setelah kegiatan kampus selesai Maya segera pulang cepat karena harus mengerjakan tugas yang di berikan pak Arya untuknya.
satu jam Maya menyelusuri jalanan kota metropolitan yang begitu padat akhirnya ia sampai di rumah namun pemandangan yang pertama ia dapat melihat kedua orang lelaki yang sedang asik bercerita di depan rumah sambil duduk menikmati minuman yang ada di hadapan mereka.
kedatangan Maya di sambut dengan senyuman yang selama ini ia rindukan.
"kak Erik," Maya berlari dari parkiran memeluk Erik.
" kak Erik kenapa ke sini gak ngabarin Maya dulu sih ," ucap Maya.
" tadi mau ngabarin tapi Kaka asik ngobrol dengan Dimas sampai lupa." ucap Erik mengusap kepala Maya.
" di mana Daddy?, " tanya Maya.
"Daddy sedang keluar kota seperti biasa ada beberapa kendala perusahaan yang harus Daddy tangani sendiri, " jelas Erik.
"hmm gitu, " ucap Maya.
"oh iya Kaka juga sekalian mau pamitan dengan kamu dan Dimas ," ucap Erik.
"Kaka mau pergi di mana sih?, " tanya Maya.
"Kaka mau balik lagi ke Amerika, " balas Erik.
"kenapa Kaka musti balik ke sana,"
"Kaka ada urusan, setelah itu Kaka akan menatap di Indonesia " Ucap Erik dengan senyum hangatnya.
" baiklah, " ucap Maya.
"kalau begitu Kaka pamit soalnya penerbangan Kaka tinggal dua jam lagi Kaka musti ke bandara ," ucap Erik menatap kedua adiknya.
"kalau begitu Maya antar ya kak ke bandara nanti mas Dimas yang bawa mobil!," ucap Maya memohon.
" baiklah, " ucap Erik.
"kalau begitu Maya ganti baju setelah itu baru kita antar kak Erik, " ucap Dimas lembut membuat Erik merasa lucu melihat Dimas yang begitu kaku dan dingin begitu menjadi sangat lembut jika berbicara kepada Maya.
"ish..! iya bawel ," Maya menghentakkan kakinya dan segera masuk ke dalam rumah.
"kamu pasti kesusahan mengurus anak itu, di benar-benar manja aku saja pusing jika mengurusnya ," ucap Erik.
namun Dimas hanya membalas dengan senyuman yang begitu tak terlihat sebagaimana ciri khas Dimas seorang.
tak menunggu berapa lama Maya sudah berganti pakaian dan mereka pun segera berangkat ke bandara setelah mengambil barang-barang Erik di rumah pak Edwan.
sesampainya di bandara Maya tidak pernah lepas pelukannya dari kakaknya Erik benar-benar lengket seperti perangko.
hampir menunggu satu jam akhirnya penerbangan Erik tiba, Maya memeluk erat kakanya.
"yah sudah ya, kalau seperti ini terus Kaka akan ketinggalan pesawat," ucap Erik.
"hehehehe iya, tapi janji ya kak jangan lama secepatnya Kaka musti balik ke Indonesia, " ucap Maya menaikan jari kelilingnya.
"iya-iya ," Erik membalas menaikkan jari kelingkingnya pula.
"baiklah, Dimas jaga adikku dengan baik aku mempercayakan mu," ucap Erik memeluk Dimas.
" iya, " jawab Dimas singkat.
Erik pun pergi dengan membawa kopernya meninggalkan Dimas dan Maya, raut sedih terlihat jelas di wajah cantik seorang Maya membuat Dimas mengusap kepala Maya yang mungkin sekarang sudah menjadi hobi baru Dimas.
"ih...jauh ..jauh," ucap Maya menghempaskan tangan Dimas.
"kita pulang, " ucap Dimas dan di anggukan oleh Maya.
mereka pun segera pulang menuju ke rumah namun saat perjalanan pulang jalan begitu macet membuat mereka harus menunggu kepadatan jalanan yang sudah menjadi rutinitas setiap harinya.
" apa pemerintah gak buat jalan baru gitu supaya gak macet kaya gini," ucap Maya kesel dan Dimas hanya menatapnya dan tertawa kecil melihat tingkah Maya.
" sepertinya kita sampai di rumah agak kemalaman" ucap Dimas.
"huft....mana perut aku udah lapar nih mas," Maya memegang perutnya yang sudah berbunyi sejak tadi.
" kalau gitu kita singgah di restoran untuk makan malam, gimana?," tanya Dimas membuat Maya senang menangguhkan kepalanya.
"ide yang bagus," ucap Maya.
setelah melewati macetnya jalanan Dimas dan Maya pun singgah di sebuah restoran yang Maya sendiri sudah tak asing dengan tempat mereka singgahi untuk makan malam.
"ini bukannya restoran Daddy dan harga makanan di sini lumayan menguras dompet, apa kamu mampu mas bayar makanan aku dan kamu, " terang Maya jujur kemudian Dimas hanya tersenyum dan mengusap kepala Maya.
"ish ...mas di kasi tau jangan sentuh kepala aku kenapa sih," ucap Maya kesal.
"ayo masuk, " ucap Dimas.
saat mereka masuk para pelayan di sana saat melihat Dimas langsung tunduk dan melayani mereka dengan baik seakan Dimas pemilik restoran ini.
"mau pesan apa tuan, " ucap seorang pelayan menghampiri Dimas dan Maya.
" aku mau pesan Beef Dishes
Boentoet Balado, nasi putih dan minumannya aku mau Pasion Fruit" ucap Maya.
" baiklah nyonya, kalau tuan?, " tanya pelayan dengan sopan pada Dimas.
" Soup Boentoet Bakar minumannya Iced Lemon Tea," ucap Dimas.
" baiklah mohon menunggu ya tuan dan nyonya " ucap pelayan itu lalu pergi untuk mengambil pesanan Maya dan Dimas.
" Mas, " panggil Maya.
"hmmm," balas Dimas yang masih sibuk dengan ponsel miliknya.
" Mas, masih bekerja di restoran ini, " tanya Maya membuat Dimas langsung menatapnya.
" masih, " jawab Dimas singkat.
"terus selama kita nikah sudah sebulan Maya enggak pernah lihat mas kerja, setelah pulang kampus mas hanya duduk di rumah lalu mas pergi hanya sebentar kemudian balik lagi ke rumah ," jelas Maya namun Dimas hanya membalasnya dengan senyuman.
" mas kerja Maya, kalau enggak kerja mas dapat uang dari mana untuk memberikan istri mas uang jajan setiap bulannya, " ucap Dimas santai.
" terus mas kerja apa dan sebenarnya Maya selama ini mau bertanya dengan mas. Maya bingung mas bisa memberikan uang jajan Maya banyak itu mas dapat dari mana sih..? mas ngepet ya," ucap Maya membuat Dimas langsung menyentil dahi Maya
" aw...sakit, " pekik Maya mengusap dahinya.
" kamu ada-ada saja," ucap Dimas.
"yah kan Maya hanya bertanya supaya Maya tau uangnya halal atau tidak untuk Maya pakai ," ucap Maya.
" insya Allah halal," ucap Dimas singkat.
"jadi mas kerjaannya apa?, ",tanya Maya penasaran
" pemilik restoran ini ," ucap Dimas santai membuat Maya kaget.
"pemilik restoran.n hahahaha mas jangan bercanda ini kan restoran milik Daddy," ucap maya sambil tertawa.
" kalau kamu enggak percaya telfon Daddy untuk memastikannya ," ucap Dimas santai.
Maya segera menelfon Daddy saat Dimas menyuruhnya memastikan bahwa perkataan Dimas benar adanya.
Maya begitu kaget saat Daddy menceritakan bahwa restoran yang sedang mereka kunjungi ini benar-benar milik Dimas membuat Maya menatap suaminya dengan malu.
"ah pantas saja uang jajan yang di berikan Dimas pada gua jumlahnya lumayan banyak, " batin Maya.
" jadi bagaimana mas tidak berbohong kan ," ucap Dimas.
" baiklah ... Maya mau dengar ceritanya sampai bisa restoran ini bisa jadi milik mas?, " tanya Maya setelah mematikan sambungan telfon dengan pak Edwan.
" Daddy pernah janji pada mas akan memberikan setengah perusahaannya pada mas tapi mas menolak," jelas Dimas.
"menolak kenapa mas?," tanya Maya.
" yah mas enggak mau aja sih, mas kurang suka dalam dunia bisnis seperti itu, " ucap Dimas.
" lalu restoran ini ?," tanya Maya.
" Daddy memberikannya pada mas awalannya mas menolak tapi melihat Daddy sangat berusaha membujuk mas agar mau menerima yah mas terima, " ucap Dimas.
"jadi mas yang mengelola restoran ini sendiri sekarang." ucap Maya membuat Dimas menganggukkan kepalanya.
" wah...wah.... mas ternyata bisa mengurus hal seperti ini dan Maya mau bertanya lagi Maya masih penasaran apa mas juga yang mempunyai ide untuk menu makanan di sini?, " tanya Maya menatap Dimas.
" iya, mas hanya ingin mengembangkan makanan Nusantara yang memang pemasarannya juga sangat banyak di gemari banyak orang dan bukan hanya di dalam negeri tapi orang-orang luar yang sedang berwisata di sini pun bisa menyantap makanan khas Nusantara yang mereka dapat hanya di negara kita " ucap Dimas.
"wah ..wah ..mas Maya nih, " ucap Maya kagum.
" oh iya mas juga mau bilang pada Maya lusa nanti Maya bisa temani mas?, " tanya Dimas.
"temani ke mana mas?, " balas Maya.
" mas membuka cafe baru di jalan Kilo meter dan pembukaannya lusa apa Maya mau temani mas sekalian Maya bisa menyicipi makanan di sana, " ajak Dimas.
" kalau Maya enggak sibuk, " balas Maya.
setelah berbincang banyak makanan Dimas dan Maya pun datang dan mereka langsung menyantap makanan mereka dengan hening tanpa ada suara yang terlontar dari mulut mereka berdua.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments