Awalnya, Anastasya ingin berteriak padanya, tapi setelah dipikir-pikir. Anastasya menggertakkan giginya dan tetap mempertahankan ekspresi yang tenang seperti sebelumnya, ia tersenyum manis namun tidak tulus.
"Oh? Tuan tampaknya salah paham. Aku datang kesini untuk mencari pelayan!"
Sambil berbicara, dia sambil sengaja menggunakan tatapan matanya untuk menatap pria itu dari atas sampai bawah dengan tatapan merendahkan. Juga dengan melebih-lebihkan dan mengeluarkan uang dari dalam tasnya, seperti seorang kakak yang ingin membeli seorang pelayan.
Suara yang dingin dan bangga terdengar, "Hahaha, sungguh disayangkan, Tuan. Kelihatannya kamu belum memenuhi standarku!"
"Hmph! Berani mengejeku? Maka aku juga tidak akan sungkan! Memangnya kenapa kalau dia tampan?" Gumam Anastasya.
Mulutnya begitu beracun, sungguh sangat disayangkan untuk wajah setampan itu. Pria itu terlihat jelas tidak memasang ekspresi marah atau terprovokasi oleh ucapan Anastasya.
Dia hanya mengangkat alisnya dengan dingin dan mengatupkan bibirnya, "Bagus sekali. Aku juga tidak suka pada wanita yang tidak jelas."
"Wanita yang tidak jelas? Beraninya dia mengatakan aku seorang wanita yang tidak jelas?" Anastasya membelalakkan matanya, menatap sengit pada pria itu!
"Bagus sekali! Pria ini terus-menerus menguji kesabaranku!" Gerutu Anastasya mengepalkan tunjunya, raut wajahnya sedikit memerah.
"Apa yang dimaksud wanita tidak jelas? Nasib buruk apa yang aku temui hari ini? Hanya meminjam kaca jendela mobil sebagai cermin untuk berkaca dan merapikan pakaian!" Ia terus menggerutu dalam hatinya.
Apa pantas dipermalukan oleh seorang pria sampai begitu kasar? Anastasya menatap wajah pria dengan kelumpuhan saraf wajah yang mungkin wajahnya tidak akan berubah walau ribuan tahun terlampaui. Anastasya begitu kesal hingga giginya terasa gatal!
Di wajah pria ini seolah-olah emosi sedih, marah, senang dan bahagia tidak pernah sekali pun muncul. Wajah pria itu begitu mulus hingga tidak bisa ditemukan jejak keriput! Semakin dilihat rasanya semakin kesal!
"Kalau tampan memangnya bisa menindas perempuan? Punya mobil mewah bisa sembarangan mencemooh perempuan?" Gerutu Anastasya dalam hatinya.
Anastasya mengepalkan tinjunya dan melirik sekilas pada pria itu. Mengambil kesempatan sebelum pria itu menutup kembali jendela mobilnya. Nona Besar Anastasya telah melakukan aksi tergila dan terjantan di sepanjang hidupnya.
Anastasya tersenyum dan tiba-tiba membungkuk. Dia sengaja mendekat pada kaca jendela mobil itu dan berpura-pura memasang wajah menggoda. Dia meletakkan satu tangannya di jendela itu untuk menghalangi pria itu menutup jendela mobil.
Ia tersenyum manis dan mengulurkan tangan lainnya, tepat sebelum pria itu merespon. Tangan Anastasya bagaikan gurita dan memegang wajah luar biasa tampan itu hingga rasanya dewa dan manusia pun bisa saling berperang!
"Plak, Plak, Plak!" Anastasya melayangkan tiga tamparan keras di wajah itu!
"Wah, Kakak. Sepertinya kamu memakai topeng, ya? Kalau tidak, bagaimana mungkin bisa menjaga wajahmu sampai tidak ada satu kerutan pun? Kamu operasi plastik di luar negeri?" Anastasya tersenyum angkuh, ia mencubit wajah pria itu dengan keras.
Dia masih tidak lupa untuk berkata sarkas, "Emm, seluruh saraf di wajah ini sepertinya lumpuh. Semakin dilihat semakin menakutkan. Kalau begitu akan kutunggu sampai Kakak mengalami kelumpuhan saraf wajah dan aku akan datang lagi untuk menjagamu, bye." Anastasya terus memanggilnya dengan sebutan kakak dari awal hingga akhir dan itu membuatnya sangat senang.
Anastasya sengaja mengatakan kata menjaga yang memiliki makna ganda, seakan pria itu adalah seorang pria simpanan. Sebelum pria itu marah, Anastasya mencuri kesempatan untuk segera menarik kembali tangannya. Aura dingin dan suram terpancar dari wajah pria itu.
Anastasya begitu ketakutan hingga tubuhnya gemetaran. Dia sudah tidak berani beradu pandang dengan sepasang mata yang begitu dalam dan berkabut. Seperti mengikuti nalurinya sendiri, Anastasya segera mengambil tasnya dan melangkah mundur.
Jantungnya yang berdebar kencang, menikmati betapa indahnya balas dendam. Dia tidak berani lagi untuk berbalik dan melihat bagaimana ekspresi wajah pria itu di dalam mobil. Suara langkah dari sepatu hak tinggi, menapak dan menuju ke dalam Hotel Bio'x.
Di dalam hotel, lantai 5.
Anastasya menuju ke tempat acara, berbagai macam wangi parfum bermerek mahal telah bercampur padu di dalam sana. Tempat acara yang sangat besar, para tamu berpakaian sangat mewah. Berkilauan dan megah. Ini acara jamuan makan malam untuk kalangan kelas atas.
"Anastasya, akhirnya kamu datang!" Ryan melihat ke belakang dan melihat wanita yang sedang berdiri di depan pintu tempat acara.
Dia dengan cepat berjalan menghampirinya, tatapan takjub terlintas di matanya.
"Pak Ryan." Anastasya tersenyum dan mengangguk.
Rasa tidak nyaman secara tidak jelas muncul dalam hatinya.
"Anastasya, malam ini kamu sungguh cantik!" Ryan mengangkat punggung tangan Anastasya dan menempatkan sebuah ciuman di sana.
Anastasya tanpa sadar mengerutkan kening, menarik punggung tangannya dengan sedikit tidak wajar.
"Pak Ryan, untuk acara jamuan semacam ini, harusnya Maya yang lebih cocok untuk datang kemari."
Maya adalah manajer humas di perusahaan mereka. Untuk berurusan dengan tamu kalangan atas, Maya sudah pasti jauh lebih kompeten dibandingkan dirinya yang hanya seorang staf kecil di perusahannya.
Tapi Ryan tidak berpikir demikian.
Dia tersenyum dan mengambil gelas sampanye dari seorang pelayan dan menyerahkan kepada Anastasya.
"Anastasya, acara jamuan malam ini sebenarnya adalah pertemuan awal untuk penawaran Proyek Ten."
Anastasya sedikit terkejut, Proyek Ten sekarang sedang menjadi proyek utama yang diincar oleh hampir semua industri konstruksi di Kota Bandung. Baru-baru ini, Departemen Teknik begitu kelabakan demi berusaha mendapatkan proyek ini. Tidak heran Pak Ryan memintanya untuk datang kemari.
"Tapi, Pak Ryan, saya hanya staf kecil di kantor yang masa kerjanya belum lebih dari tiga bulan ..."
"Justru karena kamu masih baru! Masih segar!"
Senyuman di sudut bibir Ryan menunjukkan makna tersembunyi, "Anastasya, aku minta kamu datang karena ada tujuanku sendiri. Tenang saja, jika kerjamu bagus malam ini, bonusmu sudah dipastikan banyak. Ayo, minum sampanye ini untuk mendoakan agar penawaran kita berhasil."
Anastasya menerima gelas yang diserahkan oleh Ryan, ia sedikit ragu-ragu. Dia melihat sekilas pada sosok orang-orang yang berada di ruangan pertemuan itu. Mungkin dirinya terlalu tidak berguna hingga terlalu takut untuk menghadapi situasi semacam itu.
Selama ini, selain menjaga ibunya dan putranya, dia hampir tidak keluar untuk bekerja. Hingga setengah tahun lalu dia mulai kehabisan uang. Sekarang, dia sudah merasa sangat puas bekerja di Departemen Teknik, Perusahaan Urban Temptation. Dia merasa sangat bersyukur.
"Kenapa tidak diminum, Anastasya? Jangan katakan minum sampanye saja kamu bisa mabuk, hehehe …"
Wajah Anastasya sedikit merah merona, dia menggelengkan kepala, "Jadi ditertawakan oleh Pak Ryan. Kalau begitu, saya doakan agar penawaran perusahaan bisa berjalan sukses."
Anastasya tidak lagi ragu-ragu, dia memegang gelas sampanye dan bersulang dengan Ryan. Ia menghabiskan minum itu dalam sekali teguk. Ryan menatap Anastasya yang menghabiskan sampanye itu, di mata sipitnya itu terlintas sebuah rencana busuk!
Anastasya meletakkan gelas sampanye, tenggorokannya terasa sedikit pedas. Seketika, tempat acara itu menjadi hening. Dia masih belum jelas apa yang telah terjadi.
Mata semua orang sekarang menatap lekat pada pintu masuk tempat acara. Seorang pria yang tinggi besar dan tampan berjalan dengan anggun ke dalam tempat acara. Tubuh itu seakan bercahaya, menarik perhatian setiap pasang mata.
Seorang pria dalam balutan setelan jas hitam edisi terbatas buatan tangan, membuat perawakannya menjadi jauh lebih sempurna. Seolah-olah bagai seorang raja yang perkasa, di belakangnya juga diikuti oleh sekelompok bawahan yang tertunduk hormat. Rambut pendek dan hitamnya, disisir dengan sangat rapi.
Memancarkan aura yang tenang dan serius. Telinga kirinya menunjukkan kilau berlian yang samar-samar. Wajahnya begitu tampan bak wajah Dewa, sudah dipastikan ini adalah tindak kejahatan bagi seluruh negeri.
"Dia?" Anastasya langsung mengenalinya dalam sekali lirik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
teti kurniawati
lanjut
2022-10-28
0
💖syakilah💖
next
2022-05-24
0
jangan kepo
lanjuuuut
2022-05-15
3