Stay With Me
Maya Putri Dirgantara itu lah nama ku, anak dari seorang milyarder ternama di Indonesia, Siapa sih yang gak kenal dengan Edwan Dirgantara yang mempunyai perusahaan nomor satu dan mempunyai banyak cabang hingga ke luar negeri dan itulah Daddy ku yang sangat memanjakan ku dengan harta miliknya.
Namun semua itu tidak artinya bagi ku saat aku sudah menyandang status sebagai seorang istri dari Dimas Pratama, seorang anak yang hidup sederhana dan anak yatim-piatu, entah dosa apa yang telah aku lakukan sehingga aku mendapatkan pria seperti itu.
Tak aku pungkiri Dimas memiliki wajah yang tampan, bibirnya yang tipis dan hidungnya begitu mancung di tambah dengan kulitnya yang begitu putih membuat wanita mana saja bisa terpesona tapi tidak bagi ku, dia sangat jauh dari kriteria lelaki idaman ku dan yang lebih parahnya lagi Dimas adalah Kaka senior di kampus ku dan pastilah sangat terkenal di kalangan wanita karena ketampanan dan sifat dinginnya kepada semua jenis orang yang bernama wanita.
Pasti banyak yang bertanya kenapa Dimas bisa bersekolah di kampus yang sama dengan ku , yah dia mendapatkan beasiswa sehingga bisa bersekolah di kampus yang terkesan begitu mahal dan hanya orang-orang elit yang bisa bersekolah di sana, sungguh beruntung dirinya.
Kejadian yang membuat ku menyandang status sebagai istrinya karena suatu kesalahan yang aku sendiri mengutuk diriku karena tindakan bodoh ku yang mau menerima tantangan dari para sahabat ku untuk menaklukkan hati Dimas yang seperti batu es sangat dingin dan kaku, sehingga membuat ku harus berurusan dengan Dimas dan akhirnya sebuah kesalahan terjadi yang tak kami sengaja dan membuat aku dan Dimas terpaksa harus menikah.
Awalnya aku sih ogah ya untuk melakukan hal itu, tapi demi harga diri ku Maya Putri Dirgantara yang begitu cantik dan mempesona dan banyak pria yang mengantri untuk berkencan dengan ku tidak bisa menaklukkan hati Dimas aduh apa kata dunia kalau aku gak bisa lakuin itu.
Kejadian ini terjadi Sekitar 1 bulan yang lalu sebelum aku menyandang status sebagai istri Dimas Pratama dan hidup tanpa kemewahan dari orang tua ku.
Flash back kejadian 1 bulan yang lalu
Hari ini hari pertama bagi ku untuk berkuliah di tempat yang aku inginkan yah kampus elit yang berada di kota metropolitan, banyak orang-orang elit bersekolah di kampus satu ini karena fasilitasnya yang begitu lengkap dan para dosen yang mengajar pun bukan hanya berasal dari orang lokal namun orang luar pun ada.
Aku Maya Putri Dirgantara kedatangan ku sangat di sambut dengan teriakan meriah dari para lelaki yang memuja ku, yah hal itu sudah biasa untuk ku dan aku sangat menikmati hal itu, namun aku tau di balik suara huru hara teriakan para fans ku, aku mendengar beberapa ocehan sampah dari para wanita yang mungkin iri dengan kecantikan yang aku miliki.
Aku duduk manis di bangku taman kampus sambil menunggu para sahabat ku yang mengikuti ku masuk di kampus elit ini, tidak menunggu lama teriakan suara yang memanggil nama ku dan tak asing lagi bagi telinga ku, aku menatap ke depan dan melihat ke tiga sahabat ku sudah datang dan langsung memeluk ku dengan erat seakan kita gak bertemu selama 2 purnama.
"Apaan sih ! gua sesak nih lepasin dong, " pinta ku kesel saat Rere memelukku yang membuat ku merasa tidak nyaman.
"Ya ampun May Lo kaya gak tau Rere aja di antara kita dia tuh yang paling lebay, gua aja tadi di peluk sampai gak bisa napas ," cetus teman ku yang bernama Sintia.
"Hehe...yah maaf Sin arwah gua kelepasan tadi, " ujar Rere teman ku yang mungkin agak sedikit konyol dan lalot di antar kami.
"Sin..,sin...,nama gua Sintia Lo kira gua sin cos tan apa. " jelas Sintia kesel dengan Rere yang memanggilnya dengan sebutan Sin.
"Udah deh apa gak malu kita jadi pusat perhatian...gua malu yuk masuk kelas, " timpal Zahra dengan malu langsung menarik tangan ku.
Berbeda dengan kedua sahabat ku Rere yang konyol dan lalot, Sintia yang tegas dan ucapannya agak sedikit kasar dan Zahra yang mempunyai sifat pemalu di antara kami dan dia juga seorang wanita yang mungkin katagori wanita salehah atau Solehah entah apa namanya aku lupa, hehe...
Zahra sangat rajin beribadah dan dia memakai sesuatu yang menutup kepalanya yang biasa aku dengar dia menyebutnya dengan hijab, orang tua Zahra juga tidak kalah kaya namun dia sangat di didik oleh agama berbeda jauh dengan ku.
Orang tua ku tinggal ayah ku seorang sementara Mommy ku telah meninggal saat aku di lahir kan dan aku terpaksa harus besarkan oleh para pelayan yang bekerja di rumah, kalau ayah ku sangat sibuk mengurus pekerjaan nya sehingga jarang ada waktu untuk mengurus ku, tapi aku mempunyai seorang kaka yang sangat menyayangi ku dan sekarang ia sedang berada negeri Pama Sam untuk menimbah ilmu di sana.
walaupun begitu kasih sayang ayah ku pun tidak pernah berkurang untukku dan sebenarnya aku jarang sekali atau mungkin tidak pernah untuk di ajarkan agama oleh ayah ku, walau agama ku tertulis dalam KTP pemeluk Islam tapi aku tidak pernah melakukan solat, saat puasa pun kadang aku sering bolong... astagfirullah sungguh aku hamba yang berdosa.
Kami pun menuju dalam kelas...oh iya kalian pasti bertanya kenapa kami menuju kelas yang sama..yups kami memilih jurusan yang sama karena kami terbiasa sejak SMP dan SMA kami sekelas dan saat kuliah pun kami bersepakat untuk memilih jurusan yang sama dan kampus yang sama, mantapkan.
Kami pun duduk sambil bercerita dan tertawa bersama namun kami berhenti bercerita saat mendengar pembicaraan yang menarik perhatian.
"Guys kalian dengar kan, ada cogan di kampus kita, " ucap Sintia sangat antusias.
"Gua dengar Re, telinga gua masih normal, tapi dia seorang senior di kampus kita." balas ku dengan santai.
"Astaga! terus kenapa kalau dia seorang senior." Ucap Sintia.
"Lo suka sama Kaka senior itu, Lo belum pernah ketemu dan hanya mendengar cerita Lo langsung suka. " ujar ku santai sambil memainkan ponsel ku melihat beberapa Vidio yang lagi tren di aplikasi tok tok.
"Sintia beneran Lo suka sama Kaka senior yang di bicarakan tadi ,?" tanya Rere polos pada Sintia.
"Enggaklah yang bener aja, gua hanya punya ide gila sekilas saat mendengar obrolan mahasiswa tadi ," timpal Sintia sambil melirik ke arah ku, aku melihat tatapannya membuat ku merasa idenya ni anak pasti gak bener nih.
"May!," Panggil Sintia kepada Ku, aku yang mendengar Sintia memanggil nama ku langsung tau apa ide konyolnya yang tiba-tiba itu.
"Stop deh Sintia, gua gak mau hubungan gua hancur dengan boy! Lo tau sendiri kan gua bukan wanita sigle gua udah punya kekasih, " jelas ku pada Sintia.
"Maksud pembicaraan kalian apa sih bisa di jelasin gak ,?" tanya Rere yang memang anaknya sedikit lalot.
Sementara Zahra sudah sangat mengerti arah pembicaraan kami dan dia juga setuju dengan ide konyol dari otak Sintia.
"Tapi Lo dengarkan kan Sintia, Kaka senior itu sangat dingin dan kaku di tambah lagi dia bisa bersekolah di kampus ini karena beasiswa berarti dia dari keluarga yang kurang mampu! bukan maksud gua merendahkan hanya saja Maya nya mau gak,? " papar Zahra melirik ke arah ku.
"Pasti maulah, iyakan may!" Sintia melirik ke arahku.
Aku hanya diam berpikir dengan baik bagaimana pun aku sudah memiliki seorang lelaki yang sangat aku cintai dia bernama Boy tapi sekarang dia bersekolah di luar negeri.
" Cukup deh Sintia gua gak mau mengkhianati pacar gua ," jelas ku berusaha menolak ide konyol dari Sintia.
"May! gua gak suruh Lo pacaran sama senior itu gua juga tau dia bukan tipe Lo tapi gua hanya tantang Lo untuk menaklukkan hati senior itu, Lo dengarkan tadi hampir setiap wanita sudah ia tolak secara mentah-mentah dan gak mungkin kan Lo kaya nasib para wanita itu secara Lo Maya Putri Dirgantara wanita cantik dan seksi tidak ada pria mana pun yang mampu nolak Lo." beber Sintia melirik ke arah ku.
gua berpikir sejenak iya masa gua gak bisa untuk menaklukkan cowok kaya Kaka senior yang di bicarakan mahasiswa tadi ,hello! gak mungkin lah secara gua Maya Putri Dirgantara mau tarung di mana muka gua.
"Baiklah hanya menaklukkan hatinya mah itu gampang unukku," jawab ku santai.
"Jadi May kamu memilih putus dengan Boy dan mengejar Kaka senior itu,? "Tanya Rere entah otaknya lalot atau apa sih, kenapa bisa gak paham apa yang kami bicarakan sejak tadi.
Zahra dan Sintia yang mendengar ucapan Rere langsung menepuk jidat mereka dan Zahra menjelaskan secara pelan-pelan kepada Rere agar dia paham.
"Oh jadi gitu, " ucap Rere
"Ah...,oh...,ah...,oh makanya tuh otak bisa gak di pake, " ucap Sintia kesel.
"Astagfirullah sin, otak gua ada kok nih ada dalam kepala gua sin, mau cek yuk kita ke rumah sakit papa gua untuk mengecek otak gua benar-benar ada kok gua pake gak pernah gua lepas ," jelas Rere dengan wajah polosnya.
Sintia pun menepuk jidatnya mendengar ucapan Rere sementara Zahra langsung menyuruh Rere untuk diam dari pada ikut nimbruk yang ujung-ujungnya gak nyambung.
"Jadi kapan misi ini berjalan,? " Tanya Zahra penasaran.
"Besok gua akan coba deketin sekalian gua suruh beberapa bodyguard gua untuk mencari tau tentang senior itu, " jelas ku sambil menarik di ujung bibir ku membentuk sebuah senyuman.
"Okeh kita taruhan kalo Lo bisa menaklukkan hatinya May, kita bertiga teraktir Lo selama sebulan full apapun yang Lo minta kami beliin deh," imbuh Sintia dan di anggukan oleh Zahra dan Rere.
"Okeh tapi kalian siap-siapin uang yang banyak, soalnya barang yang aku minta akan cukup mahal loh," terang ku.
Tak lama pun pembicaraan kami terhenti karena dosen sudah masuk dalam kelas untuk memulai pembelajaran.
"Hah... menaklukkan lelaki itu hal yang mudah bagi ku, lumayan di teraktir anak-anak," ucap ku dalam batin dengan pede banget secara aku gak pernah di tolak oleh cowok manapun.
Bersambung....
hallo reader tersayang author 😘😘😘 ada yang baru nih 😁😁😁 novel baru karya author mohon dukungannya ya 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Seuntai Kata
Aku mampir kak, Ceritanya bagus👍, Semangat terus ya kak💪😊.
2022-08-15
1
atalim
hadir kak
2022-06-30
2
🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️
mampir Thor
2022-06-30
1