setelah makan malam Dimas dan Maya segera pulang ke rumah mereka karena malam makin larut, hampir memakan waktu 30 menit mereka sampai ke rumah kerena jalanan tidak begitu macet.
saat Dimas sudah memarkirkan mobil mereka Dimas melihat Maya sedang tertidur dengan pulas, Dimas sungguh tidak tega membangunkan Maya yang tertidur lelap.
" kamu makin cantik, " ucap Dimas memandang Maya namun ia tidak berani menyentuh seorang wanita walaupun sudah muhrim untuknya.
selama sebulan ini Dimas benar-benar sabar dan harus berusaha melawan nafsunya agar tidak menyentuh Maya, apalagi saat Maya mencobanya memakai pakaian minim membuat Dimas harus benar-benar menahan hasratnya sungguh ujian yang berat untuk Dimas sebagai lelaki yang normal apalagi wanita yang menggodanya sangat muhrim untuknya.
"selama sebulan ini kamu benar-benar menguji kesabaran mas, entah sampai kapan mas akan sabar menahan hasrat ini, " lirih Dimas memandang lekat wajah Maya.
" sepertinya mas benar-benar jatuh cinta dengan mu, melihat tingkah manja mu, ceroboh dan marah mu membuat hiburan untuk mas sendiri," ucap Dimas pelan.
Dimas yang tak mau khilaf terus memandangi wajah Maya, ia menggoyangkan tubuh dengan pelan membuat Maya pemilik tubuh terbangun dari mimpi indahnya.
"sudah tiba ya mas, " ucap Maya masih setengah sadar.
" baru sampe ayo kita turun, " ucap Dimas.
Maya dan Dimas turun dari mobil dan segera masuk kedalam rumah, Maya langsung duduk merebahkan badannya di sofa sementara Dimas masuk ke kamar untuk membersihkan badannya ia juga sudah menunaikan solat isya di perjalanan tadi.
Maya yang masih asik rebahan di sofa langsung membulatkan matanya saat mengingat tugas yang di berikan pak Arya dan harus di setir besok.
" yah...!" pekik Maya membuat Dimas yang baru keluar dari kamar mandi masih memakai handuk yang di lilitkan di pinggang segera menuju ke ruangan depan.
"ada apa?, " tanya Dimas panik, namun saat Maya melihat tubuh Dimas yang hanya memakai handuk langsung teriak kembali dan melemparkan bantal sofa ke arah Dimas.
"mas...! pake bajunya," ucap Maya masih menutup kedua matanya.
Dimas yang menyadari dengan penampilannya benar-benar malu dan salah tingkah, ia pun segera menuju ke kamarnya untuk berganti pakaian.
"ish...! dasar cowok mesum," batin Maya merasa merinding saat melihat tubuh Dimas yang menurut Maya lumayan keren, apalagi ia baru pertama lihat bentuk perut sixpack seperti itu.
"ih apaan sih nih otak! menjauh... menjauh," ucap Maya memukul kepalanya dengan pelan.
Dimas yang keluar kamar melihat Maya sibuk dengan laptop dan beberapa buku yang berserakan di meja, membuat Dimas penasaran apa yang dilakukan oleh istri cantiknya.
" kamu lagi apa?, " tanya Dimas duduk di samping Maya.
" tugas dari pak Arya, tadi aku terlambat masuk dalam kelasnya dan harus mengerjakan tugas sebanyak ini malah besok harus di setor lagi, " keluh Maya.
" coba mas lihat tugas kamu," ucap Dimas lalu Maya memperlihatkan tugasnya pada Dimas.
" mas bantuin Maya...kan mas pintar lulusan terbaik di kampus itu jadi tugas kaya gini pasti gampang," ucap Maya membuat Dimas tersenyum melihat tingkah Maya seperti itu.
" kalau mas bantuin mas dapat apa?, " Dimas menatap membuat Maya memukul Dimas dengan bantal.
" ih mas...! pelit amat masa bantuin Maya harus ada imbalannya, kalau gak niat mau bantu gak usah biar Maya kerjakan sendiri ," ucap Maya kesal menarik kertas tugas dari tangan Dimas.
" iya udah mas bantu dengan ikhlas..." Dimas mengusap kepala Maya.
"ih mas berapa kali sih Maya enggak suka mas kaya gitu lihat nih rambut Maya berantakan, " ucap Maya sambil merapikan rambutnya.
" kamu gemesin sih, " ucap Dimas dengan senyumnya yang membuat Maya langsung memegang dadanya.
"ah sial senyum itu lagi... kenapa jantung gua sih .... " batin Maya
Malam yang dingin dengan suara keheningan, hanya suara ketikan Dimas yang membantu Maya mengerjakan tugasnya sampai Maya tertidur dan membuat Dimas mengerjakan tugas Maya seorang diri.
waktu sudah menunjukkan pukul 2 malam tugas Maya sudah hampir kelar, Dimas meregangkan otot-ototnya dan melihat Maya yang sedang tertidur sangat nyenyak di sofa.
Dimas mengangkat tubuh Maya yang begitu ringan untuk Dimas dan memasukkan Maya kedalam kamar.
Dimas membaringkan tubuh Maya dengan pelan di atas tempat tidur lalu menyelimuti Maya agar hawa dingin tak menyelimuti istri cantiknya.
namun saat Dimas ingin keluar Maya menahan tangan Dimas.
" aku bukan pembunuh...!" Maya meracau.
Dimas mengusap kepala Maya dan mencium kening Maya dengan lembut membuat Maya tanpa sadar merasa nyamanan dengan perlakuan Dimas.
" kamu tidak bersalah, " ucap Dimas pelan.
setelah Maya benar-benar tidur dengan tenang Dimas keluar dari kamar Maya dan segera masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat.
...****************...
pagi hari yang begitu cerah dengan senyum Surya yang sudah mulai menyebar di kota metropolitan itu, Dimas sudah memulai aktivitasnya dari subuh, berbeda dengan wanita cantik satu ini.
Maya baru terkumpul nyawanya saat jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi membuatnya langsung loncat kaget saat mengingat tugas yang di berikan pak Arya.
"ah sial tugas gua gimana, ih bisa-bisanya gua molor sih, " ucap Maya langsung keluar dari kamarnya mencari Dimas.
" mas...mas..!" teriak Maya mencari Dimas.
" mas di sini ," ucap dimas yang berada di dapur dengan celemek yang sudah terpasang cantik di badannya.
" mas tugas Maya sudah selesai?," tanya Maya santai sambil duduk di meja makan.
"sudah, tuh mas tarung di atas meja, " ucap Dimas santai.
" Alhamdulillah...! oh iya mas printer di mana tugas Maya.. emang pagi-pagi gini ada yang sudah buka?, " tanya Maya.
" mas ada printer sendiri," ucap Dimas sambil menyediakan semangkok SOP kuah untuk Maya.
" habiskan makanan kamu, terus mandi " pinta Dimas.
"hmm..." balas Maya singkat.
setelah sarapan Maya segera mandi namun hal tak terduga terjadi, Maya yang sedang asik mandi malah jadi tontonan gratis kecoak yang membuat Maya berteriak histeris.
" kecoa..! Mas Dimas tolong ," teriak Maya berlari keluar kamar mandi memakai handuk selutut menutupi tubuhnya.
Dimas yang berada di depan baru memanaskan mobil dan motor Maya mendengar teriakan Maya dari dalam membuat Dimas berlari masuk kedalam dengan panik.
" Maya ada apa?," tanya Dimas memandang Maya yang hanya memakai handuk.
"astagfirullah.. " batin Dimas
Bersambung....
jangan lupa :
👍 like
💬 komentar
❤️ favorit
🎟️ vote
🥀 berikan hadiah jika kalian menyukai novel ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments