Rumah baru

Mobil mewah berwarna hitam , melaju dengan kecepatan sedang. Membelah padatnya jalanan kota Jakarta, tak seperti di luar yang penuh dengan hiruk pikuk keramaian. Di dalam mobil itu sangat hening, Adam melihat Ayah dan Bundanya secara bergantian. Anak itu duduk ditengah keduanya.

Adam menghela nafas, sepertinya kali ini ia harus turun tangan. Kadang orang dewasa terlalu gengsi untuk mengungkapkan perasaan mereka, sehingga membutuhkan sedikit dorongan kecil dari luar. Adam menarik lengan baju Lily.

"Bunda sama Ayah belantem ya?" tanya Adam dengan polosnya. Ia menatap sang Bunda dengan raut wajah yang di buat sedih.

"Eh ... Nggak kok Sayang, Kenapa Adam tanya begitu? Bunda nggak berantem kok sama dia," kilah Lily, sebenarnya ia hanya kesal dengan Aric yang begitu saja memutuskan ia untuk berhenti dari pekerjaannya.

Apalagi Aric juga tidak mengatakan kalau mereka akan pindah ke Jakarta. Lily mengira ia dan Adam hanya akan pindah ke Surabaya kota saja.

"Kalau nggak belantem, kenapa diem? kenapa nggak kayak Mama Papa temen-temen Adam?"

"Ayah hanya sedang capek, iyakan Aric." Lily memberi kode pada Aric dengan menyenggol lengan Aric.

Namun, pria itu tidak merespon. Ia masih diam, larut dalam pikirannya sendiri. Merasa jengkel karena diabaikan, Lily pun mencubit perut Aric dengan kuat hingga pria besar itu kesakitan.

"Apa yang kau lakukan Istriku?" tanya Aric sambil meringis merasakan sakit di perutnya, tangan besarnya mengusap tempat dimana Lily mendaratkan cubitan Sayang.

Lily memelototkan matanya, Ia memberikan kode pada Aric dengan mata yang ia arahkan pada pria kecil yang duduk di antara mereka.

"Apa?" tanya Aric pura-pura tidak mengerti.

Lily semakin memelototkan matanya, lalu melirik kearah Adam.

"Istriku, kenapa kau melotot seperti itu? Apa matamu sakit?"

"Agh ... Dasar kau menyebalkan!" pekik Lily kesal, ia melipat kedua tangan, lalu membuang mukanya kearah samping. Aric terkekeh melihat tingkah perempuan yang begitu disayanginya itu.

"Oke ... Oke ... Adam bisa katakan pada Ayah, ada apa dengan Bunda? Kenapa dia terus melotot pada Ayah?" tanya Aric, ia mengangkat tubuh mungil Adam, membawa sang putra kecil dalam pengakuannya.

"Adam tadi tanya sama Bunda, Kenapa Ayah sama Bunda dali tadi cuma diem? Apa kalian belantem ya?"

Aric manggut-manggut mengerti.

"Tidak, kami tidak bertengkar. Ayah hanya sedang memikirkan untuk menambah kamar di rumah, bukankah Adam ingin sepuluh adik. Sepertinya Ayah harus merenovasi rumah kita secepatnya," bohong Aric.

Lily mendelik tajam pada Aric, setelah mendengar ucapan absurd pria itu. Apa yang dia pikirkan? Sepuluh anak. Apa dia pikir Lily seekor kucing yang langsung bisa hamil 4 bayi sekaligus.

Adam melambaikan tangan, mengisyaratkan agar sang Ayah sedikit menundukan kepala. Aric yang mengerti pun langsung mengarahkan kepalanya ke bawah.

"Ayah aku sedang, membantumu untuk lebih dekat dengan Bunda. Kenapa kau malah telus menggoda Bunda?" bisik Adam dengan sangat lirih.

"Kau anak yang berbakti, baiklah karena Adam sudah mau membantu. Ayah akan berkerja lebih keras lagi untuk mendekati Bunda," jawab Aric juga dengan berbisik.

"Apa yang kalian bicarakan? Kenapa bisik-bisik seperti itu?" tanya Lily dengan ketus.

"Ehem ... ini masalah laki-laki," jawab Aric sambil menegakkan kembali kepalanya.

Lily memutar matanya jengah. Melihat itu Aric segera meraih pinggang istrinya, menarik tubuh Lily hingga menempel tanpa jarak dengannya.

"Apa yang kau lakukan!" pekik Lily.

"Tentu saja memeluk Istriku."

"Kau! Apa kau tidak merasa malu melakukan ini," ucap Lily dengan tersipu. Ia melirik sekilas pada Hakim yang sedang menyetir.

Aric tersenyum simpul, melihat wajah Lily yang memerah.

"Istriku apa kau sakit?" Aric mendekatkan wajahnya pada Lily.

"Apa yang kau katakan? aku baik-baik saja," ucap Lily sambil memalingkan wajahnya, Aric terlalu dekat. Membuat Lily semakin tersipu.

Aric menyeringai licik, ia semakin mendekatkan wajahnya. Hembusan nafas hangat, menyapu leher Lily, membuat tubuh wanita itu menegang.

"Wajahmu, aku suka melihatnya saat kau tersipu," bisik Aric dengan bibirnya yang menyentuh telinga Lily.

"Hentikan!" Lily mendorong tubuh Aric menjauh.

"Kalau kau terus menggoda ku, aku akan turun!" ancam Lily. Seketika Aric menarik wajahnya menjauh.

"Baiklah, baik..Aku tidak akan menggoda mu lagi, setidaknya untuk saat ini." Aric mengedipkan matanya nakal.

"Astaga Aric, hentikan tingkahmu. Ada Adam di sini." Lily mendorong tubuh Aric semakin menjauh.

"Adam nggak lihat apa-apa kok!" seru Adam. Anak kecil itu ternyata menutupi wajah dengan kedua tanganku.

Aric tertawa melihat tingkah Adam, Sepertinya Adam bener-bener mendukung program sepuluh adik untuknya. Hakim diam-diam memperhatikan kehangatan keluarga baru itu, ia berharap sang Tuan busa terus bahagia seperti saat ini.

.

.

.

.

.

.

Setelah melakukan dua jam perjalanan dari Bandara, akhirnya mobil yang di tumpangi Aric bersama keluarganya sampai di sebuah bangunan besar. Bangunan yang bergaya mediterania itu adalah mansion milik Aric, dua orang penjaga berpakaian serba hitam menyambut kedatangan mereka.

Lily melebarkan matanya, ia tidak menyangka akan tinggal di rumah bak istana itu.

"Apa kau suka?" tanya Aric. Tanpa sadar Lily menganggukkan kepalanya,Aric tersenyum.

Setelah mobil berhenti di depan mansion, Hakim segera turun untuk membukakan pintu untuk Aric, setelah itu ia hendak membuka pintu untuk sang Nyonya. Namun, Aric mencegahnya.

Aric membiarkan pintu mobil terbuka, lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Lily keluar dari mobil. Lily menyambut tangan Aric, menggenggam tangan besar itu dengan erat.

"Kim, bawa Adam masuk ke kamarnya," titah Aric.

"Baik, Tuan." Hakim pun segera membawa tubuh sang Tuan muda dalam gendongannya.

Dengan langkah cepat, Hakim mendahului kedua majikannya masuk ke mansion. Sementara pengantin baru kita berjalan perlahan, dengan tangan Lily yang terkait di lengan kekar Aric.

Lily tak henti-hentinya di buat kagum dengan mansion itu. Taman yang begitu luas terbentang di depan mansion. Kau bahkan bermain sepak bola dengan tim lengkap di sana.

"Semua ini milikmu," bisik Aric.

Lily menoleh lalu menggeryitkan keningnya. Miliknya, apa tidak salah.

"Apa maksudmu?"

"Kau adalah nyonya di sini, semua milikku adalah milikmu. Jika ada yang tidak kau sukai atau membuat kau tidak nyaman, kau bisa menggantinya," jawab Aric.

Semua itu, bagaimana mimpi di tengah siang bolong. Lily bahkan tidak menyangka ia bisa tinggal di tempat sebesar ini, apalagi menjadi Nyonya. Belum hilang rasa terkejutnya dengan ucapan Aric.

Saat mereka memasuk kedalam, Lily di sambut oleh puluhan orang pelayan yang menunduk hormat pada ia dan Aric.

"Selamat datang Tuan, selamat datang Nyonya," ucap mereka semua dengan serempak.

Seorang laki-laki paruh baya, memakai pakaian formal berjalan mendekati Lily.

"Istriku, perkenalkan dia adalah Mateo, kepala pelayan di sini," ujar Aric.

"Hai ... Tuan Mateo, saya Lily," sapa Lily kaku. Ia belum terbiasa dengan semua kemewahan itu.

"Nyonya tolong panggil saya Mateo, Anda adalah majikan saya," ucap pria bermata sipit itu.

"Emh ... baiklah Mateo."

"Kalian semua kembali ke tempat masing-masing, Teo, siapkan makan malam untuk kami," perintah Aric.

"Baik, Tuan." Semua pelayan membungkuk hormat sebelum membubarkan diri.

Aric membawa Lily yang masih kebingungan menuju kamar utama. Tempat mereka akan menghabiskan malam mereka bersama, mulai malam ini.

Terpopuler

Comments

Torabika Torabika

Torabika Torabika

Lily dr si Upik abu akhirnya jd ratu mansion, kehidupan yg gk ada sama sekali drlm pikirannya. tp yg terpenting aric menerima Lily jg Adam dgn rasa sayang.

2024-05-20

0

Sahidah Sari

Sahidah Sari

Lily bnr2 beruntung ya bisa punya suami kek aric ,skr dia ga bakalan kesulitan lagi apalagi aric akan memberikan yg terbaik buat adam dan juga Lily

2024-04-23

0

Sahidah Sari

Sahidah Sari

Adam anak yg pintar tau aja dia klu emak bapaknya lagi bermesraan jd dia pura pura ga liat dan ga dengar 🤣🤣

2024-04-23

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!