15 tahun kemudian, bayi serigala itu tumbuh menjadi gadis cantik, ceria, dan aktif yang hidup seperti manusia normal "Anggin Nara" adalah namanya.
Pagi hari dengan kehebohannya Marsel (kakak anggin) berteriak-teriak sambil menepuk-nepuk wajan dengan sendok membangunkan anggin.
"Bangun bangun bangun, udah pagi. Bangun!.".
Anggin yang masih pulas tertidur akhirnya terganggu dengan wajah kesal dan risih menutup telinganya dengan bantal. Namun Marsel tetap saja mengganggunya, karena kesal anggin langsung melemparkan bantal pada marsel.
"Ihh, diem nggak lo!. Berisik banget sih lo, ganggu orang tidur aja!"
"Ihh siapa yang ganggu, orang gue cuman bangunin. Ini waktunya sekolah, jadi buruan bangun."
Anggin melihat alarmnya yang mana itu baru pukul 05:45 WIB, menatap datar marsel.
"Ini jam 6 aja belum ada, berisik banget sih. Udah sana-sana pergi," mengusir marsel.
Marsel tidak mau pergi dan kembali berulah mengetuk-ngetuk wajan dan sendok. Mami sindi yang akan memasak sarapan untuk anggin dan marsel melihat wajan yang sudah tidak ada, ia mendengar suara berisik dan mengira kalau itu adalah ulah marsel.
"Pasti tu anak berulah lagi. Marsel marsel seneng banget kalo gangguin adeknya," lirih mami sindi berjalan menuju kamar anggin.
Mami sindi langsung masuk kekamar anggin dan menjewer telinga marsel, "Kamu ya, seneng banget suruh gangguin adeknya."
"Aduh aduh mi sakit, lepasin mi. Lagian aku nggak gangguin, orang aku cuma bangunin dia aja" menahan sakit memegang telinga.
"Bangunin bangunin, ngapain pakek acara bawa wajan mami. Pantes mami mau masak wajannya ilang, ternyata kamu yang ngambil. Udah ayo keluar, jangan ganggu adik kamu" menjewer marsel keluar kamar.
Anggin tersenyum senang kearah marsel sambil melambaikan tangan, "Dadah, selamat menikmati."
"Awas lo ya," bisik marsel pada anggin.
Sahut lirih anggin, "Bodok."
(Note: Mereka adalah keluarga yang saling menyayangi. Namun, anggin dan marsel terkadang menunjukkan rasa sayang dan perhatian mereka dari kejailan-kejailan yang mereka keluarkan).
Anggin yang mendengar marsel sedang mandi, mencoba mengerjai marsel dengan menaruh kecoa mainan disepatu marsel dan bergegas pergi. Keluar kamar mandi dengan pakaian sekolah yang sudah rapi, bercermin dan membenarkan rambut lalu memakai sepatunya. Saat memasukkan kaki kedalam sepatu, marsel merasakan ada sesuatu dan melihat apa yang ada disepatunya. Histeris marsel melihat kecoa dan spontan berteriak keras melempar kecoa itu.
"Aaa.."
Anggin dan mami sindi yang mendengar teriakan marsel bergegas cepat melihat, mami sindi lalu bertanya pada marsel apa yang terjadi.
"Kecoa mi," geli marsel menunjuk.
Mami sindi mengambil kecoa itu dan mengatakan pada marsel kalau itu hanya kecoa mainan saja dan menyuruh marsel segera turun untuk sarapan.
Marsel langsung tersadar kalau itu sudah pasti ulah anggin, melihat anggin yang mengintip dari pintu.
"Ini pasti kerjaan lo kan?"
"Siapa dulu yang mulai. Lagian masak cowok sama kecoa doang takut," ejek anggin.
"Siapa juga yang takut, orang gue cuma geli" PD marsel.
Anggin kembali menakuti marsel dengan kecoa mainan ditangannya, marsel berteriak geli. Anggin lalu berlari pergi, marsel mengejar dengan membawa sepasang sepatunya. Tiba dimeja makan marsel menarik lirih rambut anggin.
"Aduh!." lirih Anggin memegang rambut.
Marsel langsung duduk dikursi yang biasa ditempati anggin.
Bete Anggin, "Ihh kursi gue!."
"Siapa cepat dia dapat," sahut marsel.
Angginpun duduk di kursi yang biasa Marsel tempati sambil menginjak lirih kaki marsel.
"Aduhh!" teriak marsel.
"Kenapa lagi?" bingung mami sindi.
"Dia mi, nginjek kaki aku" tunjuk marsel.
Mami sindi bingung melihat kejailan-kejailan yang selalu mereka lakukan, "Aduhh, kalian berdua ni ya. Bisa nggak sih sehari aja akur"
Sahut Anggin dan Marsel bersamaan, "Kayaknya nggak bisa mi."
Mami sindi memasang wajah heran dan menyuruh mereka untuk tidak berdebat dan mulai sarapan. Selesai sarapan anggin dan marsel pamit mencium lembut tangan maminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments