" eh...! pak Arya, " ucap Maya pelan.
Namun pak Arya menatap Maya dengan tajam membuat Maya langsung tertunduk seperti anjing ketakutan .
" Maya kamu terlambat 15 menit dan kamu tau sendiri saya tidak menyukai saat saya sedang mengajar ada mahasiswa yang terlambat di mata kuliah saya," ucap pak Arya tegas.
"maaf apa tadi macet, " ucap Maya pelan.
" alasan purba dan sebagai hukumannya saya memberikan kamu tugas dan setor besok ke saya mengerti, " ucap pak Arya.
"baik pak...! jadi saya bisa masuk nih pak " tanya Maya.
"keluar...! " ucap pak Arya singkat membuat Maya langsung keluar dari kelasnya.
"Dasar dosen killer gua sumpahin semoga Lo gak nikah-nikah." batin Maya sambil membanting kakinya pelan di depan kelasnya.
Dimas yang baru tiba di kampus melihat Maya sedang berada di luar kelas membuat Dimas menembaknya pasti ia sudah terlambat.
Dimas melangkah ke arah Maya yang sepertinya sedang menyumpahi dosen yang sedang mengajar di dalam kelasnya.
"May!" panggil Dimas.
"mas...! kok di sini, sudah sana pergi nanti ada mahasiswa lain lihat gimana, " ucap Maya pelan sambil melihat sekeliling mereka.
"kenapa kita kan sudah nikah, lagian semua mahasiswa di sini juga sudah tau ," ucap Dimas santai.
"ih mas cerewet banget sih...! kalau Maya bilang pergi sana...yah sana hus...hus...," Maya mendorong tubuh Dimas agar bisa menjauh darinya.
"kamu terlambat lagi?, " tembak Dimas membuat Maya langsung terdiam.
"mas tadi kan sudah bangunin kamu tapi kamu bilang masih pagi, " ucap Dimas sambil menyentil jidat Maya dengan pelan.
"aw...! ih mas sakit tau " pekik Maya mengusap jidatnya.
" yah sudah mas pergi dulu, kalau ada apa-apa nanti hubungi mas " Dimas mengusap kepala Maya dengan gemas.
Maya menghempaskan tangan Dimas, menatap Dimas dengan sangat tajam.
"ih jangan sok perhatian sudah Sono pergi..." ujar Maya membuat Dimas hanya tersenyum melihat istri cantiknya seperti itu.
Maya yang bingung ingin melakukan apa setelah kepergian Dimas ia pun langsung ke kantin untuk memesan minuman favoritnya agar moodnya bisa kembali normal.
Di kantin kampus Maya mengomel sendiri sambil menyumpahi pak Arya dengan berbagai macam sumpah.
hampir 30 menit Maya di kantin sambil memainkan ponsel, ketiga sahabatnya baru menyusulnya setelah mata pelajaran pak Arya selesai.
"May !" Sapa Sintia segera duduk bersama Rere dan Zahra.
"kenapa Lo bisa terlambat, Dimas gak bangunin Lo?," tanya Sintia membuat Maya menggelengkan kepalanya.
"gua sudah di bangunin tapi molor gua masih nikmat jadi lanjut tidur sampai gak sadarkan diri. " jelas Maya lemas.
"yah Lo sih sudah tau hari ini ada jadwal pak Arya dan nih tugas yang pak Arya berikan ke Lo tadi dia nitip ke gue ," ucap Zahrah.
" what..! sebanyak ini, sumpah pak Arya benar-benar membunuh gua mana besok harus di setor, " ucap Maya kesel.
"sabar," Rere mengusap bahu Maya.
" gua pesan dulu makanan lapar banget nih, " ucap Zahra membuat Sintia dan Rere juga menitip untuk membelikan jus.
setelah kepergian Zahra Rere mendekat ke arah Sintia dan Maya membuat mereka bingung dengan sikap Rere.
"guys...! gua kali ini benar-benar enggak salah lihat," ucap Rere.
"gak salah lihat maksud Lo apa sih?, " tanya Maya.
"kemarin tuh gua nemenin nyokap gua belanja di mall seperti biasa, terus gua lihat Zahra sama pak Arya.!" bisik Rere membuat Maya dan Sintia kaget.
"beneran Lo lihat Zahra dan pak Arya?," tanya Sintia masih belum percaya dengan kabar yang di bawa Rere.
"ih..! gua serius lihat dengan mata kepala gua. Malah gua ikutin mereka belanja saat di mall dan kalau kalian gak percaya gua ada bukti..." Rere meraih ponselnya di dalam tas dan menunjukan sebuah foto yang memperlihatkan Zahra dan pak Arya yang sedang mengusap kepala Zahra.
"what..! gua gak salah lihat ini beneran Zahra," ucap Maya pelan namun ekspresinya begitu terkejut
" tuh anak enggak jujur dengan kita!, " ucap Sintia agak kesel.
" gua tadi mau nanyain tapi gak berani...! jadi Lo aja deh May, kan di antara kita Lo yang paling berani, " ucap Rere.
" setan Lo," ucap Maya mendorong kepala Rere.
tidak berapa lama Zahra datang dengan nampang membawa minuman pesanan Rere dan Sintia serta beberapa makanan dan minuman untuknya sendiri.
saat Zahra memakan dengan lahap ketiga sahabatnya menatap Zahra dengan intens membuat Zahra merasa risih dengan tatapan mereka.
"ada apa sih tatap gua kaya gitu, kalian mau makan ini juga?, " tawar Zahra membuat Sintia, Rere dan Maya menggelengkan kepalanya dengan kompak.
" gua hanya bingung Lo makan sebanyak itu gak seperti biasanya, " Ucap Maya.
" gua lapar, tadi pagi gua belum sempat sarapan ," ucap Zahra santai.
" Za gua mau nanya ?," ucap Sintia memberanikan diri.
" tanya apa?, " balas Zahra.
"HM..! L-...lo sama pak Arya ada hubungan apa?, " tanya Sintia pelan sontak membuat Zahra langsung menyemprotkan minumannya berserta maknanya di muka Maya dan Sintia.
"Za..! Lo jorok banget," ucap Maya kesal langsung mengambil tisu membersihkan mukanya yang kena semprotan Zahra.
"aduh...! gua minta maaf enggak sengaja dan lagian nih Sintia kasi pertanyaan yang enggak jelas banget, " ucap Zahra kesal sambil membantu Sintia dan Maya.
" ish...! gua nanya karena tuh anak bilang dia lihat Lo dan pak Arya jalan berdua di mall," jelas Sintia sambil menunjuk ke arah Rere.
" Rere salah lihat kali, kemarin gua di rumah seharian dan lagian nih kalian tau sendiri bokap gua gimana gak mungkin kan gua jalan sama cowok bisa-bisa nyawa gua melayang di tangan bokap gua," terang Zahra.
"iya juga sih secara bokap Lo izinkan Lo jalan sama cowok pilihannya saja ," Ucap Sintia mengejek.
" salah lihat kali Lo Re," ucap Zahra.
"yah mungkin sih," Rere menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"tapi gua yakin itu Zahra dan pak Arya " batin Rere.
" jadi malam ini kita jadikan ke club?,' " tanya Sintia membuat Maya langsung lemas.
"ah gua pengen ke sana tapi tu dosen killer berikan gua tugas sebanyak ini malah besok harus di stor lagi ," ucap Maya.
" yah nanti lain kali aja," ucap Zahra menepuk pundak Maya.
"gagal lagi deh...padahal gua pengen banget lihat muka Kaka Sintia, " ucap Rere.
' hei nyonya...gua gak mau punya ipar model Lo hahaha," ucap Sintia membuat mereka langsung tertawa.
"oh iya May, gimana dengan Lo dan Dimas ada kemajuan?," tanya Zahra penasaran.
"gak ada tuh, biasa-biasa aja, " ucap Maya santai.
" Lo belum coba dengan cara jitu Rere?, " tanya Sintia membuat Maya langsung tertawa.
" Napa Lo tertawa ada hal lucu?, " tanya Rere .
" gua tertawa kesal tau enggak, gua udah coba cara jitu gua tapi kalian tau apal hasilnya, " ucap Maya.
"apa tuh?, " tanya Rere, Sintia dan Zahra secara bersamaan.
" gua di kacangin," ucap Maya sambil memikul meja kantin.
"hahahaha, fix suami Lo gak normal, no debat, " ucap Sintia sambil tertawa.
" tau ah..! yuk masuk kelas," ajak Maya.
"let's go kalau telat lagi bahaya hari ini kan semua mata kuliahnya dosen-dosen killer ," ucap Sintia membuat ketiga sahabatnya tertawa.
"gua gak mau tugas dari dosen lain cukup pak Arya saja, " ucap Maya.
mereka berempat pun akhirnya masuk kelas mengikuti pelajaran dengan baik dan sesekali Maya menguap melihat penjelasan dosen seakan membacakan Maya dongeng sebelum tidur.
bersambung.....
jangan lupa :
👍 like
💬 komen
❤️ favorit
🎟️ vote
🥀 berikan hadiah jika kalian menyukai novel ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments