Lapar, haus, dan lelah, itu adalah perasaan yang dirasakan oleh Aldo.
Matahari bersinar sangat terik, membuat Aldo yang berjalan kaki di pinggir jalan raya sangat kepanasan. Ransel besar di punggungnya terasa lebih berat seiring lelahnya dirinya.
Aldo berjalan tanpa arah tujuan setelah diusir dari kos kosannya. Hingga akhirnya Aldo melihat sebuah halte bus di depannya, itu adalah tempat yang sempurna untuk beristirahat terlebih lagi halte bus itu sepi.
Ia bersandar pada kursi halte bus dan meregangkan otot kakinya yang rasanya bisa patah kapan saja. Aldo merogoh sakunya dan mengambil dompetnya untuk melihat sisa uangnya.
"79 ribu rupiah, aku benar-benar miskin..." gumam Aldo melihat nominal uang tunai yang ia bawa, tapi untungnya dia juga memiliki simpanan di rekening banknya.
Melalui handphone dengan layar retaknya, Aldo melihat jumlah saldo rekeningnya dan tersenyum tipis karena masih tersisa sekitar 3 jutaan.
"Setidaknya dengan ini aku bisa menyewa kos kosan untuk sebulan." gumam Aldo lalu menyimpan dompetnya.
Dia juga ingin menyimpan handphonenya tapi handphonenya itu berbunyi tanpa ada yang menelpon Aldo.
"Ini dari ibu."
Aldo mengangkat panggilan dari ibunya itu dan merubah intonasi suaranya menjadi lebih riang dan bersemangat.
"Ada apa bu? Tumben menelponku jam segini."
Di seberang telepon terdengar suara polos seorang wanita, “Tidak ada yang khusus. Ibu hanya meneleponmu untuk memastikan bagaimana keadaanmu.”
Beberapa saat kemudian, wanita itu melanjutkan, “Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini? Apa kamu dapat masalah dengan pekerjaanmu? Kamu tidak terlibat dengan orang-orang jahat, kan?”
“Tidak bu, baik-baik saja. Ibu dan ayah tidak perlu mengkhawatirkanku, bagaimana dengan kondisi ibu, ayah, dan adik? Apa kalian baik-baik saja?” jawab Aldo dengan suara ramah.
“Kami semua baik-baik saja disini. Ngomong-ngomong apa kamu punya cukup uang untuk dibelanjakan? Dalam dua hari terakhir, kita mendapatkan rezeki yang lumayan banyak dari penjualan beras kami. Jadi bagaimana kalau kami mengirimimu sedikit uang?"
Aldo dengan dengan sabar menunggu ibunya selesai bicara sebelum dia menjawab, “Tidak perlu Bu. Pekerjaannku disini lumayan menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhanku, jadi Ibu tidak perlu mentransfer uang kepadaku. Simpan atau belikan baju saja untuk kalian.”
"Baiklah kalau begitu, nanti kapan-kapan kalau kamu butuh uang kamu bisa telepon ibu."
"Iya, iya..."
Walaupun sebenarnya Aldo sedang sangat membutuhkan uang, tapi dia tidak bisa menerima uang pemberian orang tuanya yang sudah dicari dengan susah payah.
Sebagai anak tertua setidaknya Aldo ingin meringkan beban kedua orang tuanya.
Keduanya mengobrol selama hampir 10 menit sebelum akhirnya pertanyaan yang hadir setiap kali percakapan mereka kembali dilontarkan oleh ibunya kali ini.
"Oh ya, kamu nikahnya kapan? Kamu tahu sendiri kan kalau ibu dan ayah sudah tua dan sangat ingin seorang cucu. Ibu harap kamu bisa menikah secepatnya dengan Novita."
Siapa Novita? - pikir Aldo sangat kebingungan.
Dia sudah berpacaran dengan lebih dari 100 orang wanita yang bahkan sudah mulai dia lupakan nama mereka, jadi Aldo telah melupakan wanita yang bernama Novita, dan bagaimana bisa wanita itu dikenal oleh ibunya?
[Novita adalah pacar pertama Tuan 10 tahun lalu, dia bisa dikenal oleh ibu Tuan karena anda sendiri yang memperkenalkannya.]
System mengingatkan Aldo kembali akan wanita yang menjadi pacar pertamanya, saat itu Aldo sangat senang karena akhirnya punya pacar dan malah curhat kepada ibunya.
Namun sayangnya hubungan mereka berdua tidak berlangsung lama karena Novita sendiri yang meninggalkan Aldo tanpa sebab yang jelas.
Entah apa yang dipikirkan ibunya jika dia tahu jika Aldo sudah memacari lebih dari 100 wanita, yang pasti Aldo tidak akan membiarkan orang tuanya tahu hal itu.
"Ada apa nak? Apa hubunganmu dengan Novita kurang baik?"
"A- ahh ... aku dan Novita baik saja bu. Pokoknya ibu tenang saja karena aku pasti akan segera menikah dan memberikan kalian banyak cucu!"
"Hehehe, tidak usah banyak-banyak kok, cukup 5 sampai 10 cucu sudah bisa membuat masa tua ayah dan ibu cerah kembali"
"Ibu rasa sudah cukup sampai disini, ibu menantikan kepulanganmu membawa cucu kami nantinya." lanjut ibu Aldo terkekeh geli sebelum menutup panggilan teleponnya.
Aldo belum menurunkan handphonenya dari telinga, tatapan matanya kosong sementara tubuhnya mematung ketika mendengar perkataan terakhir ibunya.
Namun suara system langsung menyadarkan diri Aldo.
[Misi baru terpicu]
----------𝔐𝔦𝔰𝔰𝔦𝔬𝔫----------
[Misi Spesial]
-Menemukan Novita
-Segera menikah dan buat 10 orang anak
-Buat orang tua anda bangga dengan kejantanan anda dalam membuat anak
[Hadiah]
1 miliyar Poin System
1 miliyar Poin Kemampuan
1 Miliyar Dollar
100 tahun tambahan umur
----------𝔐𝔦𝔰𝔰𝔦𝔬𝔫----------
"Apa-apaan misi nyeleneh ini!" teriak Aldo emosi, rasanya ingin sekali dia memukul system atas misi bodoh yang diberikannya itu
[Pria sejati adalah pria yang kuat bercinta, semakin banyak anak yang anda miliki akan menunjukkan kejantanan anda yang hakiki dalam memuaskan sang istri.]
"Ini adalah hal terbodoh yang pernah aku dengar, kenapa kau dengan begitu mudahnya mendengarkan perkataan ibuku yang tidak masuk akal?"
Suatu misi akan muncul jika ada pemicunya, dan misi kali ini pemicunya jelas adalah ibu Aldo.
[Anda tidak usah khawatir tuan karena system akan selalu membantu anda.]
[Mendapatkan hadiah khusus dari system: pil kuat pria sejati, dengan mengonsumsi pil ini maka babymaker anda akan menjadi sekuat naga.]
"Apa-apaan dengan hadiah ini? Aku tidak butuh barang aneh ini sama sekali! Dan apa itu babymaker?"
[Itu adalah-]
"Tidak usah dijelaskan!" teriak Aldo memotong system yang ingin mengatakan hal sensitif dengan entengnya.
Aldo duduk kembali di kursi halte bus dengan sangat frustasi, dia tidak tahu harus memulai dari mana untuk melaksanakan misi sialan itu.
Dia tahu jika misi itu sangat tidak masuk akal, tapi hadiah yang disediakan juga lebih tidak masuk akal.
Aldo berpikir kalau membuat anak itu mudah, tinggal maju mundur keluar dalam maka jadilah anak.
*Ilmu yang aku pelajari dari video edukasi ranjang yang sering aku tonton untuk menghilangkan stress ternyata akan sangat berguna di saat seperti ini* - pikir Aldo.
Membuat anak memanglah gampang, tapi tanggung jawab sebagai orang tua yang sangat sulit. Apa nantinya yang harus Aldo berikan untuk anaknya saat lapar? Tidak mungkin batu kerikil, kan?
Jadi untuk membuat anak Aldo harus memiliki sejumlah uang yang besar terlebih dahulu.
Okey, sampai disana sudah jelas. Jadi sekarang masalahnya siapa wanita yang ingin mengandung anak Aldo? Dia bahkan selalu gagal dalam urusan pacaran, bagaimana mungkin dia mendapatkan wanita yang sempurna?
Memikirkan semua hal itu membuat kepala Aldo menjadi pusing bersamaan dengan perutnya yang semakin keroncongan.
"Sebaiknya aku mencari makanan terlebih dahulu sebelum memikirkan langkah selanjutnya, lagipula aku bisa menyelesaikan misi itu kapan saja."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Gabutdramon
video edukasi😅
2023-12-20
0
Gabutdramon
sepertinya ini misi terakhir, story mission klo di game
2023-12-20
1
Aneuk Perley Perhatian
fufufufufu
2023-05-18
2