JTT 5 Murkanya Nico

Disebuah perusaha besar seIndonesia ,di meja ruangan besar dan semua di meja beberapa berkas yang tertata rapi disebelahnya ada papan nama dengan nama Grahan Nico , kini diruangan ada dua sosok laki laki didalam ruangannya sedang mengobrol serius dengan seketarisnya itu..

"Kenapa dia berani-beraninya mengkhianatiku,kurang ajar!" pekiknya

"Tuan....." imbun seketaris Tara tak berlanjut bicara di potong begitu saja oleh Nico

"apa!Sudah Taraa. dia perempuan murahan aku kurang apa untuk dia selama ini!" nada keras dengan emosi meluap luap sambil memurak marikan berkas yang ada di meja berserakan dibawah termasuk foto Nico dengan kekasihnya itu dan mengambil membanting kembali fotonya sampai bingkai foto itu pecah.

"tuann kendalikan emosi tuan , jangan membuang buang tenaga untuk orang yang tidak penting yang sudah menyia nyiakan tua muda ini,dia pasti akan mendapatkan ganjarannya nanti" dengan postur tubuh tegap dan memberikan ketagasan di raut wajah Tara untuk tuannya itu.

"hahaha iya kamu benar Tar... perempuan murahan seperti itu tak pantas untukku!" pergi berjalan meninggalakan ruangan itu dan membuka pintu ruangan itu seketika membuka Tasya langsung memohon mohon minta maaf.

"sayang.. maafkan aku,aku mencintaimu maafkan aku ,aku dijebak ... aku......." rengek Tasya memegang tangan Nico

"cukupp!!! aku sudah merasa jijik denganmu. pergi!!!" menepiskan tangan yang dipegang Tasya..

Tasya menangis sejadi jadinya dan memohon mohon.

"Tapi sayangg.... aku....."

"saya sudah bilang cukup!!! tidak dengar kau. aku jijik sama kamu bisa bisanya kamu tidur dengan laki laki lain,apa itu seorang model terkenal murahan seperti itu...." imbun Nico dengan nada kerasnya sampai yang sedang melihatnya bertengkar lalulalang menggeleng geleng kepala dan berbisik bisik tapi tidak terdengar.. dan Tasya merasa di permalukan di depan semua orang yang melihatnya tapi Tasya tidak memperdulikannya.

"bukan begitu Nico sungguh,aku di fitnah aku gak tau harus gimana lagi agar kamu bisa percaya sama aku,tolong berikan aku kesempatan untuk menjelaskan,sebentar lagi kita akan menikah aku mohon sayang" kata Tasya

"haha gak ada pernikahan lagi aku sudah bilang dari awal aku tidak suka sama bekas orang. kamu ngerti!!!kamu menjijikan apa bedanya kamu dengan perempuan ****** yang berkeliaran diluar sana sangat sangat menjijikan. kurang apa aku sampai kau begitu? ".

"ahh sudahlah aku sudah muaak"

"sayang aku dijebak di fitnah sungguh huhuhuhu..." sambil menangis dengan sederas derasnya

"gak perlu drama,tangisan palsu tak bisa membuat hatiku luluh" kata Nico dan meningalkan Tasya begitu saja dan Nico berjalan menuju lift masuk untuk naik keatas untuk di tempat yang bisa membuat Nico bisa meluapkan kekesalannya disana.

"baik Nic kau akan menyesal tidak mempercayaiku" kata lubuk hati dalam Tasya dan menyekal air mata yang akan jatuh yang matanya yang begitu sembab.

sesampainya dia atas gedung tinggi Nico menghembuskan nafasnya dengan cepat dan keras sambil memejamkan mata, merasakan sepoy sepoy angin yang menyentuh semua anggota tubuh Nico "huuuufffffttttttt"

tutt tuttt tuttt

"Hallo Bell,ada apa?" mengangkat telpon dan meletakan telpon di telinganya

"kamu dimana Nic,aku ingin menghiburmu aku dengar dari Tara tadi kamu tadi marah sedih dan sangat kecewa lagi" balasannya seseorang di seberang sana

"gapapa Bell,makasih ya tanpa kamu kasih tau tadi mungkin aku tidak tau kebusukan Tasya selama ini aku tidak menyangka dia seperti itu padahal aku amat mencintainya" kata Nico