"oh jadi begini cara mainnya May ..!" Maya mendengar suara yang sangat tak asing di telinganya langsung berbalik mengarah ke sumber suara itu.
"Sintia, Zahra, Rere ngapain kalian ke sini apa kalian mendengar semuanya?" tanya Maya dengan perasaan dag....dig..dug..
"semuanya May, kami mendengar semuanya! " terang Sintia.
saat kepergian Dimas menarik Maya para sahabat gesrek nya mengikuti Maya dari belakang tanpa sepengetahuan Maya dan Dimas, mereka mendengar semua percakapan yang terjadi antara Dimas dan Maya benar-benar mereka tidak menyangka Maya akan melakukan hal ini merendahkan dirinya sendiri untuk bisa memenangkan taruhan mereka.
"apa Lo Maya yang gua kenal...? setau gue Maya gak akan lakuin hal yang merendahkan harga dirinya sendiri," ucap Sintia.
"Gu- gue...! bisa jelasin semuanya," ucap Maya terbata.
Sintia mendekati Maya memeluknya dengan erat membuat Maya begitu kaget saat Sintia melakukan hal itu di pikiran Maya Sintia benar-benar akan marah padanya.
"dasar gadis bodoh jangan pernah merendahkan dirimu di hadapan cowok lain, kau adalah Maya Putri Dirgantara tidak pantas untuk mu mengemis padanya, " Sintia menambah pelukannya dengan erat.
Zahra dan Rere yang melihat hal itu langsung ikutan berpelukan persahabatan mereka memang begitu erat ibarat tokek dan dinding tidak ada pembatas di antara mereka.
"sorry...! gua hanya malu karena baru kali ini gua di tolak sama cowok, " Maya mengusap air matanya yang tadi berhasil lolos dengan indah.
"yaelah! May Lo cantik hanya cowok bodoh yang nolak lo dan lagian nih gua curiga sama si titisan nabi Yusuf itu mungkin sakit kali dia," ucap Zahra.
"sakit maksud Lo? " tanya Sintia.
"kalian enggak ngerti juga ya, sini nih Tante jelasin! " balas Zahra
"Tante..! Lo enggak kawin sama om gua, " ujar Maya langsung mendapatkan tawa dari ketiga sahabatnya.
"hahahaha...! emang beneran ya Za Lo kawin sama om nya Maya,?" pertanyaan yang lolos dari mulut Rere membuat ketiga sahabatnya langsung terdiam menatap Rere.
"apa...! pertanyaan gua salah ya ?," tanya Rere dengan wajah polosnya.
"Za kali ini beneran gua mau gantung nih anak! " ucap Sintia.
"gua bantuin tapi bagusnya gantung di mana, pohon atau kayaknya menara Eiffel lebih bagus tuh! " timpal Maya.
"emang siapa yang kalian mau gantung, si senior tadi, gua ikutan ya sekalian kita liburan di kota menara Eiffel! " seru Rere senang tanpa mengetahui bahwa dia yang di maksud oleh Zahra dan Maya.
"astagfirullah Re bisa diam dulu enggak jangan nimbruk kalau arah pembicaraan Lo kemana-mana! " geram Zahra ingin rasanya melemparkan sahabat nya ini ke planet mars.
"gua lanjut ya, maksud gua sakit apa kalian enggak curiga si senior itu menolak semua cewek dan termaksud Maya juga di tolak berarti ada kelainan pada diri si senior itu ," ucap Zahra langsung menadapat kan tatapan dari ketiga sahabatnya.
"OMG.... ! maksud Lo dia homo,?" kata Sintia dengan keras membuat Zahra langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan Zahra.
"Stt...! jangan teriak dong nanti anak lain atau fans babar senior itu dengar bisa mati berdiri kita di sini! " ucap Zahra.
"OMG...! kok ganteng-ganteng sakit ya,"timpal Rere.
"sepertinya begitu soalnya waktu gua bicara sama dia berdua aja, dia biasa-biasa aja dengan gua malah gua hanya mendapatkan tatapan dingin dari dia! " jelas Maya.
"wah, May untungkan Lo enggak jadian sama dia, Roh Kudus Tuhan masih menyertai mu, " ucap Sintia memukul pundak Maya dengan pelan.
" amit-amit deh kalau Lo bisa jadian sama kaum Nabi Luth seperti dia !" sambung Zahra langsung mendapatkan tawa dari Maya dan Sintia.
" Za kaum Nabi lut maksudnya?," tanya Rere.
"maksudnya itu penyuka sesama jenis Re!" ucap Zahra menjelaskan pada Rere.
"oh gitu! " balas Rere.
"nih salah satu contoh kaum Nabi Luth " tunjuk Sintia pada Rere.
"ih apaan sih sin...! gua masih normal kali, " ucap Rere kesel.
Sintia, Maya dan Zahra tertawa melihat Rere yang kesel.
"sudah yuk sebentar lagi kelas di mulai kalian gak mau kan mendengar ocehan pak Arya si dosen killer kita," ajak Sintia.
" gua mah ogah, " balas Maya.
dan akhirnya mereka pun masuk kedalam kelas melanjutkan pembelajaran mereka namun saat pembelajaran di mulai anehnya pandangan pak Arya tak lepas dari Zahra dan hal itu di sadari oleh Maya, Maya pun menyenggol Zahra.
"Za Lo lihat kan tatapan dosen itu pada Lo sepertinya ada something deh! " bisik Maya pada Zahra
"gak ada Lo salah lihat kali, " balas Zahra.
"enggak sumpah dari tadi pak Arya perhatiin Lo terus," ucap Maya yang penasaran dengan tatapan pak Arya pada Zahra.
namun saat Maya dan Zahra sedang mengobrol kecil satu lemparan spidol melayang seperti pesawat dan mendarat dengan indah di kepala Maya.
"aw ...!" pekik Maya
"Maya Putri Dirgantara coba ulang pengertian komunikasi menurut para ahli seperti yang saya jelaskan tadi! " seru pak Arya sambil duduk di bibir meja.
"komunikasi ya pak ?," tanya Maya.
"iya komunikasi Maya apa saya kurang jelas tadi berbicara! " ucap pak Arya tegas.
"komunikasi...? komunikasi," ucap Maya terbata.
Maya menyenggol Zahra untuk membantunya namun Zahra tunduk kerena ia juga takut melihat pak Arya jangankan hanya melihat menatap wajah pak Arya saja sudah susah.
"keluar sekarang dari kelas saya dan kamu yang di samping nya Maya juga silahkan keluar," pinta pak Arya tegas.
"tapi pak-" ucap Zahra belum menyelesaikan kalimatnya sudah mendapatkan tatapan tajam dari pak Arya.
"saya sudah pernah bilang berlaku untuk semuanya tanpa terkecuali saat saya sedang mengajar saya tidak suka ada yang tidak memerhatikan penjelasan saya !" ucap pak Arya.
"jadi silahkan keluar dari kelas saya! "
"yah tapi pak ," ucap Maya namun Zahra langsung menarik sahabatnya itu dari pada membantah dan kena omel dari dosen killer mereka bisa mati berdiri.
"Dasar dosen killer bisa anjlok nilai gue kalau dosen seperti ini !" ucap Maya kesel.
"udah sabar aja, mau gimana lagi " Zahra benar-benar pasrah.
namun saat sedang mengobrol Maya merasa ingin buang air dan meminta Zahra untuk memegang tasnya sebentar.
"gua kebelet nih tolongin pegang tas gue ya " Maya pun berlari dengan kencang menuju WC benar-benar ia sudah tidak tahan lagi.
namun saat menuju toilet wanita Maya malah di sambut dengan tulisan " WC ini rusak dalam tahap perbaikan" membuat Maya makin kesal, memang sih masih ada WC di lantai atas tapi apa dia harus berlari sementara si perut sudah tidak bisa di ajak untuk bernego.
jalan alternatif yang Maya punya hanya WC yang ada di depan toilet perempuan, yaps Maya dengan berani mengintip kedalam namun tak menemukan mahasiswa cowok di dalam sana dengan cepat Maya masuk kedalam dan masuk ke dalam bilik WC namun saat Maya berbalik betapa sialnya ia melihat orang sedang Booker dengan tatapan dingin menatap Maya.
Maya spontan dong berteriak dengan histeris apalagi baru pertama kali dia melihat Turbo lelaki dalam keadaan pasrah.
"Aaaaaaa...!" Maya memekik nyaring hingga mampu membuat mahasiswa yang berada di lantai bawah berhamburan keluar begitu pula Zahra langsung berlari kearah toilet.
cowok tadi langsung menutup mulut Maya namun Maya terkejut mendorong tubuh lelaki itu dan berlari keluar dari toilet.
semua mahasiswa menatap Maya dengan heran kenapa bisa ia keluar dari toilet pria apa yang Maya lakukan di sana.
tidak berapa lama cowok tadi pun keluar dari toilet semua orang terkejut termaksud Zahra ia membulatkan matanya dengan sempurna, membuat semua mahasiswa itu berasumsi bahwa mereka habis melakukan ea...eaa...eaa..di dalam sana.
"sial ngapain sih gua bisa lihat barang tak senonoh itu apalagi punya orang seperti Dimas aduh mata gua benar-benar ternodai " batin Maya
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments