah itu bang Nio berhenti. Demi dek anggin jangankan lautan, samudra pasifik akan abang sebrangi dan gunung fujipun akan abang daki demi mendapatkan cinta dek Anggin."
Nesa yang berdiri dibelakang Nio dan mendengarkan celotehannya tertawa lepas, Nio menoleh bertanya kenapa dia tertawa seperti itu.
"Hhaaha.. lo muter lapangan 3 kali aja udah ngos-ngosan, sok-sok'an mau daki gunung fuji. Hahhaha.." berjalan pergi meninggalkan Nio.
Kring..
Jam pelajaran dimulai, dimana siswa/siswi sudah terduduk rapi dikelas. Pak Rama masuk kelas XI IPA menyapa murid dan memperkenalkan siswa baru dikelas mereka.
"Masuk.." sambut pak Rama.
Dimana itu Riko (vampir keluarga Tara), sementara Cio dan Kana masuk ke kelas XI IPS.
Mereka memalsukan jati diri mereka menjadi anak remaja usia 18 tahun dan mempelajari kehidupan manusia selama 6 bulan terakhir.
Singkat cerita, keluarga Tara yang mencari anak serigala putih selama bertahun-tahun menemukan tanda yang mengatakan kalau anak itu ada dibumi. Dimana tanda itu dapat muncul saat anak serigala putih itu mendekati usia 18 tahun, alhasil Tara bersama anaknya memutuskan menetap dibumi sampai belati miliknya kembali dalam genggaman.
Kekuatan Tara yang melemah membuatnya tidak bisa mencari gadis serigala seorang diri, ia lalu mempercayakan ke-3 anaknya untuk mencari.
Tara memberikan sebuah kristal yang dapat membantu anaknya menemukan gadis serigala itu, namun kristal itu dipastikan tidak bisa bekerja maksimal karena gadis itu dilindungi kalung dan belati pusaka.
"Saat kristal ini memancarkan sinarnya, maka dipastikan gadis serigala ada ditempat itu" kata Tara.
Apakah gadis serigala itu akan segera ditemukan?.
Kita lihat diepisode selanjutnya ya👇.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments