keesokan harinya Maya berangkat ke kampus dengan hati yang bermekaran bak bunga di musim semi bagaimana tidak sekarang rencananya benar-benar berhasil untuk membuat sahabat-sahabat terbungkam dan tidak mengejeknya lagi.
saat kejadian kemarin Maya menunggu Dimas pulang kerja dan meminta nomor handphone Dimas dan Maya tentu memberikan nomornya pada Dimas namun hal yang Maya tidak duga pun terjadi Dimas membuang kertas yang berisi nomor Maya dan mengatakan bahwa dia tidak membutuhkan itu.
Maya benar-benar kesal mengingat ekspresi Dimas semalam dan terbayang sampai pagi ini, makhluk ciptaan Tuhan yang satu ini benar-benar menguji kebesaran seorang Maya namun demi melancarkan aksinya Maya lebih mengalah dan sabar menghadapi makhluk kutub yang super dingin dan lepek itu.
sesampainya di kampus Maya sudah di sambut oleh ketiga sahabatnya dan tentu saja Maya memasang ekspresi yang sangat gembira membuat sahabatnya pun bingung dengan ekspresi yang di buat Maya.
"May, Lo sakit ?," tanya Zahra pada Maya namun mendapatkan gelengan kepala dari Maya.
"terus, kenapa Lo senyam-senyum kaya gitu buat gau merinding aja! " ucap Zahra.
"habis menang lotre kali dia," sambung Sintia.
"lotre? sin lotre itu apa?, " tanya Rere yang ikutan nimbruk namun ampuh membuat Sintia kesel.
"Lo udah gua bilangin berapa kali sih Rere...! jangan panggil gua sin!," saat ini Sintia benar-benar ingin mencekik leher Rere namun di tahan oleh Zahra sambil menyuruh Sintia untuk mengucapkan astagfirullah hal'azim, padahal Zahra tau bahwa sahabatnya satu ini berbeda keyakinan dengannya namun Sintia tetap mengikuti ucapan Zahra karena keselnya melihat tingkah Rere.
"kalian pasti kaget kalau tau hal ini! " ucap Maya dengan senyum yang tak lepas dari wajah manisnya.
"tunggu...! Lo udah bisa dekat dengan senior itu?, " tebak Sintia dan mendapatkan anggukan dari Maya.
"wah seriusan Lo May?.!," tanya Zahra.
"serius lah secara gua Maya Putri Dirgantara gak ada cowok yang bisa menolak gua !" ucap Maya dengan percaya diri.
"gua tanya serius May...! Lo enggak ngapa-ngapain senior itu kan?, " tanya Sintia dia benar-benar tau karakter Maya.
"enggaklah enak aja Lo main nuduh gue sembarangan! " bantah Maya dengan tuduhan Sintia, memang Maya sih enggak ngapa-ngapain Dimas hanya sedikit mengancam nya saja itu bukan berarti salah satu dari yang Sintia pikirkan kan.
"wah memang hebat Lo May...! memang pantas Lo dapat gelar wanita sang penakluk lelaki manapun " ucap Rere yang tumben nyambung.
saat mereka sedang berbincang ternyata orang yang sedang di bicarakan pun lewat bersama ketiga sahabatnya yang selalu menempel pada Dimas seperti tokek dan dinding tidak akan terpisahkan.
"tuh si titisan nabi Yusuf sedang lewat, " tunjuk Rere membuat yang lain ikut berbalik dan melihat kearah Dimas dan kawannya.
"wah kebetulan yang hakiki nih, kalau memang beneran May Lo sudah pacaran tuh sama si senior Dingin, coba deh sekarang Lo deketin dia dan gandeng tangannya! " tantang Sintia yang tentu langsung di setujui oleh Maya.
"lihat aja kalian bertiga jangan terpelongo ya buka tuh mata lebar-lebar! " ucap Maya langsung pergi meninggalkan ketiga sahabatnya dan menuju ke arah Dimas.
Dimas dan kawannya seketika berhenti saat Maya langsung berada di hadapan mereka, Maya melemparkan senyum termanisnya kepada Dimas seakan memberikan Dimas isyarat untuk melakukan aksi mereka.
"hai Maya kita ketemu lagi! " sapa Riko namun Maya tidak menggubrisnya, ia malah tetap menatap Dimas namun yah namanya Dimas ya mahluk yang benar-benar datar menatap Maya dengan wajah tumpulnya.
"sayang kamu udah makan,? " tanya Maya dengan nada manja namun lain hal dengan sahabat Dimas malah langsung terpelongo mendengar ucapan Maya memanggil Dimas dengan sebutan sayang!.
Dimas menatap Maya dengan datar sambil menyipitkan matanya benar-benar Dimas tidak peka atau ia sengaja tidak menggubris ucapan Maya.
Maya yang kesal dengan tatapan Dimas langsung bersikap agresif memeluk lengan Dimas namun tidak ada penolakan dari sang empu hingga mampu membuat seisi kampus seantero itu memandang kearah mereka berdua.
"bisa kita bicara berdua!, " bisik Dimas pada Maya membuat seisi kampus langsung histeris terutama para kaum hawa melihat titisan nabi yusuf mereka menarik lengan Maya pergi menjauh dari keramaian.
"Sintia kita bakalan penuhi nih kebutuhan Maya dia benar-benar bisa menaklukkan hati senior itu," ucap Zahra mengakui kekalahan mereka.
"tapi aku belum yakin apa beneran mereka pacaran, " ucap Sintia memandang kearah Dimas dan Maya yang sudah pergi menjauh dari pandangannya.
sementara Rere sangat bahagia melihat Maya bersama Dimas ia senyam-senyum tak jelas membuat Sintia dan Zahra memandang ke arah Rere.
"kenapa kalian memandang gua,? " tanya Rere polos.
"Lo lupa ingatan ya, uang kita akan benar-benar habis karena Maya menangi tantangan yang kita berikan padanya!" ucap Zahra pada Rere.
"ah itu mah Rere tau tapi melihat mereka berdua Rere jadi baper...! Rere juga pengen di tantang kaya Maya deketin cowok senior dong" ucap Rere.
"wah bukan teman gua nih, Za ada balok ga bisa kita tabok nih makhluk ciptaan Tuhan satu ini ," ucap Sintia sangat geram dengan Rere
"astagfirullah Sintia, tarik napas hembuskan," ucap Zahra dan Sintia mengikuti arahan Zahrah
...****************...
"ih lepasin sakit tau apa bisa lembut sedikit dengan seorang wanita ,!" ucap Maya.
Dimas langsung melepas genggaman nya dari tangan Maya yang tentu si empu pemilik tangan langsung meniup pergelangan tangannya yang sudah merah akibat ulah Dimas.
" apa yang anda lakuin perjanjian kita cuma sebatas berpura-pura pacaran di depan sahabat anda tapi mengapa anda menyentuh saya tanpa persetujuan saya " Dimas menatap Maya dengan sinis.
"ya elah gua hanya meluk lengan Lo enggak lebih juga lebay amat jadi cowok ," ucap Maya dengan sewot.
"saya tidak suka di sentuh oleh wanita manapun kecuali ibu saya apa anda mengerti," dimas menahan amarahnya .
"hello Dimas Pratama yang katanya titisan nabi Yusuf namun akhlak seperti Squidward, gua sama sekali gak nafsu juga sama Lo dan gua juga lakuin itu agar sahabat gua percaya dengan omongan gua! " balas Maya namun saat menatap Dimas malah ia mendapatkan ekspresi datar dari wajah tampan Dimas.
" apa nih cowok benar-benar gak tertarik sama gua gitu " batin Maya
"batalin semua rencana kita! " pinta Dimas datar.
"apa tidak bisa begitu, Lo mau kerjaan Lo jadi taruhannya! " ancam Maya.
"saya lebih baik kehilangan pekerjaan dari pada harus berhubungan dengan orang seperti anda! " ujar Diana menohok membuat Maya terdiam seribu bahasa melihat punggung Dimas yang sudah mulai hilang dari pandangannya.
"kok rasanya nyesek banget ya "
bersambung....
TBK...
jangan lupa bantu like, vote, favorit kalau kalian menyukai cerita author 🥰🥰 dan jangan lupa juga tinggalkan jejak komentar kalian karena bisa membuat author semakin bersemangat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments