04. Kak, nikahi aku.

"Aaaakkhhh..," pekik Ivy ketika menyadari tubuhnya dalam keadaan polos.

Diintip sekali lagi tubuhnya dibalik selimut berharap yang dilihat tadi hanyalah mimpi. Tetapi harapan nya pupus ketika tubuhnya terlihat kembali dalam keadaan yang sama, polos.

"Kenapa menjerit begitu? mengganggu saja," sindir Edzard pura-pura masih tertidur.

Ivy terjingkat melihat Edzard tidur disampingnya dengan dada tanpa balutan sehelai benang.

Sebenarnya Edzard sudah terbangun sedari tadi. Tetapi enggak beranjak karena sekali lagi ia terpana dengan kencantikan yang dimiliki Ivy.

Apalagi dengan bentuk tubuh Ivy yang selama ini tak pernah ditunjukkan pada orang lain. Tubuh ideal yang tersembunyi dari penampilan culun seorang Pricilla Ivy Alexander.

Entah mengapa ada rasa tak rela jika kecantika Ivy diperlihatkan pada orang lain.

Matanya menangkap tanda kepemilikan terlukis di leher dan dada Ivy. Edzard menelan saliva mengingat banyak nya tanda kepemilikan itu di area dua aset berharga yang tersembunyi dibalik selimut.

Sh*it, umpat Edzard dalam hati merasakan juniornya mengeras di balik boxer yang ia kenakan.

Melihat Ivy menggeliat membuat matanya spontan terpejam.

...****...

"Kak, apa yang telah terjadi? kenapa kakak tega lakuin ini padaku?" tangis Ivy pecah. Tentu ia tahu jawaban mengapa berada satu ranjang dengan pria di kamar hotel dalam keadaan tak berbusana.

"Apa kamu tak ingat kalau malam tadi mabuk? beruntung aku ada di klub jika tidak, maka bukan aku yang kamu perkosa," kilah Edzard membuat Ivy menghentikan tangis nya.

Ivy menoleh menatap Edzard. "Aku perkosa kakak? apa enggak kebalik? biasanya cowok yang perkosa cewek," elaknya tak terima dengan apa yang dikatakan Edzard sebelumnya.

"Tapi keadaan kita berbeda. Lihat saja kemeja ku di lantai itu, kancing nya terlepas semua karena kamu gak sabar pengen lihat dada bidang ku ini."

"Stop. Jangan di terusin," sungguh Ivy tak sanggup mendengar apa yang terjadi malam tadi.

Sejurus kemudian ia menarik rambut Edzard hingga sang empunyanya meringis bahkan terpekik.

"Sa-sakit," cicit Edzard apalagi Ivy juga mencakarnya.

Karena sudah terlalu sakit membuat Edzard memegang kedua tangan Ivy langsung mengukungnya.

Pandangan mata Edzard tertujuh pada dua aset milik Ivy yang montok dengan beberapa cap kepemilikan dari nya. Ia menelan saliva kasar karena tergiur kembali.

Memang ini pertama baginya. Tetapi Anabella sering sekali mencoba menggoda nya tak pernah sekalipun terpengaruh. Dengan Ivy merasa berbeda. Setiap menyentuh Ivy seperti ada aliran listrik yang mengalir di darahnya. Dan itu membuat ia merasa bahagia.

Pandangan mereka bertemu karena Ivy berontak. "Jangan bergerak atau kita akan mengulangi kejadian malam tadi."

Edzard mengancam namun sekaligus melakukan nya lagi. Bibir keduanya sudah menyatu. Memang Edzard belum berpengalaman dalam hal ciuman. Tetapi ia menirukan apa yang pernah ditonton di film.

Menyapu setiap jengkal bibir, menggigit bibor bawah Ivy agar membuka mulut dan benar saja. Lidahnya menari-nari di dalam sana walau tak ada balasan tetapi ini sangat nikmat baginya.

Nafas keduanya memburu ketika ciuman itu usai. Mata mereka bertemu tanpa suara berucap. Kemudian Edzard berguling kesebelah Ivy.

"Bersihkan dirimu, kita harus bicarakan tentang kejadian ini," ujarnya tanpa melihat Ivy disebelahnya.

Ivy pun segera menarik selimut untuk menutupi tubuhnya lalu bangkit berjalan menuju kamar mandi.

Sedang Edzard rebahan menatap langit-langit. Bayangan kejadian malam tadi terngiang semakin menyiksa junior meminta di tuntaskan lagi.

Kemudian pikiran nya melayang dimana Anabella masih menghubungi nya. Ia tahu jika kekasihnya itu memiliki hubungan gelap dengan salah satu aktor yang cukup terkenal di tanah air.

Ia mengambil ponsel menghubungi Aaron untuk sediakan pakaian baru untuknya dan juga Ivy. Khusus Ivy, dirinya meminta sesuai penampilan wanita itu.

Entah mengapa dirinya tak rela kecantikan Ivy dilihat orang lain.

"Kak, kenapa milik ku tak sakit? kata teman-teman ku kalau pertama kali melakukan itu akan terasa sakit dan perih. Bahkan mereka susah untuk berjalan," ucap Ivy baru saja keluar dari kamar mandi.

Edzard bangkit duduk di tepi ranjang membelakangi Ivy karena lagi-lagi harus menahan hasrat karena penampilan wanita itu kembali membangkitkan gai rah nya.

"Kamu ingin tak bisa berjalan seperti teman mu? kalau begitu, kita harus mengulanginya lagi," sahutnya mendekati Ivy yang berdiri terpaku karena kedatangan nya.

Edzard terus mendekat hingga tubuh Ivy menabrak dinding. Tangannya sudah berada di dinding sebelum kepala Ivy terantuk disana.

Tanpa menunggu waktu, Edzard kembali mencium bibir Ivy. Seperti bibir itu sudah menjadi candu untuknya.

Sangat manis, gumam nya dalam hati.

"Ingin mengulangnya lagi, hm?" tanya Edzard setelah melepas pagutan nya.

Ivy menggeleng lucu membuat Edzard mundur selangkah. "Tunggu disini, jangan buka pintu walau ada yang mengetuk. Paham?"

Lagi-lagi Ivy mengangguk menurut. Tanpa sadar Edzard tersenyum tipis meninggalkan Ivy berdiri terpaku.

Ivy mengerjab berulang kali merasa tak percaya dengan apa yang terjadi. Hidupnya berubah 180⁰ setelah kakak dari sahabatnya menajak menikah dan sekarang bermalam di hotel dengan pria itu.

Matanya tertuju pada pakaian mereka yang berserak di lantai. Di ambil kemeja Edzard memastikan ucapan pria itu.

Ia pun meringis melihat keadaan kemeja itu sudah tak layak pakai. "Apa aku seganas itu? tapi kenapa aku tak mengingatnya? apa jika mabuk menjadi lupa ingatan begini?" cecarnya pada diri sendiri.

Dilihat tubuhnya dari pantulan cermin. Matanya menangkap tanda kepemilikan di lehernya. Jujur saja, ia begitu menyesali datang ke tempat itu apalagi membayangkan wajah Papa Nazeef pasti kecewa dengan keadaan nya sekarang.

Tetapi mengingat wajah Edzard seketika membuat rona merah merona di wajahnya. Siapa yang tak akan jatuh cinta pada Edzard yang memiliki wajah rupawan dan tubuh yang sangat di inginkan wanita.

Ivy menggeleng ketika pikiran nya mulai tak beres. "Kau mesum, Ivy." umpatnya pada diri sendiri.

Di dalam kamar mandi. Edzard baru selesai melakukan senam lima jari. Dan itu butuh waktu sangat lama.

"Hah, dasa gadis culun membuatku hor ny dan bodohnya aku tak bisa menyalurkan nya langsung," gerutunya kemudian membersihkan diri.

Selesai membersihkan diri dan memakai handuk melilit di pinggangnya. Tatapan mereka bertemu. Untuk beberapa saat tubuh Edzard terpaku karena terpana dengan kecantikan yang dimiliki Ivy.

Tersadar membuat ia berdehem untuk menetralisir keadaan jantung yang berdegup kencang selama berdekatan dengan wanita itu.

Ketika hendak duduk, pintu kamar mereka di ketuk membuatnya memilih membuka pintu.

"Wah Bos, sudah mandi saja. Gimana? Gol?" tanya Aaron ketika Edzard membuka pintu.

Edzard berdecak dengan wajah datarnya. "Sini bajunya," pinta Edzard dengan pintu terbuka sebatas tubuhnya saja karena tak rela Ivy dilihat pria lain.

"Ah, Bos mah begitu. Oh ya, Bos. Apa aku buat jebakan begini saja ya agar bisa nikah sama adik bungsu Bos yang galak itu," canda Aaron membuat Edzard kesal.

"Setelah itu, bersiaplah kepala mu terpisah dari tubuhmu, Aaron," erang Edzard membuat Aaron cekikikan sembari melangkah menjauhi Edzard. Ia memang sangat senang menggoda Bos sekaligus sahabatnya itu. Walau sebenarnya ada rasa kagum pada adik bungsu Edzard, Alice.

Setelah kepergian Aaron, Edzard masuk memberikan pakaian ganti untuk Ivy dan ia masuk kembali ke kamar mandi untuk mengganti pakaian juga. Seusai itu ia pun keluar dan melihat Ivy sudah memakai pakaian baru itu.

"Kak, gimana kalau aku hamil? aku gak mau kecewain Papa dan Mama," ucap Ivy lirih menundukkan kepala dalam.

Edzard duduk dengan tegak memerhatikan Ivy begitu terpukul, tetapi tetap saja ia hanya ingin tujuan nya tercapai.

"Tapi kamu yang memperkosa aku, padahal malam tadi aku sudah menolak tapi kamu menarik ku dan merobek kemeja ku dengan paksa karena kamu begitu menginginkan ku."

Tatapan mereka bertemu ketika Ivy menengadah. Dari sorot mata keduanya membuat jantung mereka semakin berdegub kencang kemudian Ivy menunduk menyembunyikan rona merah di pipinya sedang Edzard mengalihkan pandangam ke arah yang berbeda.

"Kak, nikahi aku."

❤️

TBC

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***