setelah melewati padatnya jalanan metropolitan selama satu jam akhirnya Dimas dan Maya sampai di rumah mereka, suasana di rumah Dimas begitu tentram dengan hiasan bunga di sekitar depan rumah.
dalam pikiran Maya ia akan tinggal di rumah yang kecil tapi rumah Dimas lumayan layak untuk di tinggali, walau rumahnya terbilang sangat sederhana.
Maya dan Dimas segera turun dari mobil dan segera memasukkan barang dalam rumah namun saat Maya memegang kopernya ingin niat hati membawanya, Dimas langsung menahannya dan menyuruh Maya masuk.
" masuklah biar saya yang membawanya," ucap Dimas datar.
Maya hanya mengangguk sambil melihat tanaman cantik yang tergantung di samping pintu masuk.
"apa dia menyukai tanaman" batin Maya.
"semua tanaman ini milik umi! saya hanya merawatnya dengan baik karena hanya tanaman ini yang membuat saya merasakan kehadiran umi di sini," ucap Dimas yang seakan-akan tau dengan pikiran Maya.
" oh ," balas Maya singkat Segera masuk ke dalam rumah di susul Dimas yang mengekor di belakang nya.
saat Maya masuk ia memandangi seluruh ruangan dalam rumah Dimas begitu tersusun rapi dan bersih.
Maya yang masih fokus segera berbalik saat Dimas memanggil namanya.
"ini kamar Anda silahkan masuk, " ujar Dimas sambil membawa koper Maya masuk ke dalam kamar.
" kamu tidur di mana,?" tanya Maya.
"saya tidur di kamar sebelah. " balas Dimas menunjuk di samping kamar Maya.
"oh...! dan aku ingin berbicara sebentar dengan mu apa bisa,? ," tanya Maya dan Dimas membalas menganggukkan kepalanya.
mereka pun duduk berhadapan di sofa hampir lima menit mereka berdua masih merasa canggung mungkin karena status mereka sekarang berbeda.
"jadi apa yang ingin anda bicarakan dengan saya ,?" tanya Dimas membuka pembicaraan.
"hmmm...! aku ingin membuat peraturan dengan mu. Kita kan menikah hanya sebuah formalitas dan aku sama sekali tidak menyukai mu begitu pula kamu pasti tidak menyukai ku,?" terang Maya.
"terus, " balas Dimas dengan datar.
" jadi gini...! peraturan pertama tidak ada kontak fisik di antara kita berdua..! kedua aku tidak akan ikut campur urusan pribadi mu dan begitu pula dengan mu dan yang ketiga aku mempunyai kekasih yang aku cintai jadi jangan berharap hubungan pernikahan kita seperti orang-orang pada umumnya " jelas Maya.
Dimas terdiam saat Maya mengatakan dirinya sudah memiliki seorang kekasih.
Dimas menatap Maya dan menganggukkan kepalanya tanda menyetujui permintaan Maya.
"ok baiklah kalau begitu aku masuk kamar untuk beristirahat, " ucap Maya beranjak dari duduknya menuju ke kamar dan menutupnya.
Dimas melihat kepergian Maya mengusap kedua wajahnya, Dimas terdiam sejenak sambil berpikir pernikahan apa yang sebenarnya ia jalani saat ini tidak ada cinta di antara mereka dan apakah pernikahan mereka akan benar-benar bertahan.
...***************...
bulan, hari, waktu dan detik pun berganti sekarang usia pernikahan Dimas dan Maya memasuki sebulan namun tidak ada tanda-tanda cinta atau apapun itu di antara mereka.
Maya yang sibuk dengan urusannya begitu pula Dimas yang sibuk dengan urusannya namun ia tidak pernah lupa selalu mengurus Maya yang notabenenya anak manja.
Semua keperluan Maya Dimas menyiapkannya mulai dari membuat sarapan, mencuci baju sampai membersihkan rumah Dimas yang melakukannya sendiri.
seperti pagi ini Maya bangun tidur, memulai dengan ritual mandinya, setelah itu Maya bersiap-siap untuk berangkat kuliah namun perutnya yang sudah keroncongan meminta jatah pagi, membuat Maya pergi ke arah dapur melihat Dimas yang sedang memasak dengan celemek yang tergantung indah di tubuh Dimas.
" masak apa mas,? " tanya Maya yang sekarang mengubah panggilan Dimas dengan sebutan mas atas permintaan Dimas sendiri.
"masak nasi goreng apa kamu mau,? " tawar Dimas.
"yah maulah, aku lapar banget! " ucap Maya sambil memperhatikan Dimas memasak.
" mas aku sebentar pulang agak malam ya soalnya mau nongkrong bareng teman-teman,! " ucap Maya sambil mengambil sedikit nasi goreng yang Dimas masak memakai sendok.
"tapi jangan terlalu kemalaman" ucap Dimas.
"sip" ucap Maya menaikan jari jempolnya.
"yes malam ini gua bisa ke club' " batin Maya
setelah menunggu akhirnya masakan Dimas selesai dan langsung menyendok sepiring nasi untuk Maya dan sang empu langsung melahapnya dengan nikmat.
" seperti biasa enak, " ucap Maya santai menatap Dimas.
"makan yang banyak,! " Dimas tersenyum melihat tingkah Maya seperti anak kecil.
Tapi entah mengapa saat melihat senyum Dimas seperti itu membuat jantung Maya bergetar tidak menentu.
" oh iya mas...! uang jajan aku benar-benar sudah tidak bisa tertolong, mas bisa menambahkan aku jatah lagi! secara Daddy gak memberikan aku uang atas permintaan mas sendiri " terang Maya menggunakan alasan Daddy nya untuk mendapatkan uang jatah bulanannya.
"HM...! sebentar aku mengirim kan uangnya..." ucap Dimas sambil menyeruput teh nya.
" oke! " ucap Maya.
setelah menyantap sarapan pagi, Maya segera berangkat ke kampus dengan kuda besi kesayangannya yang ia bawa dari rumah papa Edwan.
namun saat berangkat ia sangat bingung melihat Dimas ikut keluar memakai baju almamater yang sama dengan Maya. Bukannya kemarin Dimas sendiri yang bilang bahwa ia tinggal tunggu wisuda jadi akan jarang ke kampus.
" mas mau ke kampus,?" tanya Maya.
"iya, mas ada panggilan dari pak rektor" balas Dimas.
"oh...! kalau begitu Maya keluar duluan baru mas...! " pinta Maya.
"hmm" jawab Dimas singkat.
Maya pergi meninggalkan Dimas menuju ke kampus tidak menempuh waktu yang lama akhirnya Maya sampah di kampusnya sambil memikirkan motornya dengan cepat.
Maya segera berjalan cepat menuju ke dalam kelas menemui teman-temannya yang sudah ia hubungi sebelumnya.
"hay guys!, " sapa Maya membuka pintu ruangannya namun hal memalukan terjadi, ternyata dosen Arya sudah masuk lebih dulu dari Maya.
"aduh mampus " batin Maya
"eh...pak Arya !" sapa Maya pelan sambil menahan malu yang rasanya ingin segera menenggelamkan dirinya di dasar laut.
bersambung....
jangan lupa untuk:
👍 like
💬 komentar
❤️ favorit
🎟️ vote
🥀berikan hadiah jika kalian menyukai novel ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments