" bisa enggak Lo datang pake asalamualaikum kek! kaya hantu aja tiba-tiba nongol! ," omel Maya pada Dimas namun Dimas hanya menatap Maya dengan ekspresi nya yang begitu datar.
" kenapa sih wajah itu enggak pernah apa ada ekspresi lain selain datar gitu" batin Maya
"kenapa anda meminta saya menemui anda di sini?, " tanya Dimas .
" ada yang mau gua bicarakan sama Lo Soal keputusan Daddy yang akan menikahkan kita, "terang Maya melirik ke arah Dimas.
"apa Lo setuju dengan keputusan Daddy?," tanya Maya menatap Dimas yang masih terdiam.
" jika semua demi kebaikan anda dan saya, maka saya setuju dengan keputusan Daddy!" balas Dimas dengan datar.
"baiklah namun sebelum itu gua mau ucapin terimakasih karena di masa lalu Lo sudah memaafkan kesalahan Kaka gua," ucap Maya tulus memandang wajah Dimas yang memandang ke arah depan.
" sungguh tampan tapi sayang ...." batin Maya
" sama-sama" balas Dimas.
" gue juga setuju dengan keputusan Daddy untu menikah dengan mu tapi selama setahun..! Jika belum ada cinta di antara kita maka gue memutuskan untuk bercerai dengan lo, " ucap Maya membuat Dimas melirik tajam ke arah Maya.
"gua tau Lo gak akan mungkin mencintai gua secara Lo kan suka sesama pedang, jadi gua ikutin aja rencana kak Erik " batin Maya
" apa menurut anda pernikahan sebuah lelucon?, " tanya Dimas
" aku juga berpikir seperti itu tapi Lo tau sendiri Daddy gua sangat bersikeras untuk menikahkan Lo dengan gua?, " ucap Maya.
" tapi saya tidak setuju dengan keputusan anda, pernikahan bukan sebuah permainan! " geram Dimas.
" kenapa Lo menolak sih kan hanya setahun aja, " ucap Maya enteng.
" dengar baik-baik saya sama sekali tidak menyetujui jika ada persyaratan seperti itu dan apa anda tau perbuatan yang paling di benci oleh Allah ?," tanya Dimas pada Maya namun Maya hanya menggelengkan kepalanya.
" perceraian hal yang sangat di benci Allah dan saya tidak mau melakukan yang membuat saya di benci oleh Allah," ucap Dimas tegas.
"ishh..! tapi tuh banyak artis-artis yang kawin-cerai enggak apa-apa tuh enggak kena azab, Lo aja yang terlalu lebay menganggap perceraian suatu masalah besar ," balas Maya.
" jika anda seperti mereka menganggap suatu perceraian hanya persoalan enteng maka silahkan anda melakukannya dan jangan melibatkan saya," Dimas segera pergi meninggalkan Maya namun dengan cepat Maya menahan tangan Dimas.
"Tunggu..! ," ucap Maya pelan namun mendapatkan tatapan tidak suka dari Dimas membuat Maya langsung melepas tangannya dari lengan Dimas.
" ternyata orang pendiam bisa cerewet kaya ini.... benar-benar menyebalkan." batin Maya
" baiklah...! tapi ingat pernikahan ini hanya sebuah formalitas untuk memulihkan nama baik kita dan seandainya ... seandainya nih ya kalau Lo menyukai wanita lain gua terima dengan ikhlas untuk Lo menceraikan gua ," ucap Maya menatap Dimas.
"kok gue geli ya bilang dia menyukai cewek.... padahal nyatanya....puft .." batin Maya
" Maya saya sudah berapa kali saya mengatakan saya tidak akan melakukan hal itu," ucap Dimas.
"ih...! kan seandainya nih, kita kan sebagai manusia gak tau kan kedepannya gimana gua kan hanya memberitahukan jangan sampai Lo bisa khilaf kan," ucap Maya.
"insya Allah saya tidak akan melakukan hal seperti itu," ucap Dimas tegas dengan muka datarnya.
" baiklah ayo kita ke Daddy untuk mengatakan bahwa Lo dan gua nih sudah menyetujui pernikahan ini," ucap maya.
"dan gua jamin Lo gak bakal betah dengan gua dan melirik sesama pedang Lo " batin Maya.
"anda bawa motor?, " tanya Dimas pada Maya.
"bawalah Lo pikir gue ke sini naik apa?, naik Unta" Maya memutar bola matanya dan berjalan meninggalkan Dimas
namun Dimas santai mendapatkan jawaban seperti itu dari Maya.
akhirnya mereka menuju ke kediaman pak Edwan menggunakan motor masing-masing.
sesampainya di rumah, Maya dan Dimas masuk dan mengatakan ke pada pak Edwan menyetujui pernikahan ini namun Maya memberi syarat bahwa hanya acara ijab kabul yang hanya di hadiri oleh pihak tertentu dan tidak ada resepsi apapun.
pak Edwan yang mendengar hal itu sangat bahagia akhirnya Maya mau menerima Dimas sebagai suaminya dan soal resepsi pak Edwan tidak mempermasalahkan hal itu.
"akhirnya kau menjadi bagian dari keluarga ini!," Erik menepuk pundak Dimas.
"tapi ada satu permintaan yang saya ingin ajukan," ucap Dimas.
"wah pasti minta harta Gono gini nih...belum apa-apa sudah minta harta " batin Maya
"apa itu Dimas?," ucap Erik menatap Dimas.
"setelah menikah, Maya akan tinggal di rumah saya," ucap Dimas membuat Maya membulatkan matanya melirik ke arah Dimas.
"rumah Lo! ih gak bisa," ucap Maya dengan cepat
"Daddy setuju bagaimana dengan mu Erik?," tanya Daddy pada Erik.
"Erik juga setuju, agar anak Daddy yang manja ini bisa hidup mandiri tanpa pembantu dan melaksanakan kewajibannya dengan baik sebagai istri," ucap Erik membuat Maya benar-benar kesal.
"ih kok Daddy bertanya dengan kak Erik, Maya kan yang menikah dengan Dimas seharusnya Daddy menanyakan pendapat Maya bukan Kak Erik!," protes maya.
" Maya!" ucap kak Erik membuat Maya menunduk.
"yah baiklah....! " ucap Maya pelan.
" sabar Maya hanya setahun gak akan lama pasti dia akan ceraikan Lo " batin Maya
" baiklah kalau begitu Daddy akan mengadakan acaranya lusa jadi bersiap-siap," ucap pak Edwan dengan bahagia ia lalu meraih ponsel miliknya yang berharga fantastik untuk menelfon keluarga dekat dan menyuruh beberapa orang suruhannya untuk mengurus berkas-berkas pernikahan Dimas dan Maya.
" sepertinya malam ini kita harus mengadakan acara lepas lajang, " ucap Erik menatap Dimas dan Maya.
"ih..! Kaka apaan sih, sebentar malam Maya mau keluar bareng teman-teman" ucap Maya
"Kaka enggak ajak kamu yang kaka aja Dimas!, " ucap Eri tertawa kecil melihat kekesalan Maya padanya.
"terserah...!" Maya segera berdiri dan pergi meninggalkan Dimas bersama Erik menuju kamarnya.
Dimas melihat tingkah Maya seperti itu hanya bisa tersenyum yang mungkin sangat ... sangat samar untuk di lihat siapapun.
sesampainya di kamar maya membuka ponselnya dan menceritakan semua persoalannya dengan para sahabatnya.
Maya : ih gua benar-benar sebel dengan permintaan cowok lepek itu menyebalkan tau enggak ... 😫😫
Sintia: sabar aja sayang.... nanti kita pikirkan sama-sama agar di senior itu bisa menceraikan Lo
Rere : semangat ya May...oh iya dari pada Lo pusing-pusing nih mending kita ke club' kakanya Sintia.
Maya : boleh juga sudah lama juga kita gak main ke sana.....
Sintia: lain kali ya bebs solanya hari ini keluarga gua pada ngumpul dan kalian taukan keluarga dari Batam baru pada datangan
Maya : okelah
Rere: oke .... mana Zahra ni ada yang mau gua bicarakan dengannya.
Zahra : hadir...nape Lo cari gua
Rere: Lo tadi ke mall ya...
Zahra : mimpi Lo...gua tadi seharian di rumah dengan bokap gua yang masih jalanin misi untuk menjodohkan gua dengan laki-laki aneh pilihannya itu.
Maya : hahahaha.....bokap Lo belum menyerah juga ya untuk cariin Lo cowok.
Sintia: Za..yang kemarin maafin gua gak temenin Lo untuk ketemu cowok aneh yang bokap Lo pilih.
Maya : Lo enggak jadi temani dia
Zahra : it's okay.
Sintia: tapi Lo udah ikutin cara gua kan yang seperti biasa agar cowok itu gak mau .
Zahra: iya gua udah ikutin dan hasilnya seperti biasa cowok itu menolak.
Maya : wah memang Sintia good!
Rere: teman gua gitu loh!
Maya yang asik berbalas pesan dengan para sahabatnya tanpa sadar tertidur dengan lelap mungkin wanita cantik satu ini sangat lelah seharian menghadapi masalahnya yang membuat kepalanya menjadi pusing.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments