Melihat Zahra sudah pergi dari ruangan pak Arya, Maya segera masuk kedalam ruangan pak Arya untuk menyetor tugasnya.
"asalamualaikum pak, permisi," ucap Maya sambil mengetuk pintu.
" waalaikum salam, iya ada apa ?," ucap pak Arya datar.
" tugas yang kemarin bapak suruh untuk kerjakan sebagai hukuman karena saya terlambat," jelas maya pelan.
"oh baiklah silahkan letakan saja di atas meja saya," ucap pak Arya dengan cepat Maya langsung melekatkan tugasnya di atas meja pak Arya dan langsung segera keluar.
"saya permisi ya pak," izin pamit Maya segera keluar dari ruangan pak Arya.
"jadi gimana...? kita harus ketemu dengan Zahra gua penasaran dengan pembahasan pak Arya dan Zahra tadi," ucap Sintia saat Maya sudah keluar dari ruangan pak Arya.
" ayo kita nyusul tuh anak!, " ucap Maya
mereka pun mencari keberadaan Zahra dan langsung mendapatkan Zahra dengan cepat.
"Za," panggil Maya membuat Zahra langsung menoleh sambil menghapus air matanya.
Maya, Sintia dan Rere langsung duduk di samping Zahra dan memeluk sahabatnya itu dengan erat.
"ih...!kalian kenapa sih geli tau, lepasin ," ucap Zahra.
" Lo kalau ada masalah cerita sama kita," ucap Maya membuat Zahra terdiam.
" kamu dan pak Arya ada hubungan apa?, " tanya Sintia langsung pada intinya.
Zahra terdiam seribu bahasa saat Sintia melontarkan pertanyaan tentang dirinya dan pak Arya.
" kami tadi tidak sengaja mendengar pembahasan mu dan pak Arya tadi...,"jelas maya pelan.
Zahra hambur memeluk Maya menumpahkan tangisannya di sana, membuat Maya mengusap kepala Zahra untuk menguatkan sahabatnya.
" gu-...gua hamil dengan pak Arya, " ucap Zahra membuat Sintia dan Rere tercengang mendengar kebenaran Zahra.
" kenapa bisa hamil..? gua kenal Lo selama ini Lo cewek baik-baik Za," ucap Sintia kesal.
" atau pak arya memperkosa mu secara paksa ?," tanya Maya yang membuat Zahra langsung memukul pelan Maya.
" kalian ngomong apa sih..! pak Arya gak perkosa gua,'" ucap Zahra.
" terus...! Lo yang perkosa pak Arya ," ucap Rere membuat Maya, Zahra dan Sintia menatapnya.
"why....? " tanya Rere polos.
" bisa ni anak di gantung sebentar aja," ucap Sintia kesal.
" terus kamu bisa hamil gimana ceritanya?, " tanya Maya yang malas menggubris ucapan Rere.
" sebenarnya cowok yang bokap gua jodoh kan 3 bulan yang lalu adalah pak Arya ," ucap Zahra membuat Sintia, Maya dan Rere kaget.
"serius...! Lo enggak bercanda kan," ucap Maya.
" jadi perjodohan 3 bulan yang lalu saat gua gak temani Lo, cowok yang Lo temuin adalah pak Arya, " ucap Sintia dan Zahra langsung menganggukkan kepalanya pelan.
" OMG..! Lo kok gak jujur dengan kita dari awal, " ucap Sintia kesal.
" terus Lo sudah nikah dengan pak Arya?, " tanya Maya.
"sudah saat pertemuan kami selesai, pak Arya langsung membawa keluarganya ke rumah gua untuk menerima perjodohan yang bokap gua dan bokap pak Arya buat sejak dulu ," ucap Zahra pelan.
" Lo tega benar ya Za sembunyikan semua dari kita! Lo anggap kita apa sih Za, gua benar-benar kesal lihat Lo ," ucap Sintia namun Maya langsung menenangkan Sintia.
" maaf...! gua sebenarnya mau jujur dari awal namun saat gua masuk kampus ini gua gak tau kalau ternyata pak Arya dosen di kampus ini," ucap Zahra dengan wajah sendu menatap ketiga sahabatnya.
" terus saat Lo mau di nikahin kan kita belum masuk kampus kenapa lo gak ngasih tau ke kita?, " tanya Sintia.
" gu-...gua malu, " ucap Zahra.
" udah ya Sintia..! Za gua mau ngomong sesuatu tapi lo harus jujur, " ucap Maya serius menatap Zahra.
" apa May?," tanya Zahra.
" apa Lo menikah dengan pak Arya Lo terpaksa menikahinya karena bokap lo atau memang Lo cinta dengan pak Arya?, " tanya Maya menatap wajah Zahra.
" awalnya gua menikah dengan pak Arya karena paksaan dari bokap gua..! tapi sekarang saat gua menjalani rumah tangga dengan pak Arya gua jatuh cinta dengannya, sifatnya yang dingin dan datar ternyata hanya di luar namun di dalam pak Arya benar-benar sangat lembut, " jelas zahra dengan senyum saat menceritakan pak Arya.
Maya menatap Sintia memberi isyarat bahwa zahra benar-benar mencintai pak Arya.
" kapan Lo jatuh cinta dengan dosen killer itu?, " tanya Sintia dengan menahan tawa saat mengatakan pak Arya dosen killer.
" jangan memanggilnya dengan dosen killer..! dia suami gua, " ucap Zahra.
"yah...yah.., baiklah jadi semenjak Kapan Lo jatuh cinta dan melakukan hubungan suami istri dengan pak Arya ," ucap Sintia membuat Zahra langsung menatap sahabatnya yang satu ini.
" sumpah nih orang kalau ngomong sama kaya Rere enggak ada filter, " ucap Zahra langsung mendapatkan tawa kecil dari Maya.
" sebulan yang lalu..! saat pulang dari nikahan Maya, " ucap Zahra membuat Maya langsung membulatkan matanya.
"hahahaha, Maya dan Dimas yang nikah, malam pertamanya malah Zahra dan pak Arya yang lakuin," ucap Sintia sambil tertawa.
" ih gua dengar nya sangat romantis ya..! Rere juga pengen deh dapat cowok kaya pak Arya, " ucap Rere
" tuh banyak di Jonggol Re, mau ," tawar Sintia langsung mendapatkan pukulan kecil dari Rere.
" jadi ceritanya ada si kecil dalam perut Lo ya..! wah selamat ya Za ," ucap Maya memeluk sahabatnya, namun ekspresi Zahra seketika berubah sendu.
Sintia dan Rere melihat ekspresi sedih dari wajah Zahra membuat mereka bingung dengan sikap Zahra.
" ada apa dengan wajah mu, apa kamu tidak ingin hamil ?," tanya Sintia.
" gua mau berkarir dulu..! gua gak mau terhambat karir gua karena anak dalam perut gua, " ucap Zahra membuat Maya terdiam menatap Zahra.
" Lo bego Za..! kenapa Lo salahkan semua sama anak Lo yang ada di dalam perut ini! ia tidak tau apa-apa dan lagian Lo masih bisa berkarir walau sudah memiliki anak selagi pak Arya tidak melarang Lo dan apa salah bukti cinta Lo dan pak Arya sedang bersemayam di perut Lo Sekarang," ucap Maya dengan Mata berkaca-kaca, Maya sangat sensitif saat membahas tentang hal itu pasalnya dulu Maya sangat di benci oleh kakaknya Erik dan eyangnya dan menuduh Maya seorang pembunuh karena saat ia lahir Mommy nya meninggal karena pendarahan.
mendengar ucapan Maya Zahra terdiam memang benar Zahra tidak bisa menyalahkan bayi yang ada di dalam perutnya, toh pak Arya tidak pernah melarang Zahra untuk melakukan apapun selagi masih dalam hal positif, Zahra memegang perutnya yang masih terlihat rata dan menangis meminta maaf dengan bayi yang ada dalam perutnya.
Sintia, Rere dan Maya ikut menangis memeluk Zahra dengan erat, sementara tanpa sepengetahuan mereka berempat pak Arya mendengar pembicaraan Mereka dan tersenyum saat mendengar Zahra sudah mau menerima kehadiran anak mereka.
" jadi Lo dan Dimas Kapan punya Dede kaya Zahra ?," tanya Rere polos sambil menghapus air matanya.
" yah enggak mungkin lah ...secara Dimas kan belok ," ucap Sintia.
" sepertinya tidak...!" ucap Zahra cepat membuat ketiga sahabatnya menatap Zahra.
" Lo kan yang kemarin berasumsi seperti itu, " ucap Maya.
" yah gua salah...! kemarin gua coba tanya dengan pak Arya dan kata pak Arya Dimas cowok normal," terang Zahra membuat Maya langsung terdiam.
"May...! may ..! Lo enggak apa-apa?," tanya Sintia menggoyang kan tubuh Maya.
" yah...! Za gua malu banget..! jadi selama ini gua pake baju seksi berusaha goda mas Dimas..! anjir muka gua mau simpan di mana, " ucap Maya histeris.
" gua gak ikutan ya, yang punya asumsi seperti itu Zahra dan ide konyol untuk goda Dimas Rere, " ucap Sintia.
" maaf May, " lirih Rere dan Zahra secara bersamaan.
" gua harus secepatnya cerai dengan mas Dimas, " ucap Maya membuat ketiga sahabatnya menatap Maya.
"serius May Lo mau cerai dengan Dimas?," tanya Sintia.
"iyalah.. " ucap Maya.
" tapi gua lihat di sayang sama Lo May dan lagi nih apa dia pernah kasar dengan Lo?, " tanya Zahra memandang Maya.
" enggak sih ! tapi gua gak cinta.. " ucap Maya.
" gua juga dulu gak cinta dengan pak Arya tapi sekarang lihat, " ucap Zahra.
" bedavZa..! beda, " ucap Maya.
" bedanya karena Lo masih cinta dengan Boy dan tidak membuka hati untuk Dimas kan, " ucap Zahra membuat Maya terdiam.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments